ONE

15.4K 800 37
                                    

Jikyo pov.

"Ibu, aku berangkat."

"Ya, hati-hati di jalan, bekalnya jangan lupa dimakan."

"Siap!"

Aku berlari keluar rumah, menaikki motor vespa kesayanganku, lalu berangkat ke kampus.

Aku Cho Jikyo, anak dari pasangan Cho Kibyun dan Jung Hami, aku berada di semester terakhir jurusan matematika di Universitas Inha.

Ayahku, Cho Kibyun sudah tidak ada sejak 2 bulan yang lalu, dia meninggal karena penyakit jantugnya, tapi aku tidak boleh sedih, aku harus ingat pesan ayah, aku harus belajar setinggi langit, aku harus gapai cita-citaku, dan aku harus buat ayah dan ibu bangga.

"Jikyo-ya!"

Teriak seseorang. Aku sudah sampai di kampus, sekarang aku sedang memarkirkan motorku.

"Cho Jikyo, kenapa mau baru sampai?"

"Soji?"

Aku melihat jam tanganku.

"Mimpi apa aku semalam?"

"Jikyo, sadar."

"Tidak biasanya. Kau sehat?"

"Kenapa bertanya seperti itu? Aku sehat."

"Aku tidak sedang bermimpi, kan? Ada apa kau datang sepagi ini? Oh aku tahu, kau mau menguntit kak Jungkook ya? Aku tidak mau ikut kalau begitu."

"Ya! Bicara apa kau ini? Aku memang tertarik padanya, tapi aku tidak mau sampai menguntitnya."

"Lalu? Kenapa kau datang sepagi ini? Biasanya kau datang 10 menit sebelum kelas dimulai."

"Justru ada yang ingin aku bicarakan padamu."

"Apa itu?"

"Kita bicara di taman saja."

"Ayo."

***

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Tanyaku setelah aku dan Soji duduk di kursi taman.

"Kau bilang padaku waktu itu kau butuh pekerjaan bukan?"

Memang aku sedang membutuhkan pekerjaan sekarang. Hitung-hitung untuk membantu meringankan keuangan ibu, ibu hanya seorang pegawai di sebuah toko roti.

"Ya, jadi?"

"Aku mau menawarkan pekerjaan untukmu."

"Sungguh? Pekerjaan apa itu?"

"Tetanggaku sedang membutuhkan asisten rumah, kau mau tidak? Kalau kau mau hari Sabtu kita ke rumahnya."

"Tentu saja aku mau."

"Tapi..."
"Kau juga harus menjaga anaknya."

"Menjaga anaknya?"

"Hm. Kalau yang aku lihat asisten rumah sebelumnya, dia mengantar anak itu, menjemput, dan menemaninya kalau papanya pulang malam."

"Hanya itu? Tugas ringan."

"Kau belum melihatnya saja."

"Belum melihatnya bagaimana?"

"Kau akan merasakannya sendiri nanti, katanya asisten rumah sebelumnya keluar karena anaknya itu."

"Soji, segala sesuatu yang dikerjakan dengan tulus akan berjalan lancar."

"Huu, sok bijak."

"Hahahaha."

"Sudahlah, aku mau ke toilet."

[SEVENTEEN FANFICTION] Oh! My Boss/Joshua ver. - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang