Part 12 - The Sign

1.3K 45 10
                                    

Part 12 - The Sign

Orion tiba di kastil milik Ronald, ia tersenyum lalu meurunkan Amethyst dari gendongannya. Dengan perasaan campur aduk, Amethyst menapaki lantai berkeramik yang tiba-tiba membuat dia limbung.

"Hati-hati My Lady!" Orion dengan cekatan menahan tubuh Amethyst, "Terima kasih Orion." Senyum hangat terukir dari bibir Amethyst. Orion hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah Amethyst terbiasa dengan pijakkannya, Orion mengajaknya menuju kamar yang selalu saja Amethyst rindukan.

"Apakah Ronald ada disini?" Tanya Amethyst pelan-pelan, terdengar membisik dan pipinya yang bersemu merah.

Orion menahan tawanya, ia menunjukkan kekakuan wajahnya yang terkenal 'irit'. "Sepertinya Master sedang menyiapkan upacaranya." Jawab Orion dengan jujur, lalu membungkuk pamit meninggalkan Amethyst yang melongo.

"Hah? Upacara apa Orion?" Amethyst setengah berteriak, dan itu membuat Orion terkikik geli. "Upacara yang seharusnya sudah dilaku..."

"ARRGGGHHHTTT... SAKITTT...." Amethyst terduduk dengan kebas di lantai, melihatnya seperti itu Orion langsung bergegas mendekati Amethyst.

Matanya terbelalak saat ia melihat gerakan brutal dari perut Amethyst, sedetik kemudian, Orion mengirimkan telepati kepada kekasihnya yang bernama Lacy agar ia mempersiapkan perlengkapannya dan bergegas ke kastil keluarga Osric.

"SAKIIITT.. ARGGHHTTT..." Nafas Amethyst memburu, keringat bercucuran di keningnya.

Kebas, Orion langsung menggendong tubuh Amethyst dan menidurkannya di ranjang. Sampai Orion mencium bau darah yang keluar dari perut Amethyst yang sobek. Mata Orion berubah menjadi merah, ia mati-matian menahan sisi liarnya agar tidak menjilat darah yang mengucur deras dari perut Amethyst.

"Ahh... ku... perut... ku... pe.. rih..." Terbata, Amethyst mengucapkan perasaannya dengan mata terbelalak.

Ya Tuhan...

Kenapa dengan perutku?

Perutku seperti terbelah...

Ugh! Sakit!

"Orion! Keluar sekarang juga!" Suara perempuan serta seretan di badan Orion membuat Orion menggertakkan rahangnya, "Apa kau mau mati? jika menghisap rare blood milik dia!" Bentak perempuan tersebut.

"Cepat selamatkan dia." Geraman dari bibir Orion meluncur begitu saja, perempuan  tersebut mengangguk. "Beri tahu Master Ronald sekarang juga." Dan setelah mengatakan itu, perempuan itu mendorong tubuh kaku Orion keluar pintu dan mengunci pintu tersebut menggunakan mantera.

"Namaku Lacy, aku seorang Doctor. Dan seperti yang kau lihat, aku juga Vampire. Uhm... meskipun bukan Pure Blood." Perempuan bernama Lacy itu terlihat santai menyulurkan tangannya, dan menjelaska tentang dirinya.

Amethyst hanya menggeram kesal, ia langsung menarik uluran dari Lacy lalu berteriak dengan kencang. "SIMPAN SAJA DULU PERKENALANMU VAMPIRE! AKU SEDANG KESAKITAN! APA MATA TAJAMMU TIDAK MELIHAT KEADAANKU SEKARANG HAH?" Lacy langusng pucat pasi mendengar Amethyst memarahinya, seolah tersadar ia dengan cekatan langsung menyiapkan perlengkapan medisnya.

"Oke, aku minta maaf. Maaf saja, cara menolongku agak sedikit kasar."

Kata sedikit itu sepertinya terlalu sederhana sebagai kiasannya. Mana ada yang namanya sedikit, tanpa perasaan ia langsung menggunting perut Amethyst dengan santai. Belum lagi segala macam suntikkan tertancap di setiap lekukan tubuh Amethyst. Dan sebagai pelengkapnya adalah semua penyelamatan tersebut tidak menggunakan bius.

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang