Cal sedang berlatih keras di rumahnya. Padahal sudah 3 jam Cal bermain.
Dia harus berusaha keras untuk mengalahkan Dimas. Jangan lupa bahwa Dimas adalah kapten tim.
"Gue pasti bisa rebut Key." ucap Cal sambil mendrible bola lalu melempar ke arah ring. Masuk. Cal tersenyum.
Prok prok prok
Cal berbalik saat mendengar suara tepuk tangan.
Key berdiri disana sambil tersenyum. Hati Cal menghangat saat mengetahui Key datang kerumah nya.
"Jangan GR dulu, gue kesini mau jenguk chacha" ucap Key sambil menghampiri Cal
Cal seketika cemberut.
"Kalo jenguk chacha ngapain kesini? Noh chacha di dalam noh, sono samperin!" ucap Cal ketus
Key cekikikan. Key membiarkan saja Cal yang masih cemberut. Bahkan sambil mendrible bola pun Cal masih cemberut. Hasilnya lemparannya tidak masuk.
Key terdiam. Bagaimana jika besok Cal kalah dari Dimas. Bagaimana nasib cintanya.
Key terlonjak kaget saat tiba tiba Cal sudah ada di depannya.
"Jangan sedih.." lirih Cal.
Key tersenyum. "Gue nggak sedih" elak Key.
"Luka lo udah diobatin?" tanya Key. Key baru sadar ada lebam di wajah Cal.
"Udah" bohong Cal
"Cal.. Lo harus menang besok" ucap Key sambil menatap Cal dalam.
Cal kaget. Apa itu artinya key sudah menerima nya?
Key langsung memeluk Cal erat. Dia tidak kuasa menahan air matanya lagi.
"Lo harus menang Cal, lo gak boleh kalah. Gue gak mau lo kalah." ucap Key sesenggukan.
"Ssstt.. Udah jangan nangis. Lo doain gue yaa" jawab Cal sambil mengelus pelan punggung Key.
"Sure" jawab Key lalu melepaskan pelukannya.
"Kenapa kisah kita harus serumit ini?" tanya Key
"Karena kisah yang rumit akan berakhir bahagia" jawab Cal
"Rasanya semakin kesini semakin ada aja masalahnya" ucap Key lagi
"Itu berarti kita udah semakin dekat dengan kebahagiaan itu" jawab Cal lagi.
Key tersenyum lebar mendengar jawaban Cal. Bagaimana bisa jawaban sesederhana itu mampu menenangkan hatinya.
Hanya Cal yang bisa.
Ya, hanya Calvin Zerar.•••
Mulut key tidak henti hentinya melafalkan doa. Tangannya sudah panas dingin. Dinda disebelahnya terus menggenggam tangannya. Menyalurkan kekuatan.
"Belum mulai aja gue rasanya mau pingsan" gumam Key.
Saat ini Key dan Dinda sudah duduk manis di tribun penonton. Sebentar lagi pertandingan di mulai.
Para pemain mulai memasuki lapangan. Cal langsung mencari Key. Hebatnya Cal langsung bisa menemukan Key. Key tersenyum hangat. Senyuman Key menjadi penyemangat tersendiri bagi Cal. Setidaknya Cal tahu Key mengharapkan dirinya menang, bukan Dimas.
"Priiiit"
Peluit di mulainya pertandingan sudah berbunyi.
Bola berhasil direbut oleh Dimas. Dimas langsung berlari ke arah ring dan shooting. Masuk.
Cal lemas. Cal menatap Key nanar. Key tetap tersenyum. Cal kembali semangat.
Padahal saat Dimas memasukkan bola, Key meremas tangan Dinda membuat Dinda memekik kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, Mr. Sarcastic
Novela JuvenilTatapan tajam? Muka datar? Nada bicara sinis? Nanya gak dijawab? Dijawab tapi singkat? Itu semua adalah makanan sehari hari dari KEEYARA kalo udah berurusan sama yang namanya CALVIN. Punya hobi yg sama nggak menjamin mereka dekat.. Sering ketemu ng...