Hari ini tidak ada kelas, jadi aku bebas mau melakukan apa saja sekarang.
Duduk menatap layar laptop ditemani segelas cokelat panas dan 2 lembar pancake, itu yang sekarang sedang aku lakukan. Tidak di rumah tentunya, aku melakukan itu di toko roti tempat ibu bekerja. Di sini sangat nyaman.
Cring...
Sesekali bunyi suara lonceng di atas pintu membuatku menengok ke arah pintu sejenak.
Aku menyeruput coklat panasku, dan memotong pancake dengan garpu kecil lalu memasukkannya ke dalam mulutku. Pancake dengan siraman madu di atasnya, favoritku.
Aku kembali fokus ke layar laptopku, dan mengetikkan beberapa kata yang ada pikiranku di lembar word.
Cring...
Lagi, suara lonceng membuatku mengalihkan pandanganku ke pintu. Kali ini segerombolon orang masuk ke dalam toko, ada sekitar 6 orang, 1 diantaranya perempuan, mereka seperti orang kantoran.
Tapi tunggu, ini jam 10 pagi, sarapan? Bukan waktunya lagi, makan siang? Masih lama.
"Setidaknya kita mengganjal perut dulu, karena di pesawat tadi tidak makan sama sekali."
"Kau bisa saja."
"Perjalanan kita ke sana tidak percuma, berhasil, mereka semua bersedia menandatanganinya. Ahh, direktur muda Anda yang traktir kami, ya?"
"Tenang saja."
"Yeah. Anda memang yang terbaik, bos."
Entahlah, sengaja atau memang tidak aku mendengar percakapan mereka. Dan ada satu suara yang tidak asing bagiku, aku sangat mengenal suara itu.
"Kita boleh pesan apa saja kan, bos?"
"Ya, terserah kalian."
"Woah, terima kasih, bos."
"Bayar masing-masing."
"Eh?!"
"Bercanda."
"Aish, bos kita ini sekarang lebih suka bercanda ya, dia berubah."
"Pasti ada seseorang yang membuatnya berubah."
"Sudahlah Wendy, tidak ada."
"Boleh kita pesan sekarang, bos?"
"Besok juga boleh."
Aku melirik sedikit segerombolan orang itu, tapi tidak ada yang aku kenal, dan satu lagi aku belum tau wajahnya karena posisinya membelakangiku.
Paman pelayan datang menghampiri mereka. Sampai seseorang yang membelakangiku menengok dan betul dugaanku, dia tuan Joshua.
Dia sudah pulang? Bukankah seharusnya dia baru pulang besok?
Aish, kenapa aku jadi senang seperti ini tuan Joshua pulang?
"Jikyo, bantu paman jaga kasir ya, pelayan satu lagi belum datang, paman kewalahan melayani pelanggan."
"Oh siap, paman."
"Tidak apa-apa, kan? Tidak mengganggu kegiatanmu?"
"Tidak, tugasku sudah selesai, tenang saja."
Aku memasukkan laptop ke tasku, dan menaruhnya di ruang ganti pegawai setelah itu membantu paman menjaga kasir.
"Satu caramel macchiato dan 1 almond doughnut."
"Meja nomor berapa?"
"4."
"8.000 won."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SEVENTEEN FANFICTION] Oh! My Boss/Joshua ver. - Complete
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya menjadi asisten rumah seorang pengusaha sukses, tapi duda? Bagaimana rasanya mengurus anak dari pengusaha itu? Apa benar cinta datang karena terbiasa? Semua itu akan terjawab oleh keseharian Cho Jikyo, si asisten rumah...