Setelah diberi tahu oleh Fandra, orangtuanya langsung bergegas menuju ruangan sarah.
Ceklekk...
"sarahh"seru mamanya Fandra.
Ia berjalan mendekati sarah yang bingung menatapnya.
'Sarah?? '
"sarah? Maaf bu tapi, sarah siapa yaa..?"tanya Sarah kebingungan, mamanya fandra pun sadar akan penjelasan dokter axa di ruangannya tadi.
"oo.. Maaf, lalu siapa namamu nak?? "tanya mamanya Fandra ramah sambil tersenyum.
"nama saya Lindah bu"jawab sarah dengan nada lembut.
"wahh... Nama yang bagus, tapi kalau boleh tau nama lengkap kamu siapa yaa..? ". Kali ini papanya fandra yang bertanya dengan suara beratnya.
"Lindah Difana Halim.. Om.. "jawab sarah kembali.
"aa... Iya.. Iya bagus namanya"kata Papanya fandra. Ia melirik istrinya, mungkin yang kini mereka pikirkan sama.
'Halim'..
"kabar kamu gim-".
'BRAKKK.... '
Perkataan mamanya fandra itu terpotong akibat suara pintu yang terbuka dengan keras.
Terlihat seorang pria yang kira-kira berumur 30 tahunan berdiri di hadapan mereka. Tatapan yang menyiratkan kerinduan dan kesedihan itu terus memandang kearah Sarah.
Ia berjalan ke samping ranjang Sarah tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya."Lindahh... Kamu apa kabar sayang
. Om Bima rindu banget sama kamu"katanya sedih, ia langsung memeluk Sarah tanpa peduli dengan 3 orang yang menatapnya dengan pandangan penuh tanya."iihh... Om, kayak pedo aja.. Malu tau pada di liatin orang-orang. Maaf yaa.. Bu.. Omm.. Fandra. Om saya emang suka gitu"canda sarah yang menyadari tatapan mereka.
Ketiganya pun mengangguk.
'oo.. Om nya'."kamu kemana aja... , udah sebulan, gak ada kabar. Om ke kost-an kamu gak ada orang. Om pikir kamu lagi nginep di rumah teman kamu. Eh taunya tadi ada yang ngasih tahu kamu ada di rumah sakit, bikin khawatir aja. Jadi sekarang kamu gak apa-apa kan, sehatkan"terang omnya dengan kalimat yang sangat panjang. Ia hanya bisa pasrah mendengar itu semua. karena memang omnya sangat protektif kepadanya dari kecil apalagi saat orangtuanya telah meninggal membuat omnya berkali-kali lipat protektif kepadanya atau kata lainnya overprotective.
"aduh.. Jangan alay deh om... Aku gak apa-apa kok. Cuma kepalaku sedikit pusing. Katanya abis dijahit"katanya memberi penjelasan kalau ia baik-baik agar om super protektifnya ini tidak mengalami kekhawatiran yang berlebihan.
"yaudah... Nanti om pergi meeting dulu sebentar abis itu seterusnya om bakal jaga kamu".
Sarah pun mengangguk mantap. Kemudian ia teringat sesuatu bahwa ia belum mengenalkan om nya ini kepada keluarga Fandra.
"hmm... Om,Bu maaf.. Jadi terabaikan. Sebelumnya terimakasih yaa... Udah bawa saya ke rumah sakit habis tabrakan itu. Oh ya.. Kenalin ini Om saya namanya Adri Bima Gunawan"ujarnya ia melirik omnya, om nya pun sama. Mereka saling melirik.
Akhirnya Bima pun memgangguk, lalu memperkenalkan dirinya, "selamat Siang pak Sandi... Sekali lagi saya harus mengenalkan diri ya, yasudahlah demi keponakan cerewet saya ini... Perkenalkan Nama saya Adri Bima Gunawan pak om dari Lindah, senang bertemu dengan anda"kata Bima dengan bahasa yang formal seperti saat ia berada di kantor.
"hahaha... Tidak perlu seformal itu pak Bima.. Iya Saya Sandi Dan istri saya Nia, senang bertemu dengan anda juga".
Sarah melihat keduanya bingung mereka seperti telah lama berkenalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ?
RandomTakdir ? Apa itu takdir ? Aku percaya takdir , takdir yang memisahkan dan takdir pula yang menyatukan . perasaan apa yang harus ku ungkapkan mendengar kata takdir ? Sedihkah ? Senang ? Marah , kesal , atau apa ? Mungkin waktu yang akan menjawab ..