Cal mengerinyit heran saat melihat bangku di depannya kosong. 2 menit lagu bel masuk akan berbunyi. Tapi Key tidak juga datang.
"Apa masih sakit ya?" batin Cal
Cal mengedikkan bahunya berusaha tak acuh.
Cal sudah berjanji bahwa kemarin adalah terakhir kalinya Cal peduli pada Key.
Cal tidak mau dituduh Dion lagi seperti kemarin.
Benar saja, bel sekolah berbunyi tapi Key belum hadir.
Cal refleks mengambil handphone nya berniat menelfon Key. Tapi kemudian Cal tersadar.
"Gue kenapa sih" ucap Cal frustasi. Bahkan dia sampai mengacak rambutnya.
Dinda memperhatikan Cal. Dinda sudah tahu bahwa Key akan ijin selama seminggu.
•••
"Yon!" panggil Cal saat dilihatnya Dion di depan kelasnya.
Dion berhenti berjalan. Cal menyusul Dion
"Lo kemarin nganterin Key sampe rumah kan?" bisik Cal takut ada yang dengar
"Iyalah, emang mau gue selundupin?" tanya Dion balik.
"Lo kira narkoba!" saut Cal sambil menoyor kepala Dion
"Lah elo lagian. Nanya nya aneh. Lagian lo udah kadaluwarsa banget nanya nya baru sekarang" sindir Dion
Cal mengedikkan bahu.
"Terus kenapa dia gak berangkat?" gumam Cal. Tapi ternyata Dion mendengar nya. Dion tersenyum."Emang kenapa nanya nanya gitu?" pancing Dion
Cal menggeleng. "Ternyata keras kepala juga si Cal" batin Dion
"Ya udah kalo gapapa. Tuh alis jangan dikerut kerutin mulu! Kaya orang mikir utang lo!" ucap Dion
Cal langsung menetralkan wajahnya.
"Enak aja lo!" balas Cal sambil tersenyum.
Mereka berdua lalu menuju kantin.
"Si Key gak berangkat ya?" tanya Dion berusaha memancing Cal lagi
"Hm" jawab Cal sambil bermain handphone
"Kenapa? Sakit?" tanya Dion
"Gak tau" jawab Cal singkat. Padahal dalam hati, Cal sangat takut jika hal itu terjadi.
"Apa dia kenapa napa ya?" pancing Dion terus.
Cal mengedikkan bahu.
"Ah gue inget! Kemarin waktu gue nganter dia pulang, di rumah nya rame rame gitu. Terus muka nya pada kayak panik gitu Cal" ujar Dion. Tentu saja itu semua bohong.
Cal langsung meletakkan handphone nya lalu menatap Dion. Siapa tau Dion hanya menipunya. Tapi wajah Dion sangat serius.
"Gue balik kelas dulu" pamit Cal.
"Haha, kena lo Cal!" batin Dion
Cal tidak menuju kelasnya. Dia berjalan pelan di lorong sekolah sambil mencoba menghubungi seseorang.
Cal mendecak kesal saat orang yang dihubunginya tak kunjung mengangkat panggilannya.
"Sial!" umpat Cal.
Cal berjalan cepat menuju kelas. Dia berusaha membuang rasa penasarannya.
•••
Cal mencoret coret buku pelajarannya. Dia bahkan tidak memperhatikan penjelasan guru di depan. Cal sibuk memikirkan cara untuk mengetahui keadaan Key.
Bel pulang berbunyi. Cal langsung melesat keluar kelas bahkan sebelum guru keluar.
Cal segera berlari menuju parkiran. Cal memutuskan untuk ke rumah Key. Daripada dia mati penasaran. Tidak apa bolos latihan sesekali.
Saat diperjalanan, Cal seakan baru tersadar.
"Kenapa gue sampe begini ya? Gak mungkin kan gue khawatir sama Key?" tanya Cal dalam hati
Cal menggelengkan kepalanya lalu tetap melajukan mobilnya.
Saat sampai dirumah Key, Cal berdiri di depan gerbang. Rumah Key sepi.
"Aneh" batin Cal
"Assalamualaikum.."
Tidak ada jawaban.
"Assalamualaikum.." tetap tidak ada jawaban.
Cal terus mengucapkan salam. Sampai ada seorang wanita yang lewat.
"Bu, yang tinggal disini lagi gak ada dirumah ya?" tanya Cal
"Kemarin sih saya lihat mereka sekeluarga pergi bawa tas gede gede gitu mas. Terus mereka kayak buru buru banget. Tapi saya gak tau mereka pergi kemana" jelas wanita itu.
"Makasih bu" ucap Cal lalu wanita itu pergi.
Cal menghembuskan nafas pelan. "Lo dimana Key?" lirih Cal sambil menatap rumah Key.
Entahlah. Cal tiba tiba saja merasa sesak saat tau Key pergi tanpa memberitahunya. Tidak biasanya Key seperti ini.
Ah, cal baru ingat. Sebelum Key pergi, key memang tidak seperti biasanya.
Cal lupa jika Key sudah bukan pacarnya.
Tapi jika Key bukan pacar nya lagi, untuk apa dia sampai datang kesini?
"Bego banget gue sampe dateng kesini segala" batin Cal
Lalu Cal masuk ke mobilnya dan pulang.
•••
Cal menatap nanar rumah di hadapannya.
Sudah 3 kali Cal datang kesini. Dan 3 kali juga Cal harus menerima kekecewaan karena rumah itu tetap saja kosong
"Lo kemana sih Key?" gumam Cal
3 hari ini Key seperti hilang di telan bumi. Cal sudah bertanya pada Dinda, tapi Dinda bilang tidak tau.
Cal rasanya sudah kehabisan cara untuk mencari Key. Cal bahkan sudah tidak memikirkan kenapa dia melakukan ini semua?
Cal hanya ingin bertemu dengan Key lalu.. Lalu.. Lalu apa? Entahlah Cal juga tidak tau apa yang akan dia lakukan jika bertemu dengan Key.
Yang pasti, Cal ingin melihat Key ada di depannya.
Cal masuk kembali ke mobilnya. Cal memukul keras stir mobilnya!
"Sial! Lo dimana!" ucap Cal frustasi. Cal menghela nafas berat.
Dadanya sesak sekali. Tiba tiba bayangan kebersamaannya dengan Key berputar di kepalanya.
Tanpa Cal sadari, Cal tersenyum saat mengingat tingkah Key yang selalu ceria. Tapi kemudian wajah Cal berubah sedih saat mengingat sikapnya pada Key.
Tak terasa air mata mengalir dari pelupuk mata Cal. Hanya sedikit, tetapi mengandung banyak arti. Cal tidak pernah menangis, bahkan saat keluarganya sakit.
Cal menarik nafas dalam dalam sambil memejamkan matanya.
"I miss you so bad.." lirih Cal
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, Mr. Sarcastic
Teen FictionTatapan tajam? Muka datar? Nada bicara sinis? Nanya gak dijawab? Dijawab tapi singkat? Itu semua adalah makanan sehari hari dari KEEYARA kalo udah berurusan sama yang namanya CALVIN. Punya hobi yg sama nggak menjamin mereka dekat.. Sering ketemu ng...