Part 5 - The Story About Osric, Osmond, And Orlin Family 2.

2K 43 8
                                    

Part 5 - The Story About Osric, Osmond, And Orlin Family 2

"Begitu kira-kira tuan ceritanya." Ucap Jacob parau. 

"Kau ini bagaimana! bisa kerja tidak?" Robert menggebrak meja sambil menatap kesal kearah Jacob.

"Saya tidak mengerti bagaimana mahluk-mahluk menjijikan itu menyerang kami tuan. Kami tidak tahu." Bela Jacob sambil menatap mata Robert dengan melihat kesunguhannya di mata Jacob.

Kau mengapa tidak ikut mati saja? Ucap Robert dalam hati. Ia kesal karena rencannya mengirim bawahannya tidak bersisa pupus sudah. Karena Jacob masih hidup dan berdiri di depannya, masih ada satu penghalangnya. Dan ia berjanji akan menyingkirkan Jacob secepatnya, dengan tangannya sendiri atau dengan cara lain.

"Panggilkan cucuku Jacob." Aku harus bicara dengannya.

"Baik tuan." Jacob menghela nafas berat meninggalkan ruang itu.

Gadis mungil bermata ungu sedang dilanda kesal bukan main. Mengapa? Karena dia dikejutkan dengan sorak senang dari berbagai kalangan. Tapi hal tersebut tidak membuatnya merasa puas, karena ia tidak menginginkan sorak senang dari orang-orang asing. Padahal yang ia inginkan hanya satu. Kakek tersayangnya melihat sendiri bidikannya. Namun, kandas sudah Keinginannya.

"Amethyst!" Panggil seorang perempuan menghampirinya. 

"Ya. Arrene?" Suara Amethyst menyahuti panggilan Arrene. Arrene menghampiri Amethyst lalu duduk di sebelah kanannya.

"Kalian berdua kok tidak ajak-ajak aku sih?" Seorang gadis berteriak kesal menghampiri Arrene dan Amethyst, yang memotong ucapan yang akan di lontarkan Arrene kepada Anethyst. 

"Irrene. Kau mengganggu saja! Pergi sana dan bermainlah dengan boneka kumalmu itu!" Arrene mendengus sambil membuang muka.

"Loh? memangnya aku salah apa?" Irrene menjawab dengan wajah polosnya. 

"Kau pengganggu!" Bentak Arrene. 

"Aku tidak merasa, malahan aku baru saja tiba. Aku hanya merasa iri kalian berdua berbincang sedangkan aku berdiri seperti orang bodoh disana tadi." 

"Kau itu perusak suasana tahu!" 

"Oh ya? Memangnya Amethyst mau kau temani huh?" Sekarang giliran Irrene yang berang akan tuduhan Arrene.

Mereka berduapun beradu argumen yang sangat tidak penting untuk di bahas! komentar Amethyst dalam hatinya. Mendengar Arrene dan Irrene bertengkar itu seperti merasa hembusan panasnya api neraka di hadapan wajahnya. Panas dan gerah.

"Hentikan. Irrene! Arrene!" Bentak Amethyst kesal. Sambil menatap garang ke arah mereka berdua. Sementara keduanya memandang Amethyst dengan rasa bersalah.

"Amethyst maaf. Arrene yang mulai duluan." Tuding Irrene.

"Bukannya kau yang duluan Irrene?" Tuding Arrene balik.

Amethyst merasakan jengah yang luar biasa. Sepertinya kedua orang itu akan bertengkar kembali. Aku harus segera mencari Kakek dan bertanya mengapa ia tidak datang! Ucap Amethyst dalam hati dengan tekad bulat.

"Kalian itu mahluk paling bodoh yang pernah aku lihat. Bertengkar tentang tidak penting. Ini, itu yang kalian ributkan. Hah?! Aku lelah mendengarkannya." Lalu Amethyst membuang nafas kesal.

"Kalian malulah. Usia kalian sudah 12 tahun. Dan kalian bertengkar didepan seorang gadis berusia 5 tahun. Sungguh menjijikan." Lanjut Amethyst dengan nada yang sinis lalu berdiri dan pergi meninggalkan Arrene dan Irrene.

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang