Part 14 - New Enemy!
Langkah mereka berdua terhenti tepat di depan pintu kastil keluarga Osric, Amethro tergagap entah kenapa saat melihat Dinda yang sedang menyirami bunga di taman. Mata ungu pekatnya tak lepas mengalihkan pandangannya dari Dinda. Amrald yang melihat kembarannya bertingkah aneh seperti itu, dengan sengaja ia memanggil Dinda agar mendatanginya. Kendati mata ungu pekat Amethro melotot marah kepada Amrald.
"Ada apa nona Amrald?" Seulas senyum tipis terlukis di bibir Dinda.
Oh... I see, pantas saja Amethro begitu tergagap setiap di dekatnya.
Hmmm... ternyata, Vampire betina di depanku ini sangat menawan Vampire mana saja. Baik lelaki maupun perempuan.
Amrald mengibaskan tangannya di depan wajah Dinda, "Oh, itu si Amethro yang menginginkanmu. Bukan aku, dahhh..."
Secepat kilat Amrald langsung meninggalkan Amethro yang sejenak ingin mengejarnya dan seperti ingin menelannya hidup-hidup. Menghembuskan nafas kesal, Amethro langsung mengangguk kepada Dinda.
"Maaf jika Amrald tidak sopan, kalau begitu.. kau bisa meneruskan pekerjaanmu." Ujar Amethro dengan lembut sambil memberikan senyum andalannya.
"Ya tuan muda."
Mendengar jawaban seperti itu, Amethro langsung bergegas masuk kedalam, meninggalkan Dinda yang sedang menatapnya dengan tatapan nanar dan mata yang berkaca-kaca.
Selalu saja...
Selalu saja...
Amrald dan Amrald lagi...
Apakah aku tidak pantas bagimu tuan muda?
Karena pada dasarnya aku hanyalah Vampire miskin yang berprofesi sebagai pelayan?
Oh iya ya, hahaha... aku lupa, aku hidup di dunia nyata bukan di dunia mimpi.
Dinda menghapus kasar air mata yang membasahi kedua pipinya, ia berbalik dan kembali ke tempat tadi meneruskan pekerjaannya. Di samping pojok sebelah kiri yang terhalang oleh rerumputan yang memblukar ke atas, Amethyst hanya menggeleng-geleng tidak mengerti dengan tingkah para Vampire labil yang terlalu egois untuk mengungkapkan perasaannya masing-masing.
"Sepertinya aku harus bertindak." Kata Amethyst sambil mengibaskan rambut hitamnya ke belakang lalu berjalan masuk ke rumahnya tanpa merasa risih dengan pandangan Dinda yang nampak kaget dengan kedatangannya.
"Nyo.. nyonya!" Pekik Dinda tertahan, membuat Amethyst terkikik geli menanggapinya lalu masuk kedalam tanpa memperdulikan tatapan tidak percaya dari Dinda.
Oh, cabut nyawaku tuhan! jika perkataan hatiku terbaca oleh Nyonya Amethyst.
***
Dikamar yang besar. Berwarna serba putih layaknya rembulan. Amrald yang sedang beristirahat di ranjangnya langsung mengaduh sakit, tatkala ia mendapati dirinya terjatuh akibat hentakkan kasar dari Amethro.
"Kau? Apa maumu hah!" Amrald memekik tertahan, membuat Amethro langsung mengirimkan death glare pada Amrald.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, apa maumu hah? kau membuatku malu setengah mati dan setengah hidup atas kelakuan ababilmu tadi pada Dinda! dasar kembaran menyebalkan!" Sembur Amethro dengan galaknya, membuat Amrald melotot tidak terima.
"APA??? Aku hanya membantumu bodoh!!!" Teriak Amrald, berlari ke arah Amethro lalu menjitaki kepala Amethro dengan bringas.
Amethro berlari kesana-kemari, saat kepalanya merasa pusing akibat jitakan Amrald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amethyst
FantasyAleptipia adalah negeri yang melahirkan sekelompok pemanah handal yang berasal dari seluruh dunia. Yang mendirikannya adalah Robert Orlin Austicila. Namun Robert Orlin Austicila menghilang 11 tahun lamanya saat dia sedang bertugas di Ressold Country...