"Lou, saatnya untukmu pulang," kata Harry setelah sarapan.
"Tak ingin Loulou disini lagi?"
"Itu bukan alasan mengapa kau harus pulang hari ini. Kau punya dua teman baik yang yang menginginkanmu kembali untuk sementara waktu. Aku berjanji akan menjemputmu pada hari jumat dan kau bisa menghabiskan seluruh akhir pekan disini dan akhir pekan berikutnya jika kau ingin. Liam dan Eleanor sangat merindukanmu, Lou. Aku harus pergi berbelanja dan membersihkan tempat ini dan juga aku pergi bekerja sepanjang minggu dan kau juga bekerja sepanjang minggu. Jika kau membutuhkan sesuatu, aku akan selalu menelponmu. Bukankah kau merindukan tidur di tempat tidurmu?"
"Ya... Tapi aku akan merindukanmu."
"Aku juga akan merindukanmu, sangat. Bagaimana jika kau setiap hari datang untuk sarapan dan makan siang dan aku akan memastikan kau memakan makanan yang sehat untukmu dan Liam secara gratis setiap hari."
Louis mengangguk dan melihat ke bawah untuk piringnya yang setengah kosong. Dia tidak begitu lapar tetapi sekarang dia telah memakan hampir seluruhnya, ia benar-benar tidak lapar. Dan kemudian Harry mengatakan kepadanya bahwa sudah waktunya baginya untuk pergi dan sekarang ia merasa tidak full dan merasa seperti ia tidak diperlukan atau diinginkan Harry lagi.
"Apakah kau sudah kenyang, baby?" Harry bertanya dan Louis mengangguk dan mendorong piringnya menjauh darinya. Harry mengambil piringnya sendiri serta piring Louis dan mengetuk pelan hidung Louis, "Bergembiralah, buttercup. Aku tidak ingin kau cemberut lagi, baby."
Louis tertawa dan mengangguk. Ketika Louis senang, Harry senang. Itu membuatnya lebih bahagia ketika tahu dia adalah sebuah alasan Louis senang. Dan ketika Louis terkikik dan Harry tahu itu karenanya, ia merasa seperti berdiri diatas dunia yang penuh dengan kebahagiaan dan dikelilingi oleh suara kikikan kebahagiaan Louis.
"Come on bub, ayo kita mandi. Aku akan mencuci piring ini setelahnya," Harry berbisik kepada Louis sambil berjalan melewatinya untuk menempatkan piring-piring pada meja.
"Angkat Loulou!" Louis cemberut dari kursinya.
"Aku datang, aku datang," Harry berkata sambil berjalan kembali ke kursi Louis yang kini menyilangkan tangannya dan memberengutkan wajahnya.
"Berhenti mempoutkan bibirmu seperti itu dan mungkin aku akan melakukannya."
Louis langsung tersenyum hanya untuk syarat keluar dari tempat duduknya. Ia ingin keluar dari tempat duduknya dan mandi. Dan ia menginginkannya sekarang. Tapi ia juga ingin tetap berada di kursinya selama Harry mengizinkan. Keluar dari kursi berarti waktunya mandi. Waktu mandi berarti pulang. Pulang ke rumah berarti tidak ada Harry. Tidak ada Harry berarti bahwa rumah itu bukanlah rumahnya yang sesungguhnya. Ia tidak ingin kembali. Ia ingin tinggal di sini.
"Tapi dada! Aku tida inin kembali..." Louis menangis pada bahu Harry saat dia menggendong Louis dan memasukan barang-barangnya kedalam mobil. Dia mendudukan Louis di kursi mobilnya dan memastikan Louis menatap lurus dirinya tepat di matanya saat ia berjongkok di atas tanah.
"Baby, kau akan kembali kesini hari Jumat. Itu hanya lima hari, hari kelima kau akan datang lagi. Dan kau dapat melihatku setiap hari, dua kali sehari. Kau bahkan dapat makan siang bersamaku jika kau ingin," ujar Harry pelan sambil mengusap halus rambut Louis.
"Aku tahu."
Harry mengecup pipi Louis dan meletakan tasnya di bawah kakinya. Ia membantu memakaikan seat belt Louis seperti biasa dan berjalan ke sisi lain mobilnya. Ia merasakan beberapa tetes air hujan jatuh tepat pada wajahnya saat ia membuka pintu. Membawa Louis keluar dari mobil dan meninggalkannya tidaklah semudah itu ditambah ini mulai hujan dan mungkin akan badai setelahnya. Harry mengistirahatkan tangannya di atas paha Louis saat ia mengemudikan mobilnya memastikan Louis tetap merasa nyaman.
"Apakah akan badai, dada?"
"Aku tak tahu, Lou. Jika terjadi badai, aku akan menelponmu. Jika kau menginginkan aku untuk datang, maka aku akan datang dan memelukmu, aku berjanji," Kata Harry pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan didepannya. Ia pikir dirinya sudah merusak kepercayaan Louis dengan mengemudi hanya menggunakan satu tangan dan satu tangan lainnya berada pada paha milik Louis dan terus menatap Louis yang berada disampingnya daripada jalan di depannya.
"Bagaimana jika aku hanya ingin kau memelukku?"
"Aku tidak tahu. Mungkin aku akan tetap memelukmu, tapi cobalah untuk menghabiskan waktu dengan Li dan Eleanor."
| - /
"Selamat datang kembali Lou!" Liam berteriak sambil berjalan ke dalam rumah dengan Harry yang mengikuti di belakang dan membawa tas Louis dengannya.
"Bisakah kau membawa tasku keatas sehingga aku dapat mengatakan bye bye pada dada?" Louis bertanya kepada orang yang lebih tinggi darinya.
Liam mengangguk dan mengambil tas yang agak berat dari Harry. Dia membawanya ke atas seperti permintaan Louis dan membongkar semuanya untuk dibersihkan. Sementara itu, Louis turun dan memeluk kedua pergelangan kaki Harry mencoba untuk membuatnya untuk tinggal dan tidak pergi. Louis benar-benar akan melakukan apa saja untuk membuat Harry tidak meninggalkannya. Harry memanggil Liam untuk turun dan membantunya yang membuat Louis semakin memper-erat pelukannya mulai menjerit dan menangis. Harry benar-benar bukan tipikal seorang penggemar amukan, tapi ia tak ingin memarahi Louis tepat sebelum ia meninggalkannya. Yang mungkin bisa membuat Louis berpikir bahwa ia membencinya dan tidak akan pernah datang kembali atau sesuatu yang konyol seperti itu.
Setelah Liam dan Harry melepaskan Louis secara susah payah dari kaki Harry, Liam dengan halus menyuruh Louis untuk membongkar isi tasnya sehingga dia bisa mendapatkan dessert untuk makan malamnya. Liam duduk dengan Harry selama beberapa menit dan berbicara tentang bagaimana perilaku baik Louis dan hukuman apa yang ia berikan padanya. Mereka menyelesaikan percakapannya dan Harry memutuskan untuk mengakhirinya.
Liam berjalan mengantar Harry sampai ke pintu. Harry sedikit kesal karena Louis tak datang turun untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya, namun ia akan menelpon Louis larut malam untuk mengucapkan selamat malam dan memastikan bahwa dia baik-baik saja. Harry melambaikan tangannya dan meminta Liam untuk memberitahu Louis ia mengucapkan selamat tinggal untuknya, yang berjanji Liam akan lakukan setelah ia menemukan Louis.
Harry masuk kedalam mobilnya dan menemukan Louis. Disinilah lelaki kecil itu, mengistirahatkan tubuhnya pada kursi belakang sedang tertidur. Dia terlihat sudah merencanakannya untuk tetap berada disana untuk sementara waktu. Harry mengangkat lelaki itu dan menggendongnya masuk kedalam rumahnya. Ia mencium puncak kepala Louis setelah ia menempatkannya diatas tempat tidurnya dan mengangkat sekat disamping tempat tidurnya sehingga Louis tak dapat terjatuh ataupun melarikan diri.
\
I hope you enjoying this short chapter :)))
$pread the loves !
Larry is real,
Nath
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Louis☁ larry!ageplay
FanfictionOriginal story by: thelarrieswriting Translated in BAHASA by: pee-taah-pan (me) . //Caution : This content full of age age play, cuteness little boy, femboy, boyxboy, daddy dom and many more.\\ 'IF YOU're HOMOPHOBIC PLS GO AWAY, BABEs.' Enjoy & Hap...