Sudah hampir setahun semenjak Bian menyatakan cintanya pada Pia. Hubungan yg dimata Bian adalah hubungan layaknya kekasih tetapi Pia selalu menganggap perhatian seperti biasa sebelum kejadian itu sebatas kakak adik saja. Namun terkadang wajah Pia blushing ketika Bian sekedar menggandeng tangannya atau mencium pipinya.
Mungkin ini waktu yg tepat ketika umur Bian yg sudah menginjak 25 tahun ia ingin sekali memiliki keluarga kecil. Mungkin sedikit iri dengan teman sebayanya yg sudah menikah bahkan sudah memiliki anak.
Tanpa persetujuan Pia dihari libur yg tenang itu Bian datang bersama keluarganya. Pantas saja Raiz kakak sepupu Pia secara tiba-tiba datang pagi-pagi sekali bersama istrinya. Upzz lupa kasih tau kalo Raiz sudah menikah sehingga memilih untuk pindah dan tinggal hanya berdua dengan istrinya yg juga sedang mengandung anak mereka.
"Tumben lo maz dateng dihari libur gini,biasanya kalo libur gw ganggu mw kesana aja ga boleh." Tanya Pia heran.
"Yee,harusnya lo bersyukur dateng kali aja lo kangen sama gw."
Yaa memang semenjak menikah Raiz jarang pulang kerumah yg aku tempati ini. Hanya sesekali saja iti karena masih banyak barang yg tertinggal disini.
Tok....tokk.....
Pintu rumah diketuk dan Pia berdecak kesal karena ini masih pagi sekali untuk bertamu.
"Assalmmu 'Alaikum Wr. Wb." Ucap orang diluar pinth tersebut
"Walaikum Salam Wr. Wb."
Siapa ya pagi-pagi kok ud.....Ucapan Pia terpotong karena terkejut dengan Bian dan 3 orang dibelakangnya yg tak lain adalah ibu,ayah dan adik Bian, Sandy.
Pia yg kaget mempersilahkan Bian dan keluarganya masuk dan segera berlari ke kamarnya karena sadar jika dia belum mandi bahkan masih mengenakan baju tidurnya."Mas terima tamu sana,gw mau mandi dl."
Tak lama Pia sudah berganti pakaian yg cukup sopan dengan celana jogger kesayangan dan kaos yg cukup longgar. Ia duduk ditengah-tengah ibu dan kakak sepupunya itu.
"Jadi gini dhe, Bian mau ngelamar kamu." Ucap Raiz.
"Ni orang kenapa tiba-tiba sopan ngomong sama gw. Ekh... ntar dulu apa ngelamar??"
"Ekh, dhe malah diem lagi." Lanjut Raiz yg membuyarkan lamunan Pia.
"Kok babang ga da omongan apa-apa sama gw? Kenapa tiba-tiba banget sih?" Ucapku bingung.
"Kalo aku bilang sama kamu,pasti kamu kabur-kaburan kan."
"Hmm,bener juga sih kalo gw tau duluan pasti gw udah minggat."
"Terima ya Pia bunda udah sayang sama kamu, bunda pengennya kamu yg jadi menantu bunda." Ibu Bian yg sedari awal diam kini mulai merayuku.
"Tapi bunda......"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Brother
RomantizmAku tak sedarah dengannya tapi entah mengapa aku sayang padanya melebihi sayangku kepada teman ku. Apakah ini awal dari persahabatan yg berakhir biasa aja atau mungkinkah dia jodohku kelak?