"Bu, aku berangkat dulu ya."
"Kenapa pagi sekali?"
"Aku mau memasak makanan untuk sarapan majikanku."
"Hhh, sudah ibu bilang, ibu tidak mengizinkanmu bekerja, kenapa kau keras kepala sekali?"
"Tapi bu..."
"Ibu tidak mau tau, kau harus keluar dari tempat kerjamu itu, fokus ke kuliahmu."
"Bu, kumohon..."
Ibu pergi meninggalkanku, aku semakin bingung, antara mengikuti ibu atau tetap bekerja. Kalau aku mengikuti perkataan ibu, aku tidak tega melihat ibu bekerja dari pagi sampai malam, ditambah lagi mengingat umur ibu yang sudah lebih dari setengah abad, tapi kalau aku tidak mengikuti perkataan ibu aku tidak mau jadi anak pembangkang. Ahh, bagaimana ini?
***
"Selamat pagi, tuan."
"Ah, selamat pagi, kau sudah datang."
"Ya tuan, saya bawa bahan masakkan, boleh saya memasak sekarang?"
"Boleh, silahkan."
"Terima kasih tuan, saya permisi ke dapur."
"Oh ya, habis sarapan kau antar Dino ke sekolahnya."
"Baik tuan."
Aku pergi ke dapur dan segera memasak sarapan untuk tuan Joshua dan anaknya.
Selama memasak aku terus terpikir oleh perkataan ibu, apa aku memang harus berhenti bekerja dari tempat ini? Tapi aku baru satu hari bekerja di sini. Walaupun aku sedikit tidak suka dengan majikanku, tapi aku sudah terlanjur bekerja di sini, dan aku harus bertanggung jawab, aku tidak mungkin berhenti begitu saja.
"Hey, kenapa melamun? Kalau masakannya gosong bagaimana?"
"Ah, uh? Maaf."
Ternyata daritadi aku melamun, beruntung masakanku tidak gosong.
"Kenapa kau melamun?"
"T-tidak ada tuan."
"Sungguh? Kau pasti ada masalah, betul, kan?"
"Baiklah, saya memang sedang ada sedikit masalah."
"Apa itu? Ceritakan saja kalau kau mau."
"Ibu... dia melarang saya untuk bekerja."
"Melarang? Jadi, maksudnya kau belum meminta izin padanya untuk bekerja?"
"Ya, saya memang belum meminta izin padanya untuk bekerja di sini, saya memang salah."
"Lalu?"
"Ibu meminta saya untuk berhenti bekerja, dan fokus ke kuliah."
"Apa? Kau mau keluar? Kau baru sehari bekerja di sini."
"T-tidak seperti itu."
"Lalu?"
"Itu yang buat saya bingung."
"Bingung kenapa?"
"Umur ibu sudah lebih dari setengah abad, saya tidak tega kalau melihat dia selalu pulang larut untuk mencari uang. Kalau saya terus bekerja saya takut jadi anak pembangkang. Jadi, bagaimana? Saya bingung."
"Em, coba kau bicara perlahan dengan ibumu, luluhkan hatinya."
"Akan saya coba, terima kasih tuan."
"Ahh, masakkannya sudah jadi.""Kau memasak apa hari ini?"
"Sup krim."
"Sepertinya enak. Ya sudah kau sajikan, lalu panggil Dino untuk sarapan dia masih ada di kamarnya, saya mau ke kamar dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SEVENTEEN FANFICTION] Oh! My Boss/Joshua ver. - Complete
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya menjadi asisten rumah seorang pengusaha sukses, tapi duda? Bagaimana rasanya mengurus anak dari pengusaha itu? Apa benar cinta datang karena terbiasa? Semua itu akan terjawab oleh keseharian Cho Jikyo, si asisten rumah...