Hari ini Bian cuti untuk memberikan waktu lebih bersama istrinya. Walaupun jadwal kerjanya sebenarnya dalam seminggu libur dua hari namun pada hari sabtu mewajibkan untuk hadir dan sebagai leader grup dia harus bertanggung jawab dengan jabatannya itu.
Bian berniat mengajak istrinya mencari perlengkapan bayi untuk jagoan mereka dan juga untuk menghilangkan rasa sedih tentang kejadian kemarin. Hari ini Bian meminjam mobil dari mas Raiz karena tidak mungkin membawa barang sebanyak itu dengan motor. Bukan tidak mamou untuk membeli mobil sendiri hanya saja Bian lebih memikirkan biaya untuk anaknya dan mobil saat ini belum terlalu dibutuhkan pikirnya.
Sampailah mereka disalah satu mall besar di daerah Bogor. Memasuki satu demi satu toko untuk membeli perlengkapan bayi mulai dari baju,sepatu,selimut,popok. Namun mereka belum menemukan troli bayi yg pas dengan selera Pia. Jadilah mereka berkeliling lebih lama lagi. Hingga sampai disalah satu toko, Bian yg sejak awal mengikuti Pia kemanapun mendadak sedikit menjauh ketika melihat box bayi yg menarik perhatiannya. Sementara Pia lebih memilih melihat-lihat yg di inginkannya hingga seseorang yg ia kenal menyapanya.
"Hai Pi apa kabar?" Laki-laki menyapa dan mengulurkan tangannya.
"Ha...hai...Ias kabar gw baik kok." Balas Pia dengan gugup.
Ini bukan tanpa alasan tapi bertemu dengan Ias seperti membuka kembali kenangan buruk.
"Lo kesini cari apa? Istri lo udah isi?" Tanya Pia basa-basi.
"Belum Pi,gw cuma anterin sepupu gw cari kado. Lo kesini sendiri?"
"Ah....."
Belum sempat Pia menyelesaikan ucapannya Bian menghampiri dengan sedikit berlari kecil.
"Yank aku liat box bayi buat jagoan kecil kita." Bian mengucapkan kata-kata itu tanpa memperhatikan dengan siapa Pia berbicara.
"Ohhh..." Ias hanya berohria.
"Ekh Ias apa kabar gw ga ngeh kalo dari tadi Pia ngobrol sama lo. Gimana kabar lo? Istri lo udah isi?" Ucap Bian berusaha mencairkan suasana.
"Kabar gw baik,istri gw belom isi ini gw lagi nemenin sepupu gw nyari kado. Oh iya gw lupa bilang selamat buat pernikahan lo berdua ya walau telat semoga juga anak lo berdua sehat." Jawab Ias dengan sedikit sinis.
"Iya makasih. Semoga lo juga cepet nyusul ya cepet punya anak.
"Oke gw cabut duluan deh kayaknya sepupu gw udah dapet kadonya." Pamit Ias dan menjabat tangan Bian.
Setelah Ias meninggalkan Bian dan Pia mereka pun melihat box bayi yg dimaksud Bian. Mereka mendapat semua barang-barang untuk calon bayi mereka. Dibantu pelayan toko memasukkan barang-barang itu ke dalam mobil sedikit menoleh ke kaca spion Bian melihat istrinya memainkan hp dengan wajah kesal.
From: Ias
"Lo liat sekarang siapa yg pengkhinat disini hah?akhirnya lo berjodoh dengan orang yg lo kagum-kagumin selama ini?sayang sebagai kakak?bulshit lah kata-kata lo."Pia hanya membaca pesan itu tanpa berniat membalas karena ia pikir jika membalas pesan haya menambah masalah baru saja.
"Hayoo....ngapain kamu ngomel-ngomel sendiri sama hp?" Bian yg berusaha mengagetkan Pia setelah barang mereka masuk semua ke dalam mobil.
"Ini nihh baca deh yank,apa maksudnya? Emang dari dulu dia cuma beraninya lewat tulisan doank kalo ketemu orangnya sok-sok nahan emosi." Sembari menunjukkan pesan dari Ias.
"Hahaha mungkin dia takut sama badan aku yg lebih besar dari dia. Udah ga usah dipikirin, ini salah dia sendiri yg ngelepasin kamu yg penting sekarang kamu punya aku." Ucap Bian sembari menarik tangan Pia dan ditempelkan ke dada bidangnya.
"Aku cuma kesel aja kenal dari kemarin para mantan kita terus ganggu. Masih belum bisa moveon kali ya. Hahahaha."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Brother
RomanceAku tak sedarah dengannya tapi entah mengapa aku sayang padanya melebihi sayangku kepada teman ku. Apakah ini awal dari persahabatan yg berakhir biasa aja atau mungkinkah dia jodohku kelak?