Bab 15 : Ikatan

3.3K 567 30
                                    

Author playlist : Chopin - NOCTURNE op. 9 no. 2 in E flat major - ANDANTE - Daniel Baremboim

***

Maaf, updateannya super duper lama. Xixixi... ^0^

Enjoy! 

***

Suara tepuk tangan membuat Hide menghentikan langkahnya dan melirik ke arah tiang dimana Daichi menyembunyikan diri. "Aku tidak pernah menyangka jika kau bisa berkata sesadis itu pada Aika," kata Daichi dengan nada ketidakpercayaan. "Aika bahkan tidak bisa berkata-kata setelah mendengar pernyataanmu."

"Kau menguping pembicaraan kami?"

Daichi tersenyum canggung mendengar pertanyaan sinis Hide. Pria itu langsung merangkul bahu leadernya dan berkata, "Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian bukan menguping." Dia membela diri.

Hide mendengus, jelas tidak percaya,

Daichi memang tidak sengaja mencuri dengar pembicaraan itu. Pada awalnya dia berniat untuk membalikkan badan dan pergi, tetapi saat Hide menyebut nama Sora, langkah Daichi pun berhenti dan ia memutuskan untuk mengetahui sisa pembicaraan antara Aika dan Hide.

"Jadi, hubunganmu dengan Sora sangat serius, huh?" tanya Daichi, memutus keheningan diantara mereka. Sudut mulutnya diangkat naik saat melihat Hide tersenyum penuh arti padanya. "Hei, kau tahu jika Sora bukan gadis biasa?"

Hide mengangkat bahunya tak acuh. Apa pedulinya?

"Dia memiliki dua orang kakak yang bertemperamen sulit," sambung Daichi serius. "Tubuhku bahkan bergetar takut hanya karena lirikan tajam kakak pertama Sora," ujarnya. "Sementara Senior Yuuki..." Ia menjeda. Kedua matanya memicing. "Mungkin ini hanya perasaanku saja, tapi dia memiliki aura yang berbahaya."

Hide tergelak lalu menampar dada Daichi keras hingga pria memiliki tinggi tubuh seratus sembilan puluh centimeter itu melepaskan rangkulannya dan terbatuk.

"Otakmu pasti sudah dipengaruhi oleh drama thriller yang dimainkan olehnya," kata Hide tanpa bisa menyembunyikan kekehannya. Ia kembali mengangkat bahunya tak acuh. "Well, aku harus mengakui jika dia memang terlihat sangat menakutkan dalam drama itu—"

"Bagaimana jika sifat aslinya seperti itu?" potong Daichi cepat. "Kita tidak pernah tahu kedalaman hati seseorang, bukan?"

"Daichi, kau sama sekali tidak membantuku," keluh Hide. "Apa kau harus menakutiku seperti itu?" tanyanya membuat Daichi tersenyum canggung. "Aku masih harus menghadapi penggemarku, lalu ibu Sora dan kedua kakaknya dan sekarang kau malah menakutiku?" tanyanya, dengan ekspresi tak percaya.

Daichi kembali mengulum sebuah senyum simpul. Pria itu melambaikan tangan saat melihat berjalan melewati lobby gedung agensi tempatnya bernaung dan melihat barisan penggemar berbaris di depan ruang kaca, di luar gedung.

"Lihat para penggemar kita. Mereka tidak akan segan-segan menyakiti Sora jika tahu kau menyukainya. Kau sudah tahu hal itu. Masalah yang terjadi kemarin saja belum selesai dan sekarang kau malah memperkeruhnya dengan mengatakan perihal hubunganmu dan Sora pada Aika."

Hide menekuk keningnya dalam. "Lalu apa yang harus kulakukan?" tanyanya, terdengar parau. "Aika harus tahu dimana tempatnya berdiri saat ini. Ini yang dia inginkan. Aku tidak salah jika mengatakan hal itu padanya, kan?"

"Aku tidak yakin," jawab Daichi." Pria itu menjeda. Ekspresinya terlihat berpikir keras. "Ah, mungkin kau harus berpura-pura jika Sora menolakmu karena takut pada penggemarmu."

Satu alis Hide terangkat mendengarnya.

Daichi mengangguk pelan. "Dengan begitu penggemarmu akan bersimpati dan mendukung hubungan kalian."

TAMAT - Out Of My LeagueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang