Chapter 9

591 67 2
                                    

"Lou, bangun," bisik Harry sambil mengguncang pelan tubuh Louis agar terbangun.

"Tak ingin bangun!" Louis mengerang menutupi wajahnya dengan bantal.

"Tidak! Kau harus mengecek popokmu dan kita harus sarapan karena kita tak akan membiarkan perut kecil milik Louis kelaparan dan kita harus pergi bekerja sehingga aku dapat bekerja sedikit."

"Aku tak pergi bekerja dengan mu," Louis berkata dengan suara yang teredam.

"That's fine, love. Kau dapat kembali ke flat mu jika kau ingin," Harry memberi saran.

"Tidak! Tetap ditini besama baba," Rengek Louis.

"Loubaby, kita harus bangun. Aku tak bisa terlambat... Aku akan membuat pancake mu dengan cokelat chip," Harry mencoba menyuap lelaki itu. Ia benar-benar harus bangun sehingga Harry bisa memastikan popoknya kering. Harry juga perlu memandikannya dan memberinya sarapan dengan baik dan kemudian menurunkannya di flat jika ia ingin pergi kesana.

"Fine.... UP!" Louis mengangkat kedua tangannya pada Harry.

"Lou, kau tahu aturan yang ku buat tentang tak berteriak. Tolong tidak melakukannya. Aku tidak ingin memulai hari ini dengan menghukummu karena kau telah menjadi bayi kecil yang nakal," Harry berkata dengan tenang pada Louis saat ia menggendong Louis keluar dari tempat tidur.

Louis mengangguk, "Sorry baba, aku tak atan melakukannya ladi."

"Thank you... Apakah kau ingin duduk di kursi big boy atau bermain dengan beberapa balok di lantai sementara aku membuat sarapan lezat untuk perut kecilmu?"

"Lantai!" Louis bersorak.

"Baiklah, apakah kau ingin membuat sebuah kastil cantik untukku, babes?" Harry bertanya, mengabaikan Louis yang berteriak kecil.

"Aku bukan babes. Aku Louis... L-O-U-I-S." Louis mengeja namanya pada Harry.

"Kerja bagus untuk mengeja namamu, Louis. Kau begitu pintar," Harry memujinya. Louis tersipu dan berpaling pada balok-balok didepannya untuk mulai membangun.

"Baba?" Harry mendengar suara lembut memanggilnya dari sekitar sudut tempat ia berdiri. Ia berbalik untuk melihat pintu, melihat dimana Louis berada dan melihat wajah imutnya yang muncul di dapur.

"Hello my little one, apa yang telah dirimu dapatkan?" Harry bertanya seraya berjongkok menyapu butiran halus pada wajah Louis.

"Tak tahu... Warna cantik yang bekilau," Louis berbisik sambil menjulurkan lidahnya keluar untuk menangkap sedikit butiran manis yang Harry bersihkan dari hidung dan pipinya.

"Kau menemukan bubuk ini. Apa yang kau butuhkan, munchkin?"

"Aku butuh klayon. Aku inin membuat gambal tantik,"

Harry mengangguk dan berjalan menuju kamar kosong miliknya, Louis berada pada pinggulnya, kamar dimana Gemma datang untuk menginap dan tempat ia menyimpan sebuah kotak berisi krayon dan beberapa buah coloring book untuk siapa saja yang ingin bersantai dengan beberapa warna – warna.

"Jangan mencoret krayonmu di dinding atau di meja maupun di lantai. Kau mengerti, young man?" Harry bertanya tegas sambil meletakan Louis kembali pada lantai ruang makan. Louis menganggukan kepalanya sehingga Harry tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan untuk menyelesaikan sarapan yang ia buat untuk mereka berdua.

~

Setelah sarapan telah siap, Harry berjalan menuju ruang makan berharap untuk melihat his pretty little Louis yang memakai kemeja Harry dan masih menggunakan popok pink nya sedang tertidur diatas buku mewarnainya. Sebaliknya, ia menemukan Louis memakai kemeja panjang Harry dan Louis yang sedang mencoret-coret hampir seluruh tempat.

"Louis, apa yang kau lakukan?"

"Aku sedang mewalnai dengan walna tantik," Louis berkata dengan senyum lebarnya.

"Apa kau ingat dimana seharusnya warna itu berada dan dimana warna-warna terang tidak seharusnya?"

"Uh­-oh.. Louis dalam macalah? Louis tak bermaksud menjadi anak nakal. Itu hanya kecelakaan, sungguh," Louis berkata dengan bibir bawahnya yang bergetar dan a little pinky in the air;

"Lou, aku tahu itu hanya sebuah kecelakaan, tapi aku harus tetap menghukum mu," Harry berkata lembut pada lelaki kecil didepannya.

"Louis bad boy?"

"Tidak, Louis, kau adalah lelaki kecil yang baik. Kau hanya membuat uhm hanya kesalahan sangat sangat kecil. Aku berjanji itu akan baik-baik saja. Dapatkah kau kesini? Ini hanya 8 spank, aku janji."

Louis merangkak menuju Harry dengan wajahnya yang sangat kecewa dan mengulurkan tangannya pada Harry untuk membantunya naik ke pangkuannya.

"Thank you, Lou. Dapatkah kau menghitung saat aku melakukannya sehingga kita tak melakukan terlalu sedikit atau pun terlalu banyak?" Harry bertanya, ia mulai mengusap bokong milik Louis, mencoba untuk menenangkan lelaki kecilnya. Louis mengangguk dan Harry memulainya. Ia mengangkat tangannya keatas dan membawanya turun kebawah, membuat lelaki kecil itu melonjak dan membisikan angka dengan pelan. Louis tidak sekalipun mengacaukannya dan ia selalu menghitung sehingga mereka tak harus mengulangnya dari awal lagi.

"You were such a good boy, baby. Are you ready for breakfast?" Louis mengangguk lalu Harry menggendongnya dan menempatkannya pada kursi tepat disamping tubuhnya sehingga ia tetap dapat mengawasi Louis dan menjaga Louis agar tidak terguling dari tempatnya karena tak bisa diam. Louis terlihat sangat senang saat Harry memotong pancake chocolate chipnya yang berbentuk beruang dan memastikan bahwa pisang yang ia potong juga cukup kecil agar Louis dengan mudah menggenggam dan memasukan kedalam mulutnya.

"Terimakasih baba," Louis berkata sebelum ia memulai sarapannya. Dan Harry belum pernah sebegitu bangga sebelumnya dalam hidupnya. Lelaki kecilnya menggunakan sopan santun dan menggunakan etika makan yang benar dan juga ia tak memorsir dirinya untuk menjadi 'terlalu gemuk' atau 'perlu menjadi kurus'. Harry sangat bangga saat dimana Louis yang pada akhirnya makan dengan benar tanpa memikirkan berapa banyak ia makan atau berapa kalori yang ia konsumsi. Ia hanya memakan makanannya dan begitu senangnya menceritakan apa yang ia gambar dan kenapa Harry harus menempel gambarnya pada kulkas milik Harry dibandingkan dengan barang-barang kecil membosankan yang menempel pada kulkasnya. Harry hanya mengangguk sepanjang Louis bercerita dan memandang pupil mata Louis yang melebar saat ia menceritakan bagian yang mengagumkan pada gambarnya dan apa yang orang orang lakukan didalam gambar yang ia buat.



.

Double update!1!1!1!1!

Kenapa gue tumben baek? Ya sebagai permintaan maaf bcs gue malas malasan kaga apdet apdet dan chapter 8 yang pendek banget:'v 

AKHIRNYAAAAAAAAAA STORY INI YANG BACA UDAH 600+ ANYENG MAKASEH YAK READER(S) KU SAYANG. TAPI KENAPA YG NGEVOTE KAGA ADA SEPARO NYA YAK/? LAENNYA SIAPA YG BACA? HANTU(=| SOOORRYYYY CAPSLOCK NYA GANYELO WKWKWKWK 

uy pokoknya makasih yang masih setia vote dan komen komen *cium kening atu atu* 

love, nath.

Little Louis☁ larry!ageplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang