shadows of the past

14 3 0
                                    

Sejak 2 minggu yang lalu setelah kepulangan orangtua fandra, entah mengapa Sarah terus menerus memikirkan tentang pernikahannya yang tinggal beberapa hari lagi . kepalanya juga terus berdenyut dengan hebat . entah karena pernikahan itu atau ada hal lain yang mengganggu pikirannya.

"Sarah..,"panggil Fandra .

Sarah yang tengah berdiri di depan tangga pun menoleh ke arah sumber suara . Dalam penglihatannya Fandra menjadi sangat banyak , membuat kepalanya bertambah sakit.

"Aa...apa,"sahutnya sambil memegang kepalanya .

Fandra yang melihat pun terlihat kebingungan .

"kamu kenapa?"tanya fandra khawatir .

Sarah sempat tertegun dengan ucapan yang keluar dari mulut Fandra.

'Kamu kenapa ?'
'Kamu kenapa ?'

Kalimat ini terus terngiang di kepalanya . ia sering mendengar pertanyaan ini tapi , bukan suara Fandra yang didengarnya melainkan suara lembut seorang wanita yang sangat familiar baginya .

"saya tidak apa-apa,"bohongnya , perkataannya sangat berbanding terbalik dengan kondisinya sekarang .

"Jangan berbohong,"tegas Fandra.

Ia mencoba mendekat , namun sarah mengangkat tangannya hingga setara dengan wajahnya , melarang fandra untuk mendekat .

"Tidak , jangan mendekat,".

"ada apa denganmu,"kata Fandra , ia semakin cemas dengan prilaku yang tidak biasa dari sarah ini .

Sarah menggeleng kuat , perlahan tapi pasti ia berjalan mundur .

"Hey.. hey ... apa yang kau lakukan". Fandra semakin panik ingin rasanya ia menghentikan langkah sarah namun , kakinya seperti terpaku .

Sarah terus berjalan mundur  ia tak mendengar satu pun suara sekarang .

Suasana rumah berganti dengan sebuah taman indah yang dipenuhi oleh bunga-bunga , ia teringat taman ini adalah taman yang ada dalam mimpinya saat ia berada di rumah sakit .

"Sarah,"panggil sebuah suara yang sangat lembut . Ia pun mencari keberadaan orang yang tadi memanggilnya.

"Siapa itu?,"tanyanya , setelah dirasa tak ada satupun orang disana.

"Aku ibu mu".

"Ii..bu , apa aku masih memiliki ibu . Ibuu kau dimana??,"ujarnya , matanya berkaca-kaca . Ia merasa sangat merindukan sosok ibunya.

"aku ada di belakangmu sayang".

Ia pun berbalik dan mendapati seorang wanita setengah baya yang sedang merentangkan tangannya .

"IBUUUU!!!". Ia berlari , terus berlari namun sosok yang dipanggilnya ibu itu , semakin menjauh . Setiap ia melangkah sosok itu pun semakin menjauh . Ia tidak mau menyerah . Senyum itu sangat tulus dan menenangkan , pelukan itu pasti akan sangat menghangatkan tubuhnya yang mulai kedinginan.

"Hoshh..hoshh"tenaganya mulai berkurang, ia kelelahan sekarang .

"Buu... kemarilah . Aku tak bisa mengejarmu.. hiks...hiks...hikss...". Ia terduduk lemas dengan bergelinang air mata .

"Sssttt... jangan menangis sayang , aku selalu ada untuk mu".mendengar suara itu ia mendongkak . Ibunya kini berada dihadapannya . Ia pun bangkit berniat untuk memeluknya dan...

BRUGGHHHHH....

"SARAAAAHHHHHH".

***

Bunyi sirine mobil ambulance memecah keheningan malam . Mobil itu melaju dengan cepat membawa seorang gadis yang terus mengeluarkan darah segar dari kepalanya .

Destiny ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang