its where it all started

631 24 0
                                    


"Jauhin tangan lo dari dia!"

Alvin yang baru saja tiba di sekolah meluapkan emosinya pada Riko. 'Kemaren udah sekarang lagi maunya apa sih nih anak' pikirnya. Riko tersenyum miring.
"Siapa lo berani beraninya ngelarang gue?" Ujar Riko bangkit dari posisinya.
"Lo sakitin Shilla sekali lagi, lo berurusan sama gue" ujar Alvin sambil membawa Shilla pergi menjauhi Riko.
"Shill lo gapapa?" Tanya Alvin. Shilla menggeleng.
"Lo tumben digituin dia diem aja? Kemaren lo lawan sekarang kok diem aja? Cowo psycho kaya dia gabisa dibiarin Shill. Makin lo diemin makin semena mena. Dia kan otaknya gesrek. Aduh lo baru gue tinggal berapa jam aja udah di isengin Shill. Berangkat naik apa lo tadi?" Cerocos Alvin.
"Aduuuh Vin yang cewe tuh lo apa gue sih? Bawel banget. Ya gue sih biasa aja cuma gue bingung aja tadi dia kenapa tiba tiba celeng makanya gue diem doang. Gue berangkat sama Rio" jawab Shilla.
"Lagian lo diem doang. Oh sama Rio bagus deh" ujar Alvin.
"Yaudah lo ke kelas lo gih sana udah mau bel bye Alvin" ujar Shilla.
"Yaudah lo belajar yang bener ya" ujar Alvin sambil mengacak pelan rambut Shilla lalu tersenyum. Iya senyum favorit Shilla. Shilla yang merasakan jantungnya bekerja bekerja lebih cepat dari biasanya pun langsung berlari menuju kelasnya.

---------------------------------------
Berjam jam sudah gadis ini berkutat di ruang cetak fotonya. Mencetak mahakaryanya yang indah. Shilla melepas kacamata khususnya. Lelah sekali rasanya. Shilla membawa beberapa foto yang telah berhasil ia cetak ke ruang kamarnya. Seperti biasanya. Ia menempelkan foto foto yang baru saja dicetaknya lalu menghiasnya dengan tulisan dan stiker stiker. Hal yang melelahkan namun menjadi hal favoritnya.

cause you are the piece of me
i wish i didnt need

Shilla bergegas mengambil handphonenya yang berbunyi.

"Halo kenapa Vin?" tanya Shilla to the point.
"Lo udah makan?" Tanya Alvin.
"Belom kenapa?" Tanya Shilla balik.
"Kok belom makan sih? Nanti keburu malem lo tidur lupa lagi. Kalo besok pagi lo sarapan? Kalo ngga? Bi Surti belom pulang kan?" Tanya Alvin bertubi tubi. Ada perasaan senang namun kesal dibenak Shilla.
"Aduh Alvinn bawelnya kurangin dikit kek" protes Shilla. Alvin terkekeh.
"Abisnya lo sih ngeyel. Gue Rio sama Gabriel mau cari makanan nih mau ikut ga?" Tanya Alvin.
"Ga ah males acara cowo" tolak Shilla.
"Sok acara cowo lo Shill ah biasa juga lo jalan sama siapa" celetuk Rio.
"Yee ikut ikutan aja sih lo Yo" protes Shilla.
"Udah Shill daripada lo kejang kejang kelaperan." Ujar Gabriel.
"Haha tuh denger ga Shill? Ayo turun buruan kita udah di bawah" ujar Alvin lalu menutup telponnya.
"Dasar cowo cowo rese" ujar Shilla sambil menyambar jaketnya lalu menghampiri mobil Alvin.
"Hai" sapa Shilla sambil mengambil posisi duduknya di jok belakang.
"Yok Vin cabut" koor Rio. Alvin pin menancapkan gas nya. Mereka pun bercanda ria menuju tempat tujuan mereka. Sore menjelang malam membuat jalanan Jakarta semakin lancar. Tak butuh waktu lama untuk berpergian kemanapun termasuk restaurant tujuan mereka.
"Tumben rame disini" ujar Gabriel diangguki yang lain.
"Eh Shill gue kayak kenal deh orang di meja itu" ujar Rio yang membuat Alvin Gabriel dan Shilla mengikuti arah mata Rio.
"Riko?" Ujar Alvin.
"Cowo lo tuh Shill" ledek Rio.
"Ew no way. Kan udah gue bilang dia emang brengsek. Kalo kata anak anak eksis sih cobang cowo bangsat" ujar Shilla. Yang lainnya terkekeh.
"Makanya kalo cari cowo yang kaya kita Shill" celetuk Alvin. Shilla mencibir.
"Gue bingung deh sama Riko. Buat apa dia ngejar ngejar lo dari kelas 10 tapi dia sama cewe lain?" Tanya Gabriel.
"Dari kelas 8 malah Yel" ujar Alvin.
"Oh dia satu SMP sama lo lo pada?" Ujar Gabriel sambil mengangguk anggukan kepalanya.
"Kalo yang gue tangkep sih ya dia itu kurang menarik. Soalnya dia selalu bilang kalo apa yang dia mau itu selalu diturutin. Jelas. Duitnya ga berseri. Tapi setiap cewe yang dia suka ga pernah serius gitu. Ujung ujungnya yang mau paling cuma morotin dia doang. Tapi ya salah dia sih sebenernya ukurannya tuh dari how he treats them bukan tampang atau duit. Dia aja kasar begitu" jelas Shilla.
"Wets gils berpengalaman banget sih lo Shill" ledek Rio.
"Kampret kamu Yo" ujar Shilla.
"Halah berpengalaman tapi kalo jombs juga buat apa" sindir Alvin.
"Haha iya woi Shill. Lo kan gapernah pacaran" ledek Gabriel.
"Emang lo pernah? Ngga kan woo" ledek Shilla.
"Ya ngga sih tapi kan kalo deket deket gitu ya pernah. Sering malah" jawab Gabriel.
"Halah sekarang juga lo pada jombs kan" ujar Shilla.
"Yaaa kalo gue sih otw" ujar Rio. Semuanya menatap Rio dengan mimik meremehkan.
"Apaan Yo?" Ledek Gabriel.
"Yah yaudah kalo ga percaya. Gue lagi ngincer cewe" ujar Rio.
"Iya ngincer doang. Kaya inceran lo mau aja sama lo" ledek Shilla.
"Wah Yo! Ga bro lagi lah kita. Masa lo nyari cewe ga ngajak ngajak" protes Alvin.
"Kirain lo gademen cewe" ujar Rio enteng.
"Somplak lo Yo. Emang gue Gabriel demennya sama Cakka" ujar Alvin.
"Sialan" ujar Gabriel yang sedang asik dengan makanannya.
"Inceran lo yang mana Yo?" Tanya Alvin.
"Ada deh cantik pokonya" jawab Rio.
"Cowo tuh semuanya sama ya. Modal cantik langsung gebet" ujar Shilla sambil melahap makanannya.
"Pantesan gue gaada yang gebet" lanjut Shilla. Telak. Alvin Gabriel dan Rio tertawa pecah. Shilla melengos sejadinya.
"Ketawa lo semua ketawa. Seneng kan lo pada" ujar Shilla dongkol.
"Haha aduh nih gue ralat ya Shill. Sebenernya cantik tuh cuma bonus. Tapi kalo inceran gue ini pinter, baik, kalem, lembut perfect lah" ujar Rio.
"Kalo lo mah udah bawel, gatau malu, galak, rakus, rese" ledek Alvin.
"Terus aja terus. Nyesel gue ngomong gitu" keluh Shilla.
"Ga lah Shill haha sebenernya banyak kok yang naksir sama lo cuma lo aja yang gamau" bela Gabriel.
"Sotoy lo" ujar Shilla.
"Haha Gabriel bener kok Shill cuma mungkin kurang berasa aja kali soalnya lo kan biasa jalan sama cowo cowo ganteng nah kalo mereka kan jauh dibawah kita kita" ujar Rio yang langsung dapet toyoran dari Shilla.
"Duh ternyata lo semua tuh lebih parah dari Cakka ya. Haah gue harap banyak Agni Agni diluar sana deh yang berhasil bikin lo semua tobat" ujar Shilla.
"Wah Shill salah besar lo. Gitu gitu Cakka sedeng akut tau" ujar Gabriel.
"Buktinya gue di duain" ujar Gabriel.
"Jijik lo" ujar ketiganya lalu menghadiahkan 3 toyoran untuk Gabriel. Mereka pun melanjutkan perbincangan mereka. Shilla tersenyum simpul melihat tawa lepas mereka. Ia pun mengeluarkan slr andalannya dari dalam tas.
"Guyss foto dulu yuk!" Ajak Shilla sambil mengambil posisi.
"Duh Shill lo gadimana mana pasti foto mulu" ujar Alvin.
"Berisik Vin ah" ujar Rio yang telah siap dengan posisinya.
"1..2..3" koor Shilla. Shilla tersenyum bahagia melihat hasil fotonya.
"Udah malem. Balik yuk" Ajak Alvin. Yang lainnya mengangguk tanda setuju lalu pergi menuju mobil Alvin.
"Shill lo gue anter terakhir gapapa kan? Soalnya kita kan satu komplek" ujar Alvin. Shilla mengangguk setuju. Mereka pun melesat menuju komplek perumahan Rio yang satu lokasi dengan Gabriel. Jalanan malam ini mulai sepi. Tak butub waktu lama bagi Alvin untuk sampai di komplek Rio dan Gabriel.
"Vin Shill balik duluan ya. Hati hati lo berdua" ujar Rio dan Gabriel.
"Wokee" ujar Alvin lalu berlalu menjauhi Rio dan Gabriel. Alvin memfokuskan pandangannya pada jalanan yang mulai gelap karena hari semakin malam. Shilla menyalakan radio untuk melepas keheningan.
"Kenapa lo Shill?" Tanya Alvin. Shilla menggeleng.
"Gapapa" jawabnya.
"Kepikiran yang tadi ya? Haha ga kok gue becanda kali. Lo mah tetep the best lah" ujar Alvin. Shilla merasa jantungnya berdetak lebih kencang.
"Lebay lo Vin gue ga lagi mikirin itu kali" ujar Shilla.
"Ngantuk ya? Maaf deh. Gue tuh tau banget kalo lo pasti males makan apalagi jam segitu. Lagian gue gabisa seneng seneng makan sementara lo makan sendirian" ujar Alvin. Sungguh Shilla sayang Alvin.
"Gaa kok ga ngantuk. Lagian belom jam 8 juga. Gue malah mau makasih banget sama lo. Ya at least malem ini gue seneng hehe" ujar Shilla. Alvin tersenyum senang lalu kembali menaruh fokusnya pada jalanan ibukota ini.
"Yeay! Thanks ya Vin" ujar Shilla saat mobil Alvin terparkir indah di depan gerbang tinggi rumah Shilla.
"Perlu gue anter ga Shill? Bi Surti kapan pulang sih? Lo gapapa kan sendirian? Jangan lupa kunci semua pintu ya Shill. Besok pagi gue jemput kaya biasa ya gapake ngaret kalo ada apa apa telepon gue oke?" Cerocos Alvin.
"Iya iyaaa bawel banget sih lo. Udah pulang sana gue tereak juga kedengeran orang rumah lo setempongan gitu. Udah ah bye Alvin" ujar Shilla lalu masuk kedalam rumahnya.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang