nothing happen

44 5 2
                                    

POV Author .

wanita setengah baya yang masih kelihatan cantik itu bersama suaminya sedang sibuk mempersiapkan keberangkatan mereka siang ini . Ia sekarang menuju kamar sang anak yang tidak lain tidak bukan adalah fandra untuk membangunkannya . Tetapi saat beberapa kali mengetuk tidak ada respon dari sang empu ia pun mencoba membuka pintu itu yang ternyata tidak terkunci .
"Fandra... fandra kamu dimana"
Wanita itu terus mencari anaknya ke seluruh tempat di kamar itu namun tak menemukan anaknya .
"Huh.. mungkin dia lagi keluar"katanya , dan langsung beralih ke kamar Sarah .

Tokk...tok...tok...

Tokk...tok...tokkk

Tokk...tokk...tokkk

Kembali ia mendapatkan respon yang sama dari sebelumnya.
"Mungkin nggak ke kunci"pikirnya , ia pun langsung membuka pinti itu
"Sarahh.. bang.."katanya terpotong setelah melihat apa yang dilihatnya .

***

Dan disinilah mereka diruang tamu .fandra dan sarah sudah seperti maling yang tertangkap basah yang hanya bisa menunduk .
"Sekarang jelaskan pada mama apa yang terjadi?hm.." ucap wanita itu dengan tatapan penuh selidik .
"Jelasin apa ?nggak terjadi apa-apa ma"protes Fandra tidak terima yang diangguki oleh sarah
"Alahh.. jangan bohong , mama lihat dengan mata kepala mama sendiri".
"Ma..mama jangan langsung main ambil kesimpulan gituh dong".
"Nggak , mama dan papa mutusin buat menikahkan kalian setelah pulang dari singapur" . Nampak jelas sekali wajah frustasi dari Fandra melihat mamanya keukeuh pada pendiriannya .
"Maa..."
"Nggak , keputusan ini sudah bulat,sekarang mama dan papa sudah mau pergi , kalian berdua cepat ganti baju"suruh mama fandra , mereka berdua hanya mengangguk pasrah .

***

POV Lindah

sekarang telah menunjukkan pukul 10 yang berarti sejam lalu tante nia dan om Sandi Telah berangkat ke singapur . sedari tadi aku hanya memikirkan perkataan dari tante nia
"Menikahkan kalian"
"Menikahkan kalian"
"Menikahkan kalian"
Entah mengapa pikiranku buntu pada kalimat ini , yang aku ingat hanyalah dua buah kata yang diucapkannya .
Sebenarnya kejadian seperti apa yang dicerna tante nia saat itu , sampai sekarang aku masih bingung aku rasa tidak terjadi ada apa-apa diantara kami .
"Sarah.."panggil fandra
"Apa?"balasku sambil menolehkan kapala kearahnya . Dingin , itulah hal yang kulihat dari tatapannya.
"Sebenarnya gue nggak mau nikah sama lo , lo terlalu jauh dari tipe gue . bahkan gue punya segudang cewek yang lebih dari lo . Jadi , gue harap lo nggak kegeeran dan berharap lebih"katanya to the point . Apa yang kurasa setelah mendengar perkataannya , tentu saja sakit. Perempuan mana yang tidak sakit hatinya saat mendengar celaan yang secara tidak langsung seperti itu . Tidak bisa dipungkiri memang bahwa hati wanita memang terlampau sangat lembut dan mudah untuk kecewa atau sakit.
"Tentu saja "timpalku kemudian meninggalkan ruangan ini, lalu pergi ke kamar . Untuk apa ? Tentu saja menangis .

Saat di kamar aku hanya menangis dan menangis mengeluarkan semua kekesalanku . Tapi.. tunggu-tunggu kenapa harus menangis ? kok aneh ya ? Bahkan seharusnya apapun yang dia keluarkan dari mulut pedasnya itu tidak seharusnya ku perdulikan . Apa yang ku harapkan darinya ? Bahkan kita baru mengenal . Huh.. capek menangis , kenapa sehabis menangis selalu terasa mengantuk , ini mungkin yang dinamakan efek samping kayak obat-obat gitu .

***

"Haaa...."
aku menguap setelah cukup lama tertidur . Aku memperhatikan jam disamping yang telah menunjukan pukul 5 sore . Aduhh... lama juga aku tidur pantasan kepala jadi pusing begini mana perut udah ochestra lagi . Aku pun segera keluar

Ceklekkk....

bunyi pintu disamping kamarku , ku lihat ia juga baru keluar dari kamarnya.
"Hai..Fan"sapaku seolah-olah tidak terjadi apa-apa tapi bukannya memang nggak terjadi apa-apakan ? . Ia melihatku heran , ya terserah mu lah fan .

Aku segera menuju dapur dengan berlarian kecil .
"Hah.. sampai"
Aku tersenyum lebar saat telah sampai di depan kulkas dan segera mengeluarkan semua bahan-bahan yang aku gunakan untuk memasak.
"Non.."panggil bi sum mengagetkan
"Astaga bi , saya kaget".
"Hehehe.. maaf ya non , eh non mau ngapain disini?"tanya bi sum penasaran
"Ya mau masaklah bi"jawabku seadanya
"Oo.. nggak usah non biar saya aja"tawarnya halus
"Nggak apa-apa bi , aku juga tau masak kok" kataku
Tunggu kata-kata ini seperti nya pernah ku katakan dulu , tapi kapan... dimana ... "aku juga tahu masak kok"
Dimana aku pernah mengatakannya , dimana ?...

"Akhhhhhh....."pekikku , kepalaku terasa sangat sakit . Semakin aku mencoba mengingat nya semakin sakit
"Nonn..."
"Non.. non sarah non..."
"Akh.... sakit"pekikku untuk kedua kalinya bahkan saat bi sum panggilpun aku tidak menyadarinya .
"Bi.. shh.. aku nggak kuat bi sakit"
Kepalaku sungguh sakit seakan mau pecah , aku mencoba menahan tubuhku dengan berpegangan di meja tapi , tiba-tiba gelap .
"Mas... fandra"

Destiny ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang