Chapter 13

286 28 10
                                    

-
-
-
-
-

"Well, anggap saja aku sudah tahu." El menatap tajam mark, dan kembali duduk disebelahnya.

"Maksudmu?"

Mark kembali memasang headphone ditelinganya.
"Aku dengar, di balkon kantormu."

El membelalakan matanya tak percaya, mark mendengarnya. Dia mendengar el menangis, mendengar perkataan jaebum, mendengar El kecewa, dan melihat El berada dipelukan jaebum.

"Ya, aku juga lihat kau dipeluk."

El mengalihkan pandangannya,tangannya dingin dan gemetar. Tak ada yang tahu sebelumnya, apa sebenarnya hubungan el dan jaebum. Bahkan Dylan, asisten pribadinya sendiri.

Tapi sekarang orang yang baru dia kenal, tahu semua tentangnya.

El berniat untuk pergi lagi, dia ingin mencari dylan dan segera pergi dari tempat ini.

"Dulu wanita memakai banyak kain untuk pakaiannya, tapi kenapa sekarang terlihat sangat pelit." Mark berdiri, melepaskan jas panjangnya itu. Lalu memberikannya pada El.

"Pakai ini, dress-mu terlalu pendek. Bagian atasmu juga terlalu terbuka." Lagi-lagi el menatap mark tak mengerti.

Bahkan disana ada begitu banyak wanita yang memakai rok ataupun dress lebih pendek dari el. Kalau bisa dibilang paha wanita itu hampir tak terbalut kain sedikitpun, sedangkan el dia memakai dress yang panjangnya hampir menyentuh lututnya. Dia meminta dylan mencarikannya dress yang tidak pendek, dan ini masih terlihat pendek dimata seorang Mark Tuan.

Mark menghela nafas kesal, "Kau banyak menarik perhatian orang lain tahu." Mark memasangkan jasnya sembarang pada tubuh el, "Kecuali aku tentunya."

El membeku ditempatnya, tak sanggup bicara sepatah katapun. Sialnya, jantungnya berdebar begitu cepat. Mark bisakah kau berhenti melakukan ini?

"Kalau kau mau kesana, aku temani. Tapi, jangan menangis."

El tersadar, segera memakai jas Mark dengan benar ditubuhnya.
Mark tersenyum miring, "Kau bisa pegang tanganku kalau kau mau. Aku akan membawamu pergi dari tempat itu."

El masih membeku di tempatnya, "Kenapa diam? Kau tak sanggup melihat mereka?"

"Kalau begitu tak usah pergi." Tambah Mark lagi.

El mengeleng cepat, "Aku baik-baik saja, aku harus menunjukkan padanya kalau aku baik-baik saja."

Mark menepuk kedua bahu mungil el dengan kedua tangannya pelan.
"Kalo begitu ayo, jangan melihat kebelakang lagi." Mark mendorong pelan tubuh el, agar segera meninggalkan taman tempat mereka berbicara tadi.

~OTHER SIDE~

Jaebum bersama Felca berjalan mendekati meja member GOT7.

"Hai, maaf aku terlambat." Sapa jaebum pada para member GOT7. Sontak mereka terdiam dan membeku, menatap wanita yang berada disebelah jaebum.

Jaebum mengikuti arah mata mereka menatap,
"Ah iya, Perkenalkan dia Felca Megumi...."

Sebenarnya ini bukan kali pertama mereka melihat Felca. Tetapi tetap saja terasa begitu canggung saat felca berada diantara mereka. Semua member GOT7 juga tahu, kalo jaebum dijodohkan dengan gadis yang sekarang berada disebelahnya itu.

Wanita yang bernama Felca itu tersenyum canggung, "Felca." Ucapnya lembut.

"Dia emm, calon tunanganku."
Tambah jaebum lagi.

Para member GOT7 menahan nafas mereka, tak berani untuk mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan youngjae dan jackson yang selalu easy going pada semua orang, tiba-tiba jadi sangat pendiam.

I Wish, I Was Forget!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang