Chapter 2

367 41 14
                                    

***

"Sutrrradara El, darimana saja anda?"

Suara itu terdengar ketika aku baru saja keluar dari mobilku.

Aku tersenyum mengetahui siapa yang bersuara tadi.

"Ada apa sih ay?" Ucapku pada asisten pribadiku, Baek Dylan.

Baek Dylan? Yup, dia bukan asli orang indonesia. Dia berasal dari jepang. Yup, dari perawakannya aja udah keliatan kalau dia bukan orang indonesia.

Sebenernya dylan lebih kearah sahabat daripada asisten bagiku. Kami satu kampus, dan karena beberapa hal lah yang membuat kami dekat seperti ini.

Bocoran aja nih. Dia belum punya pacar, dia songong sih orangnya.

Padahal waktu dikampus banyak banget yang ngejar-ngejar dia. Tiap hari ngasih makanan, dan ujung-ujungnya dioper ke aku. Soalnya dia gak mau makan, songong kan ya dia.
Deket-deket dylan, bikin kamu hemat uang jajan deh.

Over all, dia orangnya baik banget plus friendly banget . Asik banget sohiban sama dia.

"Kamu ditunggu sama CEO JYP dan seorang manager, diruang meeting. Kamu tau gak sih El mereka itu udah nunggu dari 43 menit 28 detik yang lalu..." kesalnya.

Gosh dylan, kenapa anak ini terus saja seperti ini.

Dia selalu bisa membuatku merasa bersalah karna keterlambatanku, dengan menyebutkan detail waktu, dan seberapa lama waktu yang aku habiskan seharian ini.

"Owya? Kenapa mereka ingin bertemu denganku?"

Aku berjalan dengan santai menuju ruang kerjaku, mendahului Dylan yang masih bawel dibelakang.

"Kau lupa El? Oh god, El ini project gede banget. Mereka minta kamu untuk menyutradarai MV mereka yang baru." Jelas dylan dengan muka masam.

"Lan udah berapa kali sih aku bilang, aku gak mau ambil project beginian. Lagipula Mmbnm...."

Tangan besar Dylan membekap mulutku. Sialan!

"Ayolah El, kali ini aja. Aku mohon, kita harus terima project ini!"

Dylan memasang muka melas mautnya.

"Aish, ya sudahlah. Sana temui mereka dulu, entar aku nyusul."

"Hah? Serius El? Thanks banget, beauty. I heart you dah..."
Serunya seraya berlari meninggalkan ruanganku.

Aku bersiap didalam ruangan ku, mengganti kardigan santaiku menjadi kardigan yang rada resmi.

Dengan celana jeans yang robek dibagian lututnya dan sepatu kets yang selalu setia menempel dikakiku.

Rambutku yang panjang hanya kukuncir kuda. yak, aku sudah siap!

"Oke, ayo kita temui mereka."

Aku beranjak menuju ruang
meeting, dan segera masuk kedalam ruangan itu.

"Permisi, maafkan saya karna telah membuat anda menunggu." Seruku, sontak 3 orang itu menoleh padaku.

"Oh, halo sutradara Elina. Bagaimana kabar anda?" Sapa CEO JYP.

"Emm, seperti biasa saya sehat sekali. Bagaimana dengan anda?"

Tahu-tahu aku sudah duduk dihadapan mereka.

"Seperti yang anda lihat." Sahutnya.

"Jadi ada yang bisa saya bantu? Melihat anda yang rela menunggu saya begitu lama, pasti ada sesuatu yang begitu penting?" Tanyaku.

I Wish, I Was Forget!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang