Lindah

24 2 0
                                    

"Lindah , nama itu tidak asing bagiku , apakah kau pernah mendengarnya ??"tanya seorang wanita pada suaminya . mereka sedang berdikusi di dalam mobil dengan tampang yang sangat serius .

"sepertinya iya..".

Pria itu , menepi kan mobilnya sebentar . mereka terdiam mencoba mengingat-ngingat memori-memori di masa lalu .

"aa.. sayang sekali"seru perempuan itu tiba-tiba dengan suara yang lirih .

pria yang di sampingnya itu pun menoleh ,"ada apa??"tanyanya penasaran.

"apakah kau masih ingat 5 tahun lalu , saat sebuah kecelakaan menimpa Fandra ??". pria itu mengangguk mantap . mana mungkin ia melupakan kecelakaan itu yang membuat seorang Fandra berubah , entah ia tidak tahu ada apa sebenarnya saat kecelakaan itu terjadi selanjutnya karena saat itu ia berada di luar negeri , ia hanya tahu sebatas kecelakaan yang menimpa anaknya .

"maafkan aku tidak jujur padamu".mendengar penuturan istrinya, membuatnya bingung setenga mati .

"maksudmu??".

ia diam sejenak untuk mengatur nafasnya .

"sebenarnya kecelakaan itu , bukanlah fandra yang ditabrak melainkan Dialah yang menabrak . saat itu dia bersama kekasihnya pergi dari rumah, setelah aku menolak seorang perempuan yang sebenarnya sangat baik , cantik dan manis . fandra pergi dengan amarah , karena merasa tidak terima atas sikapku . jujur aku sangat menyesal saat itu aku sangat egois , sehingga aku hanya memikirkan pendidikannya dari pada perasaannya . ia pergi lalu menabrak mobil yang di dalamnya berisikan sebuah keluarga . kecelakaan itu menyebabkan 3 orang korban , yaitu seorang ibu , seorang ayah , dan kekasih fandra . yang ku keketahui namanya sarah itu . yang selamat adalah Fandra yang saat itu terluka parah dan seorang anak remaja yang saat itu berusia 15 tahun bernama ..."gantung wanita itu , ia tidak kuat untuk menyebutkan nama anak itu .

"lindah. "tebak Suaminya , wanita itu pun mengangguk . ia kembali mengatur nafasnya yang telah memburu . kepalanya ia tundukan.

"huhh.. Sudahlah tak apa yang penting kau mau jujur padaku.. "ujar sang suami, wanita itu mengangkat kepalanya lalu menatap sang suami yang berada di sampingnya dengan perasaan haru.

"jadi, bagaimana dengan pernikahan mereka?? "tanya suaminya tiba-tiba.

"tentu saja harus dilaksanakan. Aku sangat menyukai gadis itu sejak pertama kali bertemu"jawabnya tenang.

"bagaimana kalau dia tidak mengingatnya atau yang lebih para om nya tak menyetujuinya..?? ". Ia mulai membayangkan bagaimana keadaan fandra kalau harus kehilangan orang yang disayanginya untuk kedua kali.

"aku tahu bagaimana caranya.. "ucap wanita itu dengan seringaian licik.

***

'lindah keponakan dari Adri Bima gunawan seorang pembisnis ternama yang merupakan anak dari alm. Panji raya Halim dan almh.Difana Halim akhirnya kembali terlihat setelah berbulan-bulan tak ada kabar. Di duga ia mempunyai penyakit parah karena kemarin 10/5/2016 terlihat pamannya yang tak lain adalah Bpk. Adri gunawan mendatangi sebuah rumah sakit'

"tskk... Apa-apaan ini"ujar Bima setelah membaca koran pagi yang diantarkan asistennya tadi.

"seenaknyA saja menulis sesuatu yang belum tentu benar. Mereka sama saja mendoakannya. Kalau begini lagi aku akan melaporkannya ke polisi, lihat saja... "ocehnya entah kepada siapa membuat seorang gadis yang sedang terbaring diranjang rumah sakit terbangun.

"engg.. ". Terdengar lenguhan pelan dari lindah, namun pamannya tak mendengarnya karena masih sibuk mengomentari tulisan yang berada di koran.

"om.. "panggilnya namun tak ada sahutan.

"oommm..., "menyadari ada yang memanggilnya ia pun menoleh.

"oo.. Kamu sudah bangun, baguslah"katanya tanpa sadar akan sesuatu hal, lalu kembali fokus kebacaannya.

1 detik..
2 detik..
Bahkan di detik ketiga dia belum menyadarinya hingga detik..
Ke 5

"Lindahh... Ya ampun kamu sudah bangun sayang. Bilang sama om kamu mau apa. Atau ada yang sakit bilang.. Lindah.. Bilang"serbu pamannya bertubi-tubi setelah tepat berada di samping lindah.

Ia menggeleng melihat tingkah pamannya, "alay om... Aku nggak apa-apa kok"ucapnya, sebuah senyum tipis terukir di bibir tipisnya.

"kalau begitu kamu mau apa.. ?? Nanti om beliin".

"gak usah dibeli om, cukup ambilin aku air di meja yaa.. Soalnya tangan aku lemas. Susah ambilnya, hehehe.. "katanya sambil menyengir kali ini gantian pamannya yang menggeleng.

"bilang aja malas"ledek pamanya.
Lindah memanyunkan bibirnya merasa tidak terima.
"siapa yang malas, kali ini beneran tangan aku lemas om".

"hahaha.. Iya.. Iya om tau.. "katanya ia segera membantu Lindah untuk bersandar lalu memberikannya segelas air minum yang digenggamnya tadi.

"ahh.. Lega.. "seru Lindah senang.
Bima tersenyum melihat ekspresi lindah yang menurutnya seperti anak kecil yang habis dibelikan permen oleh ibunya.

"kenapa om?? "tanya Lindah bingung dengan bima yang senyum-senyum tidak jelas.

"yee.. Kepo.. Gak baik anak kecil, kepo-kepo"ucapnya, ia mengacak rambut Lindah dengan semangat. Lindah hanya pasrah karena ini adalah kebiasaan om nya, bahkan sewaktu lindah masih kecil pun Bima selalu merusak tatanan rambut yang telah dibuat oleh ibunya.

Akhirnya bima pun menyudahi aksinya, sontak Lindah pun menatap om nya. Lama ia menatap Bima membuatnya teringat oleh Ibunya yang mempunyai wajah yang lumayan mirip dengan Pamannya ini.

Bima yang ditatap pun bingung, "ada apa sayang?? "tanya Bima dengan nada khawatir.

Lindah menggeleng, "gak papa om... ".
Lindah menundukan kepalanya, mencoba menyembunyikan wajahnya yang telah sembab oleh air mata.

"heyy.. Ada apa sayang?? "tanya Bima ia mengangkat wajah Lindah agar melihat kearahnya.

Melihat air mata Lindah membuatnya mengerti,"sudah.. Jangan sedih lagi". Bima membawa Lindah kedekapannya lalu memeluknya era.

"aku rindu ibu dan ayah,om"ucap lindah disela tangisnya.

"Lindah, apa kamu mau tahu siapa penabrak yang menabrakmu malam itu". Lindah termenung.

"hmm.. Gak usah om. Walau sebenarnya aku ingin tahu siapa pelakunya, tapi semua ini telah berlalu. Nanti waktu yang menjawab tanpa harus ada campur tangan dari Om"tutur Lindah bijak membuat Bima yang mendengar berdecak kagum,akhirnya Keponakan kecil kesayangannya ini telah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa.
Bima pun mengangguk lalu menatap Lindah yang telah kembali fokus dengan pemandangan di luar jendela dengab tatapan penuh arti.

'mungkin kamu benar. Kalau sampai kamu tahu Hal itu. Kamu mungkin akan sangat membenci keluarga itu apalagi Fandra.sangat bohong om bila mengatakan bahwa om tidak tahu keberadaanmu selama ini. Om tahu dua bulan lalu kamu ditabrak oleh seorang wanita bernama Rania yang merupakan istri dari rekan bisnis om. Om juga tahu hal ini dari axa sebelum menyuruh orang suruhan om. Semoga waktu menjawab pertanyaanmu disaat yang tepat Lindah'.

Destiny ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang