Friends: Best Gift Ever

435 19 1
                                    

Alvin memarkirkan motornya di depan gerbang tinggi rumah Shilla. Ia menatap pagar tinggi rumah sahabatnya itu dengan senyum misterius. Kesibukannya akhir akhir ini bukan berarti Ia melupakan sahabat kesayangannya itu. Senyum Alvin menyurut saat Shilla membuka pagar tinggi itu. Shilla menatap Alvin sedikit canggung. Untuk apa? Huh. Shilla juga tak tahu untuk apa. Apa Shilla mengharapkan ucapan ulang tahun dari Alvin di pukul 00.00 tadi malam seperti yang biasanya Alvin lakukan? Ah tidak. Ya tidak salah lagi. Huh. Apakah Alvin lupa? Atau..

"Pagi Shilla" sapa Alvin.

"Hah.. eh pagi"

"Masa lagi ulang tahun diem aja. Happy Birthday ya Shill. Ayo naik" ujar Alvin datar. Shilla menganga tak percaya. Segitu sajakah? Yang benar saja?

"Haha bisa aja lo. Thanks by the way" ujar Shilla dengan tawa renyahnya.

Shilla pun naik keatas motor Alvin lalu pergi menuju sekolah bersamanya. Masih dengan rasa kecewa. Segitu sajakah? Serius?

Alvin memarkirkan motornya seperti biasanya. Shilla mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sekolah. Sepi sekali. 'Jangan jangan Alvin sengaja dateng pagi mau surprise-in gue' pikirnya.

"Shill" panggil Alvin.

"Eh.. hah kenapa"

"Lo ga turun?" Tanya Alvin.

"Eh hehe iya iya" ujar Shilla lalu turun dari motor Alvin.

"Yaudah kalo gitu. Gue ke kelas duluan ya. Belom ngerjain pr. Gapapa kan?" Tanya Alvin.

"Eee yaudah deh. Eh lo ga mau nyalin punya gue aja? Gue udah ngerjain" ujar Shilla. Alvin tertawa pecah.

"Haha suka lucu lo ah. Fisika? Gue? Nyalin sama lo? Haha bisa sapet minus gue. Mending ga ngerjain sekalian nol" ejek Alvin. Shilla membelalakkan matanya.

"Kampret songong banget lo Vin" ujar Shilla sambil mencubit pelan. Ralat. Kencang lengan kanan Alvin.

"Aduh duh aduh iya iya haha lagian lo sih suka lucu" ujar Alvin. Shilla melengos sejadinya.

"Yaudah kalo gitu gue duluan ya. Bye Shill" ujar Alvin lalu lari menuju kelasnya. Shilla berdecak kesal. 'Dasar' gerutunya.

Pelajaran biologi kali ini benar benar membuat Shilla bosan. Rasa kantuk pun mulai menyerang dirinya. Haaah. Terserah Pak Somat lah. Shilla sudah tidak perduli lagi dengan materi di papan tulis. Shilla meletakkan kepalanya diatas meja dan menutupi kepalanya dengan buku biologinya. Selamat menjelaskan Pak Somat. Shilla tidur dulu ya!

"Shill.. Shill" panggil Zeva yang duduk di meja sebelahnya sambil berbisik.

"Shill" panggilnya lagi.

"Aduh gimana dong Ngel. Masalahnya Pak Somat lagi marah sama Deva. Dia kan marah sama satu orang ngembet kemana mana" ujar Zeva.

"Aduh gue juga bing-"

"Angel Zevana! Kalian ingin menggantikan saya? Hah?" Potong Pak Somat.

"Eee ngga Pak ngga hehe" elak Zeva.

"Sekarang kamu duduk dan kerjakan hukuman dari saya!" Hardik Pak Somat pada Deva.

"Baik sekarang kita mulai pelajaran lagi" ujar Pak Somat sambil berjalan mengeliling kursi siswa satu satu. Zeva dan Angel membelalakkan matanya saat Pak Somat berada dua meter dari Shilla.

"Ze gimana dong Ze" ujar Angel Panik.

"Aduh gatau.. malah Pak Somat lagi galak" ujar Zeva.

"Ehem"

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang