Key menggigit jarinya. Dia sedang berfikir keras.Apa yang harus dia lakukan agar Cal mau ikut latihan. Sudah 2 hari dia tidak hadir di lapangan. Untung saja coach david tidak tau hal ini.
Key memutuskan untuk menelfon Cal. Saat ini sudah waktu pulang sekolah. Tapi hari ini tidak ada latihan.
Key menghela nafas karena Cal tidak mau mengangkat telfonnya.
Key memutuskan akan kerumah Cal.
"Key, yuk pulang" ajak Dinda.
"Lo duluan aja Din. Gue masih ada urusan" tolak Key
Dinda menyipit. Tapi kemudian Dinda mengangguk dan memeluk Key sekilas lalu beranjak pulang.
•••
Key sampai di depan rumah Cal
Dia mengetuk pintu dan tidak berapa lama, seorang wanita paruh baya membukakan pintu.
Key tersenyum lalu mencium tangan beliau.
"Ini bener rumahnya Cal bukan tante?" tanya Key
"Iya, kamu temennya Cal ya?" jawab mamanya Cal
Key mengangguk "iya tan, saya Key"
"Ayo masuk dulu, Cal lagi nganterin adeknya beli eskrim"
"Oh, ternyata Cal punya adik" gumam Key pada diri sendiri. Tapi ternyata mamanya Cal mendengar hal itu membuatnya menoleh. Key buru buru menutup mulutnya karena tidak sopan.
Mama Cal malah ketawa melihat tingkah Key
Menurut mama cal, key sangat cantik, baik dan sopan. Dia juga sangat polos. Cocok sekali dengan Cal."Cal kalo disekolah gimana Key?" tanya mama cal memulai pembicaraan. Mereka saat ini sedang di ruang tamu.
Key seketika langsung semangat saat ditanya seperti itu.
"Cal baik tante, di kelas pinter, di lapangan juga jago banget main basketnya. Dia juga baik sama semua orang, kecuali ak-" key terdiam. Dia keceplosan didepan mama cal.
"Dia jahat sama kamu? Masa cewek secantik kamu dijahatin sih?"
Key hanya diam. Bisa bisanya dia keceplosan.
"Jangan benci sama Cal ya. Dia anak baik kok." ucap mama cal sambil memegang tangan key.
Key menatap mama cal lalu mengangguk sambil tersenyum. Key juga tau kalau Cal baik. Kalo nggak baik, nggak mungkin lah dia bisa jatuh cinta sampai kaya gini.
"Mama.." teriak anak kecil dari luar.
"Nah, mereka datang" ucap mama Cal
"Mama, masa bang Cal cuma beliin aku satu? Kan aku mau dua es klim" ucap chacha, adik Cal.
"Ntar kalo kebanyakan makan es krim giginya sakit loh" Key menjawab membuat chacha menoleh ke arah Key
"Waah, kakak cantik banget. Kayak plincess" ucap chacha menatap Key dengan mata berbinar. Key terkekeh. Lalu menghampiri chacha dan menggendongnya. Chacha lucu sekali.
Cal yang baru saja datang terpaku saat melihat Key ada dirumahnya.
Key yang menyadari Cal datang langsung menurunkan chacha dan tersenyum ke arah Cal. Cal masih bengong.
"Ish abang, kakaknya jangan diliatin terus. Ini punya chacha!" ucap chacha tegas sambil menghalangi Cal melihat Key. Padahal percuma. Chacha hanya sebatas perut Key.
"Enak aja punya kamu!" jawab Cal
Ucapan Cal membuat Key membeku. Ucapannya terlalu ambigu. Apa itu artinya Cal ingin Key hanya miliknya? Atau cuma Key yang baper?
Key tersadar saat tangannya ditarik seseorang. Cal membawanya ke halaman belakang.
Cal melepaskan tangannya lalu berbalik menghadap Key. Menunggu Key mengatakan maksud tujuannya.
"Gue kesini, mau nanya. Kenapa Cal gak pernah berangkat latihan" tanya Key takut takut.
"Gak kenapa napa" jawab Cal
"Besok berangkat ya Cal" pinta Key sambil menangkupkan tangannya.
"Syaratnya, lo gak boleh gangguin gue" jawab Cal
"Gimana nggak gangguin, kan gue manajernya." bantah Key
"Ya, maksudnya biasa aja! Gak usah teriak teriak kalo manggil gue! Gue geli!" ketus Cal
"Gel-" ucapan Key terpotong saat tiba tiba ada seorang cewek yang memeluk Cal. Cal kaget, tapi kemudian membalas pelukan itu dengan mesra.
"Cal..!" teriak cewek itu saat Cal menggelitik perutnya.
Key yang melihat kemesraan itu langsung lemas. Dia hanya mematung tanpa bisa berlari.
"Ayo key, lari! Lo nyakitin diri lo kalo disini terus" batin Key.
"Cal, gue pamit" ucap Key. Cal menoleh dan melihat Key yang sudah berjalan sambil mengusap matanya.
"Bukannya tadi belum selesai ya ngomong nya?" batin Cal
•••
Key berjalan lesu ke arah lapangan. Dia semalaman memikirkan, apakah cewek kemarin adalah pacar Cal?
Key melihat Cal yang sudah berada di lapangan.
Key ingat perjanjiannya pada Cal kemarin. Key hanya melewati Cal tanpa menyapanya. Tapi Cal malah bingung dengan sikap Key. Tadinya saat Cal melihat Key memasuki lapangan, Cal sudah mempersiapkan diri jika Key memanggilnya. Tapi ini, key tersenyum saja tidak.
Latihan berlangsung lancar. Sekarang latihan sudah selesai. Cal melihat Key yang dihampiri Dimas. Mereka tertawa berdua. Ketika mereka selesai berbincang, key kembali berjalan melewati Cal tanpa menyapanya.
Cal lalu mencekal tangan Key.
"Ikut" ucap Cal singkat.
Mereka berdua menuju ruang ganti.
"Kenapa lo jauhin gue?" tanya Cal langsung
"Jauhin?" tanya Key bingung.
"Ya, lo bahkan gak nyapa gue"
Key semakin bingung. "Our promise? Yesterday? In your house?" jawab Key mencoba memberikan clue pada Cal.
"Cal ini, amnesia apa gimana?" tanya Key dalam hati.
"Yah, i'm remember. But.." cal tidak dapat melanjutkan ucapannya
"Lagian, gue juga tau diri kali. Gak mungkin lah gue deketin cowok yang udah punya pacar." ucap Key
"Pacar?!" tanya Cal
Key hanya diam. Cal mencoba mencerna semuanya. Jadi key kaya gini gara gara kemarin?
"Sinta maksutnya?"
"Gak usah disebutin namanya!" ketus Key lalu cemberut
Cal seketika tertawa.
"You're jealous with my cousin?" tanya Cal terkekeh geli.
Key melotot. Sepupu? Jadi itu sepupunya Cal?
"Cuma gara gara itu, lo gak nyapa gue? Memutus silaturahmi itu dosa tau!" ceplos Cal
Cal tidak sadar bahwa dia sudah tidak berkata sinis lagi pada Key. Bahkan tadi Cal tertawa.
"Nah, untuk menghindari hal ini lagi, biar lo gak dosa. Lo jadi pacar gue!" ucap Cal tenang.
"Hah?! Pacar?! PACAR?!" batin Key menjerit. Bagaimana bisa Cal mengucapkan itu seperti sedang mengajak chacha membeli permen?
Cal yang melihat ekspresi Key rasanya ingin tertawa kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, Mr. Sarcastic
Roman pour AdolescentsTatapan tajam? Muka datar? Nada bicara sinis? Nanya gak dijawab? Dijawab tapi singkat? Itu semua adalah makanan sehari hari dari KEEYARA kalo udah berurusan sama yang namanya CALVIN. Punya hobi yg sama nggak menjamin mereka dekat.. Sering ketemu ng...