"Lou, bangun, kau harus bangun. Jika bukan karena bekerja atau Liam, kau dapat bangun tengah hari dan aku akan mengizinkanmu tetap berada disini"
"Harry, kumohon tinggalkan aku seorang diri. Aku sedang memikirkan banyak hal sekarang ini"
"Pumpkin, kau tak harus memikirkan semua itu sekarang. Aku tidak ingin kau memikirkannya antara kau ingin membatalkannya atau tidak. Kita memiliki sedikit waktu untuk memutuskannya. Aku tahu itu tidak banyak, tapi kita masih punya waktu"
"Dapatkah aku tetap berada disini seharian ini? Aku berjanji akan kembali hari senin"
"Louis, kau belum meninggalkan rumahku sejak minggu lalu. Kau bahkan belum tahu pasti kalau kau hamil"
"Ini adalah alasan lain aku sakit sepanjang hari dan perutku rasanya seperti makin besar dan membesar tidak peduli seberapa banyak aku makan dan berapa lama aku latihan"
"Aku akan mengantarmu ke dokter. Aku akan membuat janji dengannya saat aku pergi bekerja dan setelah itu aku dapat membawamu ke dokter, semoga saja. Setelah itu kau dapat mengetahuinya dengan pasti dan kau dapat memutuskan kau ingin mengakhirinya atau tidak, kau dapat memikirkannya."
"Baik, tapi kau harus menemaniku menemui dokter atau aku tak akan pergi"
"Deal. Aku akan membiarkanmu tetap di rumah hari ini. Kau beruntung belum dipecat dari pekerjaanmu. Kau harus kembali hari senin aku tak peduli" Harry selesai berpakaian dan menjatuhkan dirinya diatas kasur untuk mengikat tali sepatunya sebelum mengecup kening Louis dan berjalan keluar dari kamarnya, menyiapkan sarapan sereal dengan pisang berbentuk hati di dalamnya untuk Louis.
Ia dengan cepat menuangkan susu kedelai kedalam mangkok dan membawanya ke kamarnya untuk Louis, sebelum mengecup keningnya lagi dan pergi. Ia biasanya membawa mobilnya saat bekerja tapi kenapa harus membawa mobil saat kau dapat berjalan dan menghirup udara pagi dan tersenyum kepada orang-orang. Ia menghembuskan napasnya dan mengeluarkan ponselnya, menempelkannya pada telinganya setelah menekan nomor kantor dokter praktek.
|-/
"Well Louis, kau sedang mengandung. Tidak ada yang menyangkal itu. Kau ingin membawa brosur ini dan membacanya mungkin?" Dokter itu bertanya, namun pada dasarnya dia telah menggenggamnya dan memberikannya pada Louis. Itu jelas-jelas bukan pertanyaan, tentu saja.
"Terima kasih," Louis berbisik dan mengambil enam buah brosur tersebut, "Mengapa ada enam?"
"Dua dari setiap pilihan berbeda jadi kau mendapatkan semua informasi dengan jelas. Jika kau benar menginginkan anak itu, kau harus membuat janji di meja depan. Jika kau tak yakin sekarang ini, kau memiliki waktu 3 minggu untuk memutuskan bahwa kau menginginkannya."
Louis dan Harry berterimakasih kepada dokter dan Louis memandang Harry, air mata meluncur bebas dari matanya. Harry bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat pada Louis, membawanya kedalam pelukannya dan membiarkannya membasahkan kemeja kerja milik Harry dengan air mata, "Baby, kenapa kau menangis? Semua akan baik-baik saja"
"Karena aku tak tahu apa yang harus kulakukan"
"Lakukan apa yang kau rasa tepat"
"Tidak ada yang kurasa tepat Harry"
///
Finally ff ini gua hidupkan kembali setelah sekian lama. Awalnya gua sempet mikir mau berenti nulis karena gua kelas 12 dan sibuk parah sama tugas. Yah karena gua lagi classmeet jadi ya gua lebih santai dan mutusin buat nulis lagi.
Iya gua tau chapter ini super pendek-.-
Okay happy reading keep vomments!Spread the loves,
Naat nada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Louis☁ larry!ageplay
Fiksi PenggemarOriginal story by: thelarrieswriting Translated in BAHASA by: pee-taah-pan (me) . //Caution : This content full of age age play, cuteness little boy, femboy, boyxboy, daddy dom and many more.\\ 'IF YOU're HOMOPHOBIC PLS GO AWAY, BABEs.' Enjoy & Hap...