Bab 5 : Patah Hati

4.8K 636 39
                                    

Note : Source pics = www.pinterest.com

Sora berjalan cepat dengan dua tas belanja penuh berisi makanan di tangan kanannya, sementara tangan kirinya sibuk menekan telepon genggam dengan teknologi layar sentuh tersebut. Sesuai intruksi dari Mamoru, ia harus memastikan artis-artisnya sudah makan malam sebelum sampai di Stasiun TV K pukul enam nanti. Ia juga harus memastikan jika kendaraan yang akan menjemput mereka sudah siap menunggu pukul empat tiga puluh sore.

Merepotkan, pikirnya masam. Namun apalagi yang bisa dilakukannya selain melakukannya? Mamoru dan Hide bukan hanya menolongnya dari tuduhan menerobos masuk tanpa ijin, tapi mereka juga membuatnya berada dekat dengan Kato.

Ia mengernyit lalu menghela napas panjang. Berada dekat apanya? Pikirnya lelah. Yang terjadi dua hari ini dia terus berada di luar gedung agensi dan mengurus keperluan Centaurs.

Mengesalkan, batinnya lagi. Aku harus memaksa Hide untuk mempertemukanku dengan Kato. Sora menekuk keningnya dalam. Tapi bagaimana caranya? Memaksa pria itu untuk membantunya bukanlah hal yang mudah, pikirnya kalut. Atau aku meminta bantuan Daichi saja? Ia mengangkat satu alisnya saat memikirkannya, sejenak terdiam lalu menggelengkan kepala pelan. Tidak. Semakin sedikit orang yang tahu akan semakin bagus, pikirnya.

"Kau kemana saja?" tanya Hide saat Sora kembali.

Sora memutar kedua bola matanya, lalu meletakkan tas belanjaannya di sebuah meja kosong. Ia terdiam, mengabaikan tatapan serta nada menuduh dalam suara pria itu.

"Aku bertanya padamu," ujar Hide lagi dengan nada yang semakin menyebalkan.

Wanita muda itu menggigit bibir bawahnya, menahan diri untuk tidak berteriak tepat di wajah Hide yang mash menatapnya dengan tatapan menuduh. Dengan gerakan tenang dia menunjuk tas belanjaannya. "Belanja untuk makan malam kalian," ujarnya setelah menarik napas beberapa kali untuk menetralkan nada suaranya.

Satu alis Hide terangkat. Dengan malas ia mengintip isi belanjaan Sora. "Kenapa tidak bertanya dulu sebelum belanja? Asal kau tahu, selera makan kami berbeda-beda. Kami tidak terbiasa makan makanan murah."

"Oh, andai penggemar kalian mendengar ucapanmu," seru Sora sembari mengangkat kedua tangannya ke udara. "Aku membeli makanan sehat untuk makan malam kalian. Yang terpenting memenuhi karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Itu saja, kan?" tantangnya dengan dagu terangkat.

"Aku alergi kacang."

"Aku tidak membeli kacang," balas Sora cepat. "Ck, bisakah kau duduk dan tinggalkan aku sendiri untuk menyelesaikan pekerjaanku?!" tambahnya yang mulai merasa jengah karena Hide terus berdiri, mengawasinya dengan tatapan tajam.

Hide mengangkat bahunya, dan menjawab ringan, "Aku harus memastikan agar makanan yang akan aku konsumsi aman, Sora."

Urat-urat kesabaran wanita itu nyaris putus. Dadanya kembang-kempis. Menghadapi Hide ternyata sangat menguras emosinya yang biasanya stabil. Ia kembali menghitung hingga sepuluh sebelum menjawab dengan sebuah senyum palsu yang mampu membuat bulu kuduk berdiri karena melihatnya. "Aku tidak akan meracunimu, Tuan Hideaki Yamaguchi," ujarnya pelan. "Selama kau masih berguna untukku, aku akan mengijinkanmu untuk tetap hidup," tambahnya dengan aura menakutkan.

Hide sontak mundur satu langkah ke belakang. Jujur saja, menghadapi wanita seperti Sora merupakan hal baru untuknya. Ia terbatuk kecil, melirik ke arah belakang dimana Aoi dan Daichi berpose untuk pengambilan gambar terakhir. Pria itu terbatuk kecil sebelum kembali menatap asisten manager yang balas menatapnya galak. "Apa kau punya minuman dingin?" tanyanya kemudian dengan nada lebih bersahabat.

Sora mengangguk pelan, mengeluarkan sebuah minuman ringan dingin dari tas belanjaannya lalu menyodorkannya pada Hide.

"Terima kasih!" ucap pria itu saat botol minuman ringan itu berpindah dengan cepat ke tangannya.

TAMAT - Out Of My LeagueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang