Acara selesai pukul 10 malam. Tanpa basa basi Bian langsung mengajak Pia kerumah baru mereka yg tidak terlalu jauh dari rumah Pia. Karena sudah menjadi istri yg sah Pia mau tidak mau harus menuruti suaminya.
Dikamar tampak kikuk, setelah membersihkan bekas make up ia segera naik ke kasur big sizenya itu.
"Bang,hari ini gw mau tidur langsung. Capek gw berdiri seharian."
"Iya aku juga tahu kok. Emangnya kita mau ngapain??" Dengan lirikan jailnya Bian.
"Ini ga salah kenapa dia jadi aku kamuan gini" dalam benak Pia.
"Ya kirain lo bakal minta pijitin sama gw kayak biasanya kalo kecapean."
"Aku ga minta sekarang,aku juga tau kalo kamu capek apalagi harus pake high heels yg tinggi gitu seharian. Hmmm... jangan-jangan kamu mikirin yg iya-iya yaaaaaa....."
"Ah apaan sihh,udah akh aku mau tidur."
Pia menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya. Bian yg melihat itu terkikik geli lalu dengan tiba-tiba ia memeluk tubuh Pia yg terutup selimut itu dengan berbisik "tenang aja aku ga maksa kamu kalo kamu masih belum mau". Pia yg mendengar itu sedikit tersenyum di dalam selimutnya.
----------------------------------------------------
Sudah seminggu semenjak pernikahan Pia dan Bian. Pia selalu bangun lebih awal karena Bian yg harus masuk pagi. Sedari sebelum subuh ia berkutik di dapur menyiapkan sarapan untuk suaminya. Ketika waktu subuh mereka shalat berjamaah setelah itu Bian sarapan dan pergi bekerja.
"Jangan kemana-mana dulu ya sayank tunggu aku pulang kerja." Sembari mengelus kepala Pia dengan lembut.
"Tapi kan aku harus belanja bulanan,dikulkas cuma ada seadanya doang." Ucap Pia yg sudah mulai ber-aku kamu.
"Iya perginya nanti setelah aku pulang kerja. Oke sayang...."
Cupp....
Bian mengecup bibir Pia. Dan Pia hanya bisa mematung."Hey,kamu kaget ya. Sudah aku mau berangkat ni ga ada yg mau dikasih apa biar aku semangat kerjanya? Aku ga mau ditangan kayak biasanya aku maunya disini." Sambil menunjuk bibirnya dengan jari telunjuk.
"Hah apaan?" Pia yg mulai blushing.
"Ayo cepet udah mau telat ni,aku ga mau berangkat kalo belum dikasih."
"Ekh kok gitu. Emmm....ya udh pendekin dulu tubuh kamu. Kamu tinggi kan aku ga nyampe."
Cupp...
Pia mencium kening Bian."Akh apaan ini mah ga kerasa."
"Udah deh bawel dari pada ga sekali. Kan bertahap. Udah ya sayang sekarang berangkat sebelum macet." Sambil mengelus pipi Bian dengan jarinya dan mendorong agar cepat berangkat.
"Hahahaahahah iya sayang."
---------------------------------------------------
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Brother
RomanceAku tak sedarah dengannya tapi entah mengapa aku sayang padanya melebihi sayangku kepada teman ku. Apakah ini awal dari persahabatan yg berakhir biasa aja atau mungkinkah dia jodohku kelak?