Mamoru berjalan santai, tangannya memeluk erat dua buah tas kertas besar berisi makanan dan minuman, di dadanya. Pria berusia tiga puluh lima tahun itu sedikit menganggukkan kepala saat berpapasan dengan seorang pegawai wanita yang sejenak membungkuk hormat padanya lalu berlari secepat mungkin dengan dua orang petugas keamanan di belakangnya."Penyusup itu berlari ke lantai dua. Aku yakin."
Mamoru menghentikan langkahnya, menengok ke belakang, menatap punggung wanita yang kesusahan berlari karena sepatu hak tingginya. "Penyusup?" gumam Mamoru pelan dengan kedua alis bertaut.
Pria itu menghela napas panjang. Entah sudah berapa kali seorang penyusup berhasil masuk ke dalam gedung agensi ini. Mamoru sama sekali tidak mengerti, bagaimana para penyusup yang sebagian besar didominasi oleh remaja wanita itu berhasil masuk ke dalam gedung yang memiliki sistem keamanan yang canggih.
"Tidak perlu kau pikirkan, Mamoru!" ujarnya pelan, pada dirinya sendiri. Ia kembali menghela napas panjang saat tiba di depan pintu ruangan khusus milik Centaurs. Mamoru membungkuk untuk membuka pintu, sedikit kesulitan karena barang bawaan yang dibawanya.
"Apa kalian sudah dengar ada penyusup masuk?" ujarnya sembari mendorong pintu dengan punggungnya. Mamoru mengerjapkan mata, satu alisnya terangkat saat mendapati seluruh tatapan personil Centaurs terarah padanya. "Ada yang salah dengan pertanyaanku?" tanyanya lagi dengan satu alis terangkat. Saat ini ia belum sadar jika ada satu orang tamu tak diundang di dalam ruangan itu.
Mamoru berjalan menuju sebuah meja untuk meletakkan barang-barang bawaannya. "Kenapa kalian terlihat sangat tegang?" ujarnya dengan gelengan kepala pelan. Mamoru mengangkat wajahnya, melirik Hide yang berdiri tidak jauh darinya. Beberapa detik kemudian ia tersentak kaget saat menyadari keberadaan Sora di dalam ruangan itu.
Keterkejutannya itu sama sekali belum pulih saat tiba-tiba pintu ruangan itu kembali terbuka lebar, menampilkan seorang pegawai wanita serta dua orang petugas keamanan yang berdiri dengan ekspresi sama terkejutnya dengan Mamoru saat mata mereka melihat sosok Sora. "Berani sekali kau bersembunyi disini!" pekik pegawai wanita itu sembari berjalan cepat ke arah Sora. "Kau pikir bisa melarikan diri dariku setelah mengelabuiku?" tambahnya dengan aura menakutkan. "Seret penyusup itu keluar!" perintahnya keras pada dua orang petugas keamanan yang ikut merangsak masuk ke dalam ruangan.
"Penyusup apa?" tanya Hide dengan tenang. Pria itu berdiri di depan Sora, tangan kanannya terulur ke depan, memerintahkan kedua petugas keamanan itu untuk berhenti mendekat. "Sebenarnya ada apa, Nona Himura?" tanyanya sopan pada pegawai wanita berpakaian ketat yang kini merengut manja, berlebihan.
"Gadis itu penyusup," ujarnya, menatap tidak suka ke arah Sora yang kini bersembunyi di belakang punggung Hide. Pegawai wanita itu kembali mengulas senyum centil saat matanya terarah ke arah Hide. "Apa dia mengganggumu, Hide-kun?" tanyanya membuat Daiki memutar kedua bola matanya.
Hide tersenyum tipis, membuat wanita bermarga Himura itu mengipasi wajahnya yang memanas dengan telapak tangannya. Dengan gerakan pelan, Hide menarik pergelangan tangan Sora, membuat gadis remaja itu berdiri tepat disisi kirinya. "Dia bukan penyusup," dustanya lihai. "Dia asisten Kak Mamoru yang baru."
"Hah?" teriak Mamoru dan personil Centaurs lainnya kompak. Mata mereka membola, sama sekali tidak percaya jika saat ini Hide tengah melindungi seorang gadis asing yang kini terlihat sama terkejutnya mendengar pernyataan Hideaki.
Hide melirik kearah Sora yang menatapnya dengan ekspresi lucu. "Kenapa kau tidak sopan?" ujarnya, membuat Sora mengerjapkan mata. "Perkenalkan dirimu pada Nona Himura!" perintahnya dengan ekspresi tegas.
Sora kembali mengerjapkan mata. Apa lelaki kasar disampingnya ini sedang melindunginya? "Namaku Sora Ito," ujar Sora setelah pikiran jernihnya kembali, ia lalu membungkuk dalam kepada Himura, beberapa detik kemudian ia kembali berdiri tegak, berusaha untuk tersenyum normal dan kembali bicara, "maaf atas kejadian tadi. Pertanyaan Anda membuatku ketakutan dan tanpa berpikir panjang aku memilih untuk melarikan diri. Aku benar-benar minta maaf!" katanya panjang lebar. Sora kembali membungkuk dalam setelahnya, berharap aktingnya saat ini sangat meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Out Of My League
Teen FictionVERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Sora Ito, gadis berusia dua puluh tahun nekat pergi ke Jepang untuk menyusul cinta pertamanya. Sayangnya usahanya gagal, ia patah hati, dan seolah belum cukup, ia pun harus berurusan dengan Hideaki Yamag...