Part 11 - Your promise...

1.5K 48 10
                                    

Part 11 - Your promise...

Aku sebenarnya tidak kaget dengan berita yang kakek lontarkan seperti itu..

Uhm... yeah... mengingat berapa kali aku sudah tidur bersama dengan Ronald.

Ugh, lupakan fakta menyeramkan  itu!

Lupakan.

Tapi, yang jadi pertanyaanku adalah...

Kenapa ?

Kenapa Kakek bisa mengetahui sementara saja aku tidak mengetahuinya!

Amehyst memijit cuping hidungnya, lalu beranjak mengusap kasar keringat yang bercucuran di keningnya. Mata ungunya mendongkak dan menatap datar mata hitam Robert.

Amethyst terpekur menatap Robert, lalu ia menghembuskan nafas lelahnya “Kau sejak kapan berubah kek?” Lirihnya kemudian.

“11 tahun yang lalu.” Jawab Robert dengan santai.

“Apa? Apa maksudmu hah! Kau selama ini mempermainkan aku begitu? Menjadikan aku umpan untuk obsesi terkutukmu itu hah!” Teriak Amethyst dengan wajah yang begitu menggelap karena amarah.

Robert menyeringai menatap Amethyst dengan gaya anggun miliknya, Mata hitam Robert seakan tidak memberikan Amethyst ruang untuk menghirup nafas. Semuanya terasa sesak dan menyakitkan.

Aku...

Aku di jadikan taruhan oleh kakekku sendiri...

Demi obsesinya...

Obsesinya menjadi mahluk abadi yang ia agung-agungkan...

Terkutuklah sang pendosa yang menatap malas ke arahnnya. “Aku menginginkan keabadian Am... dan aku memilih meninggalkan kelompok kita. Demi hasrat dan gairahku untuk menjadi mortal.” Ucap Robert nyaris tanpa nada, bahkan mata hitamnya terlihat sekelam arang benar-benar hitam dan seperti menghipnotis.

Amethyst menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu berkata “Mengapa kek! Mengapa? Apa kakek tidak menghiraukan aku? Tidak menghiraukan semua yang terjadi selama ini terhadapku? Kek... aku... aku menyayangimu kek! Dan kau kakek brengsek yang pintar memanfaatkan keadaan hanya memantau perkembanganku dari jauh! DASAR SIALAN!” Rentetan kesakitan meluncur begitu saja dari bibir mungil Amethyst.

“Bagaimana caranya kek? Agar kau menganggapku menjadi salah satu bagian dari keluargamu ?” Tangis Amethyst pecah seketika, menyisakkan Robert yang memandangnya dengan tatapan yang begitu culas.

Robert mencondongkan wajahnya menatap Amethyst dengan begitu datar. “Gugurkanlah anakmu dengan si Osric itu!” Tegasnya cepat. Mengabaikan pelototan kaget yang terpancar jelas di mata Amethyst.

“Dan... menikahlah dengan Admika Am sayang, dengan begitu keturunan Osric itu akan musnah. Tak bersisa sama sekali.” Robert melanjutkan ucapannya dengan desissan yang begitu menyeramkan.

Terkutuklah kau kakek sialan !

 

***

Mengapa bukan Ronald yang membebaskan Amethyst? Jawabannya adalah Ronald tidak bisa menunjukkan wajah kuyunya yang mengguratkan kesakitan luar dalam, bathin dan raga di depan Amethyst. Apalagi keadaan Ronald yang sedang hampir sekarat karena di tinggalkan oleh Amethyst. Mata hitam Ronald menggelap, desisan ketidaksukaan terlontar begitu saja dari bibirnya. Ia sudah memerintahkan Orion untuk mengambil dan merebut Amethyst kepadanya.

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang