Kini usia kandungan Pia menuju 9 bulan. Bian sangat khawatir karena sampai saat ini Pia tidak ingin pulang kerumah ku ataupun rumahnya denga alasan tidak betah jika tidak dirumah sendiri. Bian tidak tega jika meninggalkan Pia sendiri dirumah ketika ia bekerja apalagi bulan ini Bian sedang sift malam, ia takut kalau-kalau Pia mendadak Pia melahirkan sendirian padahal perkiraan waktu dokter masih cukup lama.
"Aku udah minta Sandy menginap disini selama aku masuk malam. Sebentar lagi dia datang pintu jangan dikunci dulu." Ucap Bian yg sedang bersiap-siap berangkat kerja malam itu.
"Kok minta Sandy kesini sih yank? Aku kan udah biasa sendiri kalo kamu kerja malam gini."
"Kamu udah mau lahiran sayank. Nanti kalo tiba-tiba kamu mau lahiran tapi ga ada orang gimana? Salah kamu sendiri disuruh pulang kerumah bunda atau mama ga mau jadi aku minta tolong Sandy buat jagain kamu. Udah ya aku berangkat. Cupp..." pamit Bian setelah mencium kening Pia dan Pia yg mencium punggung tangan Bian.
Tak beberapa lama suara motor yg tidak asing berhenti di depan rumah. Pia yg tidak asing dengan sosok lelaki itu pun segera membuka pintu rumahnya mempersilahkan masuk.
"Maaf nih mba aku baru dateng soalnya ada urusan tadi. Jadi bikin mba bangun lagi deh." Ucap lelaki itu yg tidak lain adalah Sandy.
"Iya gapapa dek,mba juga belum tidur kok kan abang mu baru berangkat kerja. Udah sekarang masuk ke kamarmu besok kan kamu kerja pagi."
Setelah mereka Sandy memasukkan motornya Pia pun segera mengunci pintu rumahnya untuk segera pergi tidur.
-----------------------------------------------------
Sudah seminggu Sandy menginap dirumah Bian untuk menjaga Pia. Waktu menunjukkan pukul 12 malam entah kenapa Pia ingin sekali makan sesuatu. Ia mencari-cari makanan di dapur tetapi tidak ada makanan yg berselera. Entah mengapa rasa ngidam yg ia alami beberapa bulan yg lalu muncul kembali. Dilihatnya Sandy yg kebetulan tertidur diruang tv,merasa tak tega ia mengambil kunci motor dan mengeluarkan motor secara perlahan.
"Mba mau kemana malam-malam gini?" Tanya Sandy yg merasa terganggu karena suara kunci pintu terbuka dan ia kaget melihat kakak iparnya itu sedang mengendap-endap seperti pencuri motor.
"Ng...aku pengen makan bubur kacang ijo dek."
"Kenapa ga bangunin aku sih mba? Kalo abang tahu mba pergi sendiri aku bisa digorok. Tunggu sebentar mba aku ambil jaket dulu."
"Tapi dek...
Akhirnya Sandy mengantar Pia mencari bubur kacang ijo. Tempat itu tidak terlalu jauh dari rumah.
"Wah mba udah lama ga kesini tapi kok suaminya beda ya tapi mirip walau tubuhnya sedikit mengecil?" Tanya pejual itu.
Ya memang wajah Bian sedikit mirip namun ukuran tubuh Bian sedikit lebih besar dan berisi dengan otot-otot hasil nge-gymnya itu.
"Iya pak suami saya lagi kerja masuk malam jadi ga bisa anterin. Kalo yg itu mah adik ipar saya." Jawab Pia dan penjual itu hanya ber'oh saja.
From: Sandy
"Nyaris bini lo kabur tengah malem bang,untung aja gw denger dia buka kunci pintu kalo ga bini lo udah muter-muter nyari bubur kacang ijo tengah malem."Pesan Sandy yg dikirimkan kepada kakaknya. Sandy yg sedang bekerja kaget tetapu sedikit bersyukur karena ada Sandy yg bisa menjaga istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Brother
RomanceAku tak sedarah dengannya tapi entah mengapa aku sayang padanya melebihi sayangku kepada teman ku. Apakah ini awal dari persahabatan yg berakhir biasa aja atau mungkinkah dia jodohku kelak?