Sampailah mereka dirumah, karena hari sudah malam mereka segera membersihkan diri dan berganti baju untuk istirahat. Pia yg selesai lebih dulu dari Bian memutuskan untuk menonton tv dengan duduk di sofa yg ia lebarkan karena sofa itu bisa dibuat seperti kasur lantai.
Bian yg melihat setelah keluar kamar mandi menghampiri istirnya.
"Sayang kok diam aja sih dari pulang rumah bunda?" Bian yg langsung duduk disamping Pia sembari mengelus perut Pia yg membesar.
"...."
"Hey aku ngomong sama kamu,jawab dong jangan diem aja. Aku ada salah ya sama kamu."
Pia yg tidak kuat mulai meneteskan air matanya dan menjatuhi pipinya. Bian yg melihat itu segera mengusap dan menatap bingung.
"Sayang kamu kenapa,mau apa? Jangan sedih gitu dong,aku bingung nih kamu kenapa sih sayang?" Bian berusaha menenangkan istrinya.
"A...aku masih ga percaya sama perkataan ibunya Aisyah." Pia mulai membuka suaranya dengan sedikit terisak.
"Shuuuuttt...ga usah dipikirin sayang nanti anak kita sedih juga kalo bundanya sedih."
"Aku takut kamu mikir kalo aku ada saat kamu senang seperti sekarang ini aja. Aku bukan orang yg tepat buat kamu. Masak aja belum becus."
"Hey ga boleh ngomong gitu dong. Kalo kamu bukan orang yg tepat terus siapa dong orang yg tepat buat aku? Aisyah? Ga mau,aku maunya kamu. Bagaimana pun masakan kamu yg penting kamu yg masak aku makan kok. Udahan ya sedihnya kasian dedenya di dalem ya sayang." Lagi-lagi Bian mengelus perut besar Pia dan sesekali menciumnya.
"Tapi....."
Cupp....cupp...cupp...
Belum sempat Pia melanjutkan ucapannya Bian sudah mendaratkan bibirnya dibibir Pia sekilas namun berkali-kali yg akhirnya membuat Pia bungkam.
"Sekarang kita istirahat ya sayang besok kita jalan-jalan cari perlengkapan jagoan kita.
Ya memang beberapa hari sebelum acara 7 bulanan kehamilan Pia ia sudah memeriksa kandungan dan hasil USG menunjukkan jika anak Bian dan Pia adalah laki-laki. Sungguh itu adalah harapan Pia dan Bian yg menginginkan sekali jika anak pertama mereka adalah laki-laki karena dengan alasan untuk menjaga adiknya jika nanti adiknya perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Brother
RomanceAku tak sedarah dengannya tapi entah mengapa aku sayang padanya melebihi sayangku kepada teman ku. Apakah ini awal dari persahabatan yg berakhir biasa aja atau mungkinkah dia jodohku kelak?