Pov author
beberapa hari setelahnya, terlihat mama fandra yang telah siap-siap dengan pakaiannya yang rapih . Bahkan suaminya dibuatnya heran tumben istrinya telah rapih mau pergi kemana ? pertanyaan seperti itulah yang muncul di kepalanya.
"Ma.. mama kok udah rapih pagi-pagi tumben"tanya suaminya dengan pandangan tak terbaca
"Mau ke rumah sakit pa.."ujarnya sambil tersenyum
"Mau ngapain ? Mau ngecheck ? Nggak usah repot-repot ma.. nanti papa suruh asisten papa ajah"tawar suaminya
"Nggak ngecheck pa.. mama mau jenguk sarah"serunya sambil merapih kan bajunya yang sedikit kusut
"sarah ? Siapa itu ma ? Kok baru dengar?"
"Aa.. maaf mama lupa ceritain , jadi kemarin mama nabrak orang , gara-gara aku orang itu amnesia dan tangannya patah , jadi sekarang mau nemuin dia"suaminya yang mendengar penuturannya hanya bisa menganga
"Apa ma ?? Nabrak ? Astaga kok bisa ma , jadi gimana keadaannya ma?"tanya suaminya khawatir
"syukurnya dia udah siuman pa , tapi sekarang dia amnesia jangankan tau rumahnya namanya pun dia nggak ingat pa"ucapnya sedih
"Udahlah ma.. nanti suruh aja dia tinggal disini , kalau begitu tunggu disini ya papa mau ikut"mama fandra mngiyakan.
* * *
Mereka pun telah sampai di depan pintu kamar lindah , mama fandra pun membukanya melihat Lindah yang mencoba menggerakan tangannya yang patah .
"Udah.. jangan diterusin tangannya sakit"ucap mama fandra tiba-tiba , Lindah yang mendengar terlonjak kaget.
"Astaga.. ibu , maaf saya nggak sadar"maaf Lindah sambil menunduk
"Nggak apa-apa , Sarah . minggu depan katanya kamu sudah diperbolehkan untuk pulang , kamu nanti tinggal di rumah saya yahh.."Lindah kembali terkejut , bertapa baik ibu yang berada dihadapannya kini , sudah terlalu banyak bantuan yang diberikannya.
"Terimakasih banyak bu , saya nggak tau mau ngomong apalagi . saya janji bu akan menuruti apapun yang ibu suruh demi menebus hutang budi saya"ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca .
"Sudah tidak apa-apa , saya senang kok . Karena nanti ada yang bisa nemanin saya . Soalnya fandra sama om kamu ini nih , sukanya sibuk jadi nggak pernah peduliin tante"perkataan mama fandra tadi membuat suaminya dan lindah tertawa.
* * *
Pov Lindah
Setelah kepergian tante Nia dan Om Sandi yang baru ku ketahui tadi namanya . Tiba-tiba dokter axa datang . dokter yang tengah mendatangiku ini adalah dokter termuda di usinya yang baru 24 tahun ini ia telah menjadi dokter , tak hanya baik , parasnya juga tampan dan mempesona tak sedikit orang-orang diluar maupun di rumah sakit ini yang mengagguminya , termaksud aku.
"Sarah... apa tangan kamu sudah mendingan ?"tanya nya dengan tuturkata yang sangat sopan dan lembut.
"Hehehe.. lumayanlah dok , dokter Axa nggak usah terlalu sopan begitu dengan saya"kataku padanya dia terlalu sopan padaku jadi aneh rasanya
"Hahaha.. ya sudah kalau begitu , kamu panggil saya Axa aja nggak usah pake embel-embel 'dok' berasa tua jadinya"candanya
"Iya.. do.. eh.. maksudnya Axa"kami pun sama-sama tertawa . Entah kenapa kita begitu akrab padahal baru beberapa hari yang lalu kami berkenalan.
"Sar.. aku pergi dulu ya.. ada pasien baru"pamitnya
"Siap pak dokter, sampai jumpa"
hahh.. dunia ini memang nggak ada yang sempurna tapi , melihat fandra , tante Nia , om sandi , dan axa. Mereka semua terlihat sempurna dimataku . bukan tampang , bukan kekayaan tapi ada sesuatu dari mereka yang membuat mereka terlihat sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ?
RandomTakdir ? Apa itu takdir ? Aku percaya takdir , takdir yang memisahkan dan takdir pula yang menyatukan . perasaan apa yang harus ku ungkapkan mendengar kata takdir ? Sedihkah ? Senang ? Marah , kesal , atau apa ? Mungkin waktu yang akan menjawab ..