the 'third' one

494 20 0
                                    


Shilla duduk di kursi penonton paling bawah. Tak sabar ingin melihat aksi team basket sekolahnya. Alvin memimpin rapat kecil team mereka di pinggir lapangan. Shilla tersenyum ke arah Alvin yang sedang memimpin rapat. Terselip rasa bangga di hatinya. Impian Alvin untuk menjadi kapten basket menjadi kenyataan. Ronde pertama dimulai. Pendukung kedua belah pihak meninggikan volume mereka. Berbeda dengan Shilla yang sibuk asik dengan kameranya. Permainan semakin memanas. Skor kedua team terus berkejaran. Ronde pertama selesai. Seluruh team boleh mendapatkan waktu break mereka setelah ronde pertama yang diakhiri dengan score 20-18 oleh SMU Bakti Kencana. Shilla masih berkutat dengan kameranya. Mengabadikan setiap apapun yang ada di depan matanya.

"Hai Shill" sapa suara dari samping Shilla dan langsung mengambil posisi di sampingnya.

"Hai Ag!" Sapa Shilla pada sang pemilik suara itu.

"Lo di depan toh. Pantesan gue cariin di belakang ga ada" ujar Agni.

"Hehe biasalah" ujar Shilla sambil mengangkat SLR nya. Agni mengangguk mengerti.

"Ga turun lo Shill?" Tanya Agni.

"Turun? Ngapain? Ini gue udah paling bawah"
Tanya Shilla.

"Nyamperin mereka ke sana lah! ngasih semangat kek apa kek" jawab Agni. Shilla tertawa.

"Ya gue mah jatahnya di sini. Kalo lo iya deh. Cowo lo kan di bawah" ujar Shilla.

"Halaah Shill. Nanti Alvin sama siapa? Gaada yang nyamperin dong?" Goda Agni.

"Haha ngaco lo! Ya itu mah urusan dia. Gue cukup bantu doa" ujar Shilla yang entah mengapa salah tingkah sendiri.

"Haha Shill Shill. Lo sama Alvin tuh sahabat apa 'sahabat'?" Goda Agni.

"Kan Agni rese kan. Udah sana lo kebawah duluan. Ntar Cakka bisa ayan di lapangan kalo ga lo samperin. Bikin malu. Ntar kalo kita menang gue nyusul" ujar Shilla. Agni terkekeh.

"Bener ya?" Ujar Agni. Shilla mengangguk.
"Iya udah sono buruan!" Ujar Shilla.

"Haha yaudah bye Shill" ujar Agni lalu pergi ke kursi pemain cadangan di bawah sana. Bel pun dibunyikan. Babak kedua pertandingan dimulai. Seluruh penonton menaruh fokus matanya ke lapangan. Sorak sorai penonton menggema memenuhi mini stadiun milik SMU Bakti Kencana ini. Para pemain mulai mencari posisi masing masing. Shilla mengacungkan kedua jempolnya pada Alvin yang dibalas acungan dua jempol oleh Alvin. Tanda memberi semangat. Pertandingan pun benar benar dimulai. Shilla masih sibuk dengan SLR nya. Merekam berbagai shoot terbaik team sekolahnya. Tanpa Shilla sadari 5 menit sudah tangan tak bertanggung jawab itu bertengger di pundak Shilla. Shilla membelalakkan matanya saat mendapati sebuah tangan merangkulnya.

"Eh apa apaan sih lo!" Bentak Shilla. Riko-si pemilik tangan- tersenyum tanpa dosa.

"Hai Shill. Galak amat sih" ujarnya santai. Shilla membelalakkan matanya -lagi- dan melepas rangkulan Riko.

"Kenapa sih Shill?" Tanya Riko.

"Pake nanya lagi lo. Sana pergi deh. Gaada yang nyuruh lo disini" ketus Shilla.

"Emang ada yang larang?" Tanya Riko lalu memegang tangan Shilla. 'Mumpung gaada Alvin' pikirnya. Shilla meronta melepaskan genggaman tangan Riko yang mengeras.

"Shilla jangan berisik. Yang lain mau nonton. Keganggu nanti" ujar Riko setenang mungkin. Shilla melotot sejadinya. 'Ini anak maunya apa' pikirnya.
"Oke. Sekarang gue tanya mau lo apa?" Tanya Shilla berusaha tenang.

"Gue cuma mau lo. Itu aja kok Shill" jawab Riko. Shilla mencibir. 'Ew. Apa apaan nih' batin Shilla.

"Berapa kali sih gue bilang sama lo buat jauh jauh dari gue? Gue udah enek banget tau ga sama lo! Lepas tangan gue!" Bentak Shilla. Riko tetap kekeuh untuk tidak melepaskan tangannya. Alvin yang sedang melancarkan 3 points nya menyadari hal itu. Shoot! Bola terpental meninju mulut ring. Para penonton dari SMU Cendrawasih menganga tak percaya. 'Alvin? 3 points? Meleset? Bukan Alvin kali?' Ujar mereka heran. Alvin berlari kecil menghampiri Agni di pinggir lapangan. Semua mata mengarah kepadanya.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang