Part 13 - The Red Thread

1.3K 52 12
                                    

Part 13 - The Red Thread

Ketiga Vampire tersebut melongo tidak mengerti atas apa yang diucapkan oleh Amethyst. Bermacam-macam spekulasi tiba-tiba menghampiri otak mereka. Namun tetap saja, tidak ada jawaban sama sekali.

Ronald menghampiri Amethyst dengan perlahan, lalu menatap mata ungu Amethyst penuh kekhawatiran. "Sebenarnya tanda mereka itu artinya apa?" Tanya Ronald tanpa menyembunyikan raut wajahnya yang mengeras dengan kebas.

"Tanda itu..."

"Iya apa?" Lacy menginterupsi, membuat Amethyst memincingkan kedua matanya. "Kau tidak sopan." Dengus Amethyst kemudian lalu beralih menatap Ronald kembali.

"Di Aleptipia Country, aku pernah mendengar sebuah ramalan."

Dengan sengaja Amethyst memutuskan perkataannya, menatap satu demi satu para Vampire. Mata ungunya tiba-tiba berubah sendu.

"Ramalan tersebut mengatakan, akan ada kelahiran sang matahari dan sang rembulan di Ressold Country.  Mereka berdua akan menjadi kedua orang yang berpengaruh bagi Aleptipia dan Ressold.

Hanya saja, nanti akan banyak yang menginginkan kekuatan mereka. Karena mereka berdua terlahir dengan kekuatan yang begitu besar. Terlebih lagi, mereka berdua terlahir dari  Pure blood dan Rare blood. Aku pun tidak tahu jika mereka berdua adalah anak-anakku dengan Ronald." Wajah keruh Amethyst membuat Ronald terkesiap, mata hitam Ronald menatap penuh ingin tahu.

"Siapa peramal itu?" Tanya Ronald kemudian, "Aku tidak bisa memberi tahu. Karena begitu privacy, maafkan aku."

"Beri tahu kami My Lady, siapa tahu itu akan menjadi pertanda buruk jika kita tidak mencegahnya dari sekarang. Ada pepatah yang mengatakan 'Lebih cepat, lebih baik' dan 'Lebih baik mencegah daripada mengobati'." Ujar Orion, membuat semua langsung menganga takjub.

"Mereka adalah temanku." Desah Amethyst, lalu menaruh Amethro di ruang kosong di sampingnya.

Setelah kira-kira Amethro tidur dengan nyaman di atas ranjang tersebut, Amethsyt langsung menegadahkan wajahnya menatap Ronald dengan senyum tipisnya.

"Aku lelah, bisakah kalian meninggalkanku barang sejenak? Tunggu keadaanku pulih terlebih dahulu."

Mendengar perkataan yang lebih tepat di sebut 'usiran secara halus' itu, Orion dengan sigap membungkuk pamit undur diri diikuti Lacy di belakangnya.

"Aku merindukanmu... My Lady." Ucap Ronald lalu mengecup kening Amethyst dengan begitu lembut, mata hitamnya memancarkan ketenangan yang luar biasa.

Amethyst menggigit bibir bawahnya, "Aku takut..." Ujarnya dengan nada lirih.

"Sssttt.. jangan takut, aku berjanji akan melindungi anak-anak kita." Ronald berupaya menenangkan Amethyst, lalu ia menaruh Amrald di samping kiri Amethro.

"Aku harap, selama aku bernafas dengan raga kaku milikku ini. Aku bisa melindungi keluargaku. Selalu dan selamanya." Ronald tersenyum dengan lembut saat mengucapkan janjinya, menatap penuh cinta kepada Amethyst.

"Aku pegang janjimu."

***

15 Tahun Kemudian.

Bel tanda pelajaran terakhir berbunyi, murid-murid di sekolah menengah atas Vampire itu mulai bergegas pulang ke kediamannya masing-masing. Di tengah lapangan luas, terlihat dua orang perempuan sedang bersitenggang. Keduanya sama-sama tidak terlihat ingin mengalah, keduanya kukuh menginginkan bahwa dirinyalah yang benar. Tidak jauh dari situ, di sebelah kiri kurang dari 5 meter seorang lelaki sedang bersidekap menatap malas kedua orang tersebut.

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang