Chapter 5

320 39 16
                                        

***

"Yak Choi Youngjae! Cepatlah bangun!" Teriak Jaebum membangunkan Youngjae yang masih terlelap.

Sudah sejak tadi jaebum membangunkan youngjae,tetapi youngjae tak sedikitpun sadar dari tidurnya.

"Anak ini, aishh jinja.Bambam ambilkan timun yang ada di kulkas cepat!" Seru Jackson ikut bergabung membangunkan youngjae.

Bambam langsung menyerahkan piring yang dari tadi di pegangnya pada jackson.

"Huh? Cepet banget?!"

"Sudah kusiapkan dari tadi hyung." Sahut Bambam.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jaebum.

"Tenanglah, cara ini akan berhasil." Sahutnya sambil tersenyum jahil.

Jackson lalu memasukkan timun {maksudnya irisan timun ya!}
ke dalam mulut youngjae yang sedikit terbuka.

"Huaa, hyung hajima hajima!!!" Teriak youngjae yang langsung berlari menuju kamar mandi.

Jaebum hanya bisa tertawa melihat ide gila roomate-nya ini.

Jaebum hanya bisa tertawa melihat ide gila roomate-nya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sikap jahil jackson, sekaligus
ekspresi innocent-nya. Selalu berhasil membuat siapa saja tertawa.

"Ay hyung, kenapa kalian begitu berisik pagi-pagi begini?" Ucap Yugyeom yang baru saja selesai mandi, dan dia masih memakai handuk di setengah tubuhnya.

{Note : handuknya dari pinggul sampai lutut ya! Kira-kira Absnya gyeomie gimana yaahh??}

"Ayo cepat bersiap, hari ini kita akan mulai membaca naskah, manager sudah menyetujui naskah dari sutradara El. Jadi jangan sampai terlambat!"
Jelas Jaebum.

"Baik Leadernim!" Sahut jackson. {tetep pake gaya awkward and absurdnya}

***
Beberapa menit kemudian.
GOT7 sudah siap untuk berangkat, satu persatu dari mereka masuk kedalam van.

"Apa semua orang sudah didalam van?" Tanya manager joey pada youngjae.

"Ne, kami sudah siap hyung."sahut youngjae sambil mengangguk.

"Oke, kalo begitu ayo berangkat."
Seru manager joey.

Mobil van mulai melaju di jalanan kota.

Di dalam van. Kursi di baris pertama diduduki sama Youngjae dan bambam.

Dibaris kedua ada Jaebum dan Jinyoung, dan yang berada dibelakang yaitu, mark, jackson, dan yugyeom.

Seperti biasa suasana van tidak mungkin hening, selalu ribut dan berisik karna polah tingkah lucu trio manusia tak bisa diam, mereka jackson, bambam, dan yugyeom. Dan member yang lainnya hanya tertawa melihatnya.

Kecuali seseorang yang hanya diam melihat keluar jendela van, melihat keadaan diluar sana yang sedang hujan deras.

Dia Mark, bersama earphone setianya yang selalu terpasang dengan nyaman di telinganya.
Mark mulai merasa nyaman dengan semua ini.

"Mark hyung!" Panggil seseorang seraya menepuk kaki mark.

Mark membuka matanya perlahan.

"Wae?"

"Cepat bangun kita sudah sampai." Jelas Yugyeom.

Mark menghembuskan nafas panjang, dan keluar dari van menyusul member yang lain.

"Aku baru sadar kalo tempat ini lumayan besar." Ucap Bambam tiba-tiba.

"Aku setuju bam, sutradara El hebat ya? Diusia yang masih muda tetapi sudah sebegini suksesnya. Aku ingin sepertinya." Tambah youngjae.

"Dia pasti wanita yang pantang menyerah dan selalu bekerja keras. Dia wanita yang kuat." Jackson ikut bicara.

"Aku tahu. kamu memang wanita hebat dan tegar El.
aku bangga padamu." Tutur Jaebum didalam hatinya.

Mark menatap Jaebum tajam, tanpa disadari oleh jaebum.

"Sudah kuduga.." gumam Mark tersenyum picik.

Mereka berjalan menuju ruang rapat. Jb,youngjae,bambam,jackson,dan yugyeom sudah sampai lebih dulu disana.
Dan tersisa Jinyoung dan Mark dibelakang.

"Apa kau yakin baik-baik saja hyung?" Tanya jinyoung khawatir.

"Tentu saja."

"Kau tak terlihat baik"sergahnya.

Mark memang lebih sering berbicara pada jinyoung, dan tidak pada lainnya.

Jadi bisa dibilang mereka termasuk cukup deket, untuk jadi teman bicara. Mark merasa nyaman saat bicara pada jinyoung, dia merasa kalau jinyoung akan tau apa yang sedang dialami seseorang tanpa bertanya sekalipun. Jinyoung bukan orang biasa, itulah yang ada dipikirkan mark tentang jinyoung.

"Kau bercanda?" Sahut Mark tak mau kalah.

Brukkkkk...

"Argghhh, sial. Berkas-berkas aneh ini mengapa banyak sekali. Dan lagi kenapa berat sekali. Argghh, Dylan!!!!!" Gerutu seorang wanita dari balik tumpukan berkas berjalan itu.

"Mau saya bantu sutradara El?" Jinyoung mengambil berkas yang ada ditangan El.

"Ehh, jinyoungssi. Terimakasih." Ucap El seraya membereskan berkas-berkas yang jatuh dilantai.

"Maaf merepotkanmu, jinyoungssi." Tambah El.

Tidak jauh dari tempat itu berdirilah Mark, yang masih sibuk dengan tatapan intensnya pada El.

{Aissh, kau ini mengapa tak membantunya.}

"Mark hyung, bisa kau bawa berkas yang dibawa sama El?" Seru jinyoung.

El melihat orang yang diajak bicara sama jinyoung.

Mata mark dan El bertemu, dan ketika itu pula El mengalihkan pandangannya. {Apa dia malu?}

"Ah tidak tidak perlu." Tolak El halus, yang melihat mark berjalan mendekatinya.

"Aku duluan jinyoungie." ucap Mark pada jinyoung, dan berlalu begitu saja meninggalkan mereka berdua dibelakang tanpa membantu membawa berkas itu.

El terbengong melihat Mark yang begitu dingin.

El terbengong melihat Mark yang begitu dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Geer banget." Gumam Mark mengulum senyumnya dan berlalu pergi, meninggalkan jinyoung dan El dbersama tumpukan berkas dibelakang sana.

-
-
-
-
-
-
-
Yollllo...
Setelah di review ulang, ane rasa ini chapter rada ambigu yakk.
Aisshh, sulit dipercaya.
Udah singkat banget ambigu pulak. Ckckck, ige mwoya?
Well, happy reading readers.
I heart you all. Dan terlebih lagi kamuh, hohoho. Be careful skullnya hohoho, aib mohon diabaikan. Author memang suka gila gila gak waras gitu. Gomenasai! Jyaa ne!

I Wish, I Was Forget!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang