Our Times (B)

426 22 3
                                    

Hangatnya sinar mentari pagi yang menembus kaca jendela membuat gadis itu mengerjap pelan. Sepertinya hari baru telah dimulai. Gadis itu membuka matanya pelan. Sedikit terkejut melihat dirinya yang berada diatas kasur dengan selimut yang membungkus tubuhnya rapi.

Gadis itu menepuk pelan dahinya. Bahkan gadis itu tak bisa mengingat apapun selain sedikit cuplikan adegan film Armageddon. Film terakhir yang ditontonnya.

Shilla, gadis itu, keluar dari kamarnya seraya mengikat rambutnya asal. Gadis itu tersenyum cerah saat melihat Agni, salah satu temannya yang baru saja keluar dari kamar disebelahnya.

"Shill mumpung masih pagi kita beres-beres yuk" ujar gadis itu seraya mengucak pelan kedua matanya.

Shilla terkekeh pelan menanggapi ajakan gadis itu. "Agni? Pagi-pagi mau beres-beres? Kesambet apaan lo?" Ujarnya.

Agni mendelik kearah gadis yang mengejeknya itu. "Gaada salahnya kan ngebersihin 'calon' villa gue" ujarnya. Bercanda tentunya.

Shilla tertawa terbahak mendengar jawaban gadis itu. Yang benar saja? "Kepedean lo. Emang pasti banget lo bakal nikah sama Cakka? Ga lo ga Ify lama-lama gesrek ya otaknya" ujar gadis itu.

Agni mencibir sejadinya."udah ah. Ayo bantuin gue beres-beres bekas makan kita semalem" ujar Agni seraya menarik gadis itu menuruni tangga menuju lantai bawah.

Kedua gadis itu bergerak mulai dari mengelap meja hingga mencuci piring dan lainnya. Shilla terkekeh pelan melihat 'kegigihan' sahabatnya yang satu itu. Cinta memang dapat mengubah segalanya dalam satu kedipan mata.

Pintu kamar yang terletak dilantai bawah terbuka lebar. Keempat pemuda yang menjadi penghuni kamar itu terbangun dari tidur mereka mendengar suara yang berasal dari dapur dan ruang keluarga.

"Wuiiih rajin banget lo berdua pagi-pagi udah berisik" ujar Rio seraya membanting tubuhnya di sofa letter-L itu.

Shilla membanting tubuhnya disamping Rio. "Tuh si Agni. Tumben banget pagi-pagi ngajak beres-beres. Biasanya juga dia yang paling urakan. Katanya mau ngeberesin calo-"

Agni melempar kain lap yang sedari tadi berada ditangannya ke arah gadis itu. "Berisik" potongnya.

"Hehe gadeng" ralat gadis itu seraya melempar kembali kain lap yang bertengger dipuncak kepalanya kearah Agni.

"Mau ngeberesin apa hayo.." goda Cakka yang langsung menghampiri gadisnya itu.

"Eh eh jaga jarak aman" sindir Alvin yang tengah mengambil segelas air dingin.

"Sirik aja lo Vin" ujar Rio.

Gabriel terkekeh pelan. "Alvin mah udah kenyang bro semalem. Lo gatau aja semalem dia sama-"

Alvin membelalakkan matanya. "Kampret lo Yel" potongnya lalu menyerbu Gabriel yang tengah duduk manis di atas sofa yang menyebabkan pergulatan kecil diatasnya.

Shilla menggeleng pelan melihat tingkah sahabatnya itu. Ditambah lagi Cakka dan Rio yang turut meramaikan pergulatan -tak jelas- itu. Kedua gadis itu -Shilla dan Agni- memutuskan untuk kembali ke lantai atas. Meninggalkan keempat pemuda yang masih asik dengan permainan mereka untuk membangunkan kedua gadis lainnya yang masih asik terlelap.

**

You and i
will never say goodbye
We'll never even wonder why
You and i will always be
Together forever

Pemuda-pemudi itu bersama melantunkan lagu Together Forever milik Rico J. Puno yang mengiringi perjalanan mereka menuju 'Trans Studio Bandung'. Salah satu tempat wisata yang cukup popular di kota yang sangat asri itu.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang