Part 7 - I Am Me
Ronald memeluk mesra Ametyst yang sedang terbaring di atas badannya. Suhu tubuh Amethyst yang hangat membuatnya nyaman.
"Andai waktu bisa berhenti. Aku ingin waktu berhenti saat ini juga." Ronald mengelus punggung Amethyst dengan penuh rasa sayang.
Entah, perasaan apa namanya. Jikalau itu bisa membuat orang senyaman ini. Tapi, yang Ronald pikirkan. Ia hanya ingin berdua dengan Amethyst dalam kedamaian dan kenyamanan ini, tanpa ada pihak manapun yang menganggu.
Mengapa orang yang menginginkan cinta, harus disertai dengan keegoisan semata.
Egois.
Ya, aku sangat egois menginginkan Amethyst berada di sampingku.
Aku tidak sudi Admika merebut takdirku.
Takdirku adalah Amethyst.
Amethyst.
Dialah orang yang aku tunggu 1000 tahun lamanya.
Enak saja mau membawanya begitu saja.
Memangnya dia pikir dia siapa?
Ingin memutuskan rantai takdir yang sudah tertulis.
Ronald memeluk erat tubuh Amethyst.
"Jangan pernah pergi dariku lagi. Aku sudah cukup sabar menunggu. Menunggu akan kedatanganmu 1000 tahun yang lalu. Dan bersabar akan hubungan mesramu dengan Admika. Bisakah?..."
Ronald mencium kepala Amethyst dengan sangat pelan memberikan cinta di setiap sentuhannya, ia berusaha agar Amethyst merasa nyaman dan tersanjung.
"Bisakah hanya aku mulai saat ini dan selamanya yang ada di kehidupanmu dan hatimu?"
Suara Ronald tercekat sambil menatap teduh ke arah wajah Amethyst yang sangat cantik seperti bayi polos yang tidak mempunyai dosa. Padahal pada hakikatnya Amethyst seorang pemanah handal dari Aleptipia, yang siap membunuh siapa saja yang mengusiknya.
Jadi, penilaian siapa saja yang melihat wajah tidur Amethyst tidak akan menyadari bahwa Amethyst adalah seoarang pembunuh berdarah dingin dengan tatapan kosongnya. Di tempatnya Amethyst yang terusik akan pelukan yang Ronald berikan. Perlahan membuka matanya dan melihat Ronald yang sedang memandanginya. Seperti menunggu Amethyst terbangun.
"Um..." Amethyst bergumam tidak jelas.
"Sudah bangun My Lady?" Ronald menyunggingkan senyum tampannya.
Amethyst hanya terdiam sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya.
"Apa aku tertidur begitu lama?" Amethyst bertanya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
Ronald yang mendengarnya suara Amethyst yang tampak Errr... sexy dan menggoda hanya menahan nafas sesaat. Walaupun, pada kenyataannya ia tidak bernafas seperti manusia pada umumnya. Mengingat dirinya adalah seorang Vampire.
"Begitulah." Ronald mengendurkan pelukannya pada Amethyst.
Amethyst langsung terbangun dari tidurnya. Dan dengan malas dia berjalan ke arah kamar mandi. Tanpa memperdulikan keadaannya yang tanpa busana. Sedangkan Ronald hanya melongo melihat Amethyst yang pergi menuju kamar mandi dengan gerakkan yang membuat jantung Ronald bertalu-talu.
"Amethyst." Cicit Ronald sambil mengejar Amethyst ke arah kamar mandi dengan kecepatan vampirenya.
Amethyst yang sedang menutup pintu. Hanya mengernyitkan dahinya melihat sebuah tangan kekar yang menahan aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amethyst
FantasyAleptipia adalah negeri yang melahirkan sekelompok pemanah handal yang berasal dari seluruh dunia. Yang mendirikannya adalah Robert Orlin Austicila. Namun Robert Orlin Austicila menghilang 11 tahun lamanya saat dia sedang bertugas di Ressold Country...