"Ibu aku pulang."
"Akhirnya kau pulang juga," pekik ibu saat aku membuka pintu rumah.
"Eh, i-ini siapa?" Lanjutnya.
"A-a, em, tuan, Chan ayo masuk, ini keadaan rumah saya, terlalu sederhana."
"Terima kasih. Tidak Jikyo, rumahnya rapih, nyaman."
"Silahkan duduk. Ayo, bu."
Aku menarik tangan ibu ke dapur, aku melihat ekspresi ibu, mulutnya menganga, dia terkejut?
"Bu?"
"Y-ya, Ya Tuhan, anak ini, mereka siapa?"
"Mereka majikanku, bu."
"Hah?! Kenapa kau membawa mereka ke sini, uh? Mau apa mereka ke sini?"
"Mereka mau makan malam di sini."
"HAH?! Apa katamu? Yang benar saja?"
"Ssttt, ibu."
"Dia majikanmu, mau makan malam di sini? Bersama kita?"
"Ya, bu, aish, bagaimana ini, bu?"
"Ya! Kenapa ibu?"
"Ya Tuhan, aku sudah terlanjur membawa mereka ke sini."
"Sudah jangan banyak omong, cepat bantu ibu!"
"Ibu mau apa?"
"Memasak Cho Jikyo, kau mau mengecewakan majikanmu itu karena menunggu lama?"
"A-ah, baik, bu."
"Hanya kimbap dan japchae, ibu rasa tidak apa-apa, daripada mereka menunggu lama. Jikyo sepertinya kau harus buat teh hijau, mereka tidak akan bosan jika menunggu sambil minum teh."
"Ya, bu."
Aku membuatkan teh, sementara ibu sibuk membuat japchae.
"Permisi tuan Joshua, minum teh dulu sambil menunggu makan malamnya jadi, Chan, silahkan diminum."
"Ahh, terima kasih, Jikyo."
"Terima kasih, kak."
"Sama-sama, saya kembali ke dapur lagi, permisi."
Aku kembali lagi ke dapur, ibu sedang menempatkan japchae buatannya ke dalam piring.
"Jikyo, taruh ini di meja makan," perintah ibu ketika aku sedang meratakan nasi di atas nori.
"Iya bu."
Aku menaruh empat piring berisi japchae di meja makan, setelahnya aku kembali ke dapur mengambil kimbap yang sudah selesai dibuat ibu lalu melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
"Jikyo, kau panggil mereka, suruh mereka ke sini."
"Ya bu, tunggu sebentar."
"Maaf tuan, Chan membuat kalian menunggu lama, em, makan malamnya sudah siap, ayo kita ke ruang makan."
"Ah, tidak apa-apa Jikyo, justru kita sudah merepotkanmu, terima kasih Jikyo."
"Tidak tuan, tidak merepotkan."
"Hanya ini yang bisa kita siapkan, ini masakan ibu, walaupun tidak mewah tapi aku harap tuan dan Chan menyukainya."
"Tidak kak, aku sangat suka kimbap. Terima kasih, bi."
"Sama-sama, kau lucu sekali kalau sedang tersenyum."
"Aish, bibi bisa saja, aku jadi malu."
"Ya sudah selamat makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SEVENTEEN FANFICTION] Oh! My Boss/Joshua ver. - Complete
FanfictionBagaimana rasanya menjadi asisten rumah seorang pengusaha sukses, tapi duda? Bagaimana rasanya mengurus anak dari pengusaha itu? Apa benar cinta datang karena terbiasa? Semua itu akan terjawab oleh keseharian Cho Jikyo, si asisten rumah...