18- Lover

4.2K 233 4
                                    

Hai, sebelum baca Part ini, aku mau minta tolong sama kalian semua, baca cerita aku yang Batnie Lova ya! Dan kasih vote juga comment? karena dukunagn kalian sangat membantu, Batnie Lova juga di repost ulang, karena sebelumnya gabisa ngepost bab selanjutnya, jadi aku post ulang dengan laman yang baru. Mohon bantuannya ya?



Happy Reading!


----

Greyson Change-Waiting of side the lines



Beridiam diri menatap deras hujan yang mengalir lewat kaca balkon, mungkin sekarang menjadi hal yang menarik bagi Steffi, kini dia bingung harus bagaimana, dia bingung atas apa yang menimpanya, dia bingung dengan perasaan semua orang, dia bingung dengan semua teka-teki nya, andai saja masih ada Steven ... mungkin dia yang akan paling mengerti hati Steffi saat ini.


Steffi menyentuh kaca yang masih di aliri derasnya hujan, dingin yang dia rasakan ketika tangannya bersentuhan dengan kaca, sangat berbanding terbalik dengan hatinya. "Tuhan ... aku harus gimana?" Steffi tak merasakan sedari tadi air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, dan kali ini air mata itu jatuh untuk ke sekian kalinya, "Steffi bingung, apa Steffi harus ngalah buat Narah? Terus gimana sama perasaan Bani sama Iqbaal, apa Iqbaal sama kaya Steffi, sama-sama takut kehilangan." Lirih Steffi, dia menutup mulutnya dengan punggung tangannya menahan segala isak tangis yang akan keluar dari bibirnya.

"Steffi capek...," Steffi menghela nafas. "Steffi capek harus kaya gini terus, Steffi sayang mereka, tapi Steffi juga gak bisa bohong sama perasaan Steffi sama Iqbaal, sekarang Steffi harus kaya gimana? Steffi bingung."

Steffi kembali ke ranjangnya, merasakan segala sesak di rongga dadanya, namun ... kali ini organ sampingnya ikut sakit, ginjalnya kambuh, Steffi meringis dan buru-buru mengambil obatnya di nakas, dia lekas meminum obatnya bersama air putih yang sedikit meringankan sakit nya.

Apa akan selalu seperti ini? Steffi lelah, hidupnya hanya bergantung pada satu ginjal yang sudah rusak, Steffi hanya menunggu waktu, waktu yang akan mengambil dirinya dari kesakitan yang amat terasa perih,


Namun Steffi juga takut, takut jika meninggalkan orang-orang yang di sayanginya, terutama kedua orang tuanya dan ... Iqbaal.

Satu nama yang mampu membuat hatinya kembali mencelos.


***


==Arbani's View==


Hari kemarin amat menyesakan bagi gue, hati gue sakit banget, gue gak nyangka sama pacar sekaligus calon tunangan gue sendiri yang ternyata sukanya sama sahabat gue sendiri, gue emang konyol, tapi gue punya hati, gue masih punya rasa sakit kalau di hianatin, kesalahan ini menurut gue udah fatal, buat apa kita menjalin hubungan tanpa rasa cinta? Sulit buat gue maafin Inarah Syarafina, yang sebentar lagi mungkin jadi ... Ex- Girl Friend gue.

Sepanjang koridor hati gue selalu mencelos, karena di setiap sudut sekolah ini, pasti ada kenangan gue sama Inarah, mungkin bagi Inarah semua hal yang bersangkutan sama gue itu lelucon, gabakal pernah dia simpen di hatinya, tapi bagi gue itu berat.

koreksi, sangat berat.

"Bani!" sahut seseorang perempuan, gue kenal suaranya itu bukan Inarah, itu Steffi, si gadis terkuat yang pernah gue tau, dan Iqbaal beruntung dapetin Steffi.

Somedays Later  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang