"Lou, Aku ingin kau menjadi big boy sekarang ini. Dapatkah kau melakukan itu? Aku ingin berbicara penting denganmu," Harry berbisik di telinga lelaki kecil saat mereka sedang cuddle di sofa milik Harry dengan film Disney terputar didepannya.
"Tidak mau!" Louis merengek.
"Aku tahu kau tak ingin, but it's alright. Aku di sini dan kita perlu berbicara."
"Tapi menjadi besal itu mengelikan!"
"Aku tahu, tapi kita perlu bicara. Aku akan berada di sini dan kupastikan tidak ada hal buruk yang terjadi padamu dan kau dapat melakukan apapun yang kau inginkan setelah kita bicara. You can go back to being my little baby or you can stay big, I promise," Harry berkata sambil mengangkat jari kelingkingnya keatas pada lelaki kecil disampingnya.
"Fine, fine, fine! Aku menjadi besar," Louis mendesah setelah memijit matanya yang tertutup rapat dan menimbang pro dan kontra yang akan datang dan memiliki pecakapan 'penting' dengan Harry. Bahkan ketika ia besar sekalipun ia tak pernah serius dengan apapun.
"Loulou, aku berjanji ini akan baik-baik saja. Aku di sini. Aku akan berada di sini untukmu. Kau hanya harus terbuka sedikit sehingga kita dapat berbicara," kata Harry sambil memegang Louis erat. Louis mencengkeram kemeja Harry erat dan semakin erat, akhirnya ia memilih menggigit tulang selangka milik Harry tanpa melepaskan cengkramanya pada kemeja Harry. Dia tak ingin menjadi orang besar. Ia ingin tetap menjadi little. Tapi Harry begitu sabar dengannya. Ditambah, Harry sudah melakukan banyak hal untuk Louis dan ia hanya menginginkan Louis menjadi orang besar dalam sebuah percakapan. Louis dapat melakukan itu. Harry berjanji dia dapat kembali menjadi little saat mereka telah selesai.
"Apa hal penting yang ingin kita bicarakan yang membuatku harus menjadi orang besar?" Louis bertanya, wajahnya masih terpendam pada leher Harry dan giginya masih menggigit pelan tulang selangka milik Harry.
"Well, kita perlu bicara tentang banyak hal. Kita harus membuat beberapa grafik untukmu. Satu untuk hukuman, satu untuk aturan dan satu menjadi papan penghapus dengan spidol... dan satu lagi untuk penghargaan atau imbalan. Kita juga perlu berbicara tentang kita itu apa. Maksudku, aku dapat menjadi care-giver untukmu dan bukan menjadi pacarmu. Atau aku dapat menjadi care-giver mu sekaligus menjadi pacarmu. Atau bahkan aku hanya menjadi seseorang yang kau panggil saat kau merasa sedih dan Eleanor atau Liam tak bisa menjagamu. Aku dapat menjadi apapun yang kau inginkan, tentunya dengan suatu alasan," Harry memakan banyak waktu untuk berbicara, membuat seluruh isi penjelasan terdengar seperti pertanyaan essay sialan.
"Aww. Apakah Harry menyukai Louis?"
"Kau bicara dalam orang ketiga."
"Kau tidak menjawab pertanyaanku," Louis menjulurkan lidahnya.
"Jika kau lakukan lagi aku akan menggigitnya," Harry tersenyum.
"Kau tak akan berani," Louis berkata dan mengejek Harry dengan menjulurkan lidahnya lagi. Dia bahkan memejamkan matanya untuk memberikan efek khusus. Ia tidak berpikir bahwa Harry akan benar-benar melakukannya, tapi kemudian ia merasakan sebuah gigi menekan lidahnya. Itu bukan gigitan menyakitkan namun rasanya juga tidak seperti terjatuh kedalam tumpukan marshmallow.
"Aku memperingatkanmu," Harry menyeringai.
"Kau tak menjawab pertanyaanku."
"Kau bahkan tak menjawab satu dari pertanyaanku. Bola ada pada bidangmu sekarang. Lakukan dengan sesukamu. Kau bisa mengambil keputusan tentang apa aturan yang kau dapatkan untuk saat ini, apa hukuman yang bersedia kau ambil, beberapa pengahargaan atau imbalan yang kau ingin, dan kau ingin aku sebagai apa di hidupmu."
"Kau membuat segalanya begitu panjang. Kenapa kau berbicara sangat lambat?"
"Itu kasar, Louis."
"Itu hanya sebuah pertanyaan yang jujur."
"Tolong hanya jawab pertanyaanku, please," Harry berkata dengan penat pada lelaki yang terus menghindari pertanyaan yang Harry berikan, meskipun itu hal penting sekalipun.
"Well. Aku setuju tentang semua aturan yang ada jadi kau dapat memilihnya. Satu-satunya hukuman yang tidak kusetujui adalah cambuk dan aku lebih suka kau tidak menggunakan seks sebagai hukuman dan aku tak menyukai sesuatu dengan es sebagai hukuman, entah itu mandi es, atau hal-hal panas seperti lilin. Semua penghargaan adalah imbalan baik. Aku bukan penggemar menggunakan seks atau hal-hal seksual sebagai hadiah sekalipun. Aku ingin seks yang secara alami terjadi, bukan hanya sebagai hadiah karena aku tlah mengikuti peraturan. Itu membuatnya seperti kau dipaksa untuk berhubungan seks denganku dan kebalikannya. Dan meskipun itu akan menjadi persetujuan khusus antar dua pihak, aku tetap tak menyukai gagasan itu. Kupikir aku setuju jika kau menjadi pacarku. Sebelumnya kau harus meminta izin kepada Liam untuk membawaku keluar. Ia terlihat menyukaimu, jadi kau tak perlu gugup."
"Aku akan menuliskan apa yang tidak kau sukai dan yang kau lakukan, meskipun kupikir aku akan mengingatnya. Aku tak ingin membuat kesalahan dan melakukan sesuatu yang tidak kau sukai. Aku tak gugup seperti yang kupikir setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulutmu. Ku yakin bahwa aku akan gugup ketika aku meminta izin pada Liam untuk membawamu keluar dan meminta izin untuk memintamu menjadi pacarku... Dan mungkin lagi ketika aku meminta izin padanya untuk menikahi mu, tapi itu sedikit jauh kemasa depan untuk berpikir cukup tapi bagaimana bisa kau pun tak mengatakan 'ya' ketika aku memintamu menjadi pacarku," Harry mengoceh panjang lebar.
"Sekali lagi, kau membuat segalanya tampak seperti soal essay sialan," Louis mendesah dalam-dalam.
"Itu baik. Karena kau tetap mau berbicara padaku."
"Jangan terdengar begitu bangga. Apa yang akan kau lakukan jika aku berhenti berbicara denganmu sekarang?"
"Well, itu keputusanmu untuk tidak lagi berbicara denganku, tapi aku akan amat sedih dan mungkin aku akan memohon dan berlutut kepadamu agar kau mau berbicara dengan ku lagi," Harry tersenyum.
"Itu sangat manis, thank you!" Louis bersorak dan mendesah pada leher Harry. Dia hampir lupa bahwa ia bahkan mengistirahatkan kepalanya lagi disana. Namun ketika Harry berbicara atau tertawa maupun menelan, tenggorokannya bergetar dan jakunnya naik turun. Itu cukup lucu, Louis berkata pada dirinya sendiri.
______________
Double updates yehey!
I'm so freak out pas tau cerita ini udah 1k+ reader//////// makasih banyak yaaaa buat yang setia ngevote dan komen komennya yang bikin gue semangat 45 buat tetep nge-next setiap chapter dan chapternya. Sickkkk!!!! kalian luar binasa:'v
$pread the love!!! LARRY IS F UCKING REAL!
Aimh, Lou, Har.
Nath
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Louis☁ larry!ageplay
Fiksi PenggemarOriginal story by: thelarrieswriting Translated in BAHASA by: pee-taah-pan (me) . //Caution : This content full of age age play, cuteness little boy, femboy, boyxboy, daddy dom and many more.\\ 'IF YOU're HOMOPHOBIC PLS GO AWAY, BABEs.' Enjoy & Hap...