SEVENTEEN

4.6K 556 29
                                    

Hari ini, di rumah Soji, aku dan Soji, mata kita terpaku pada layar laptop, tangan kita sibuk menari-nari di atas keyboard, kadang mengambil makanan lalu memasukkannya ke dalam mulut.

Satu minggu lagi sidang, dan kita, tidak, hanya aku, sedang menyelesaikan skripsi.

"Sudah selesai?"

"Belum masih ada 35 lembar lagi yang harus aku salin."

"What?! 35 lembar? Waktumu tinggal satu minggu lagi, Kyo. Terlalu asik bekerja di rumah tuan Joshua sih."

"Tenang saja pasti selesai. Apa katamu? Ya! Aku bekerja tidak full sehari di sana, kalau ada waktu luang juga aku mengerjakannya."

"Ya, santai, santai. Tapi kau yakin akan selesai dalam waktu seminggu?"

"Yakin, dalam tiga hari, setelah itu aku akan meminta revisi ke dosen Hwang."

"Tiga hari? Keriting jarimu itu. Lagipula kenapa harus kau tulis dulu di kertas baru di salin? Kenapa tidak langsung saja kau ketik di laptop?"

"Supaya tidak ada salah-salah lagi makanya aku tulis dulu di kertas, lagipula hasil penelitian di salah satu sekolah ada yang kurang makanya aku memeriksanya dulu sebelum benar-benar aku ketik."

"Ohh, kau rajin sekali, uh?"

"Bukankah memangnya harus begitu?"

"Ya juga sih, tapi tiga hari itu..."

"Kenapa jadi kau yang tidak yakin? Tenang saja, lagipula aku sudah minta cuti ke tuan Joshua."

"Cuti? Kau tega?"

"Tega? Untuk apa? Sekarang kuliahku yang lebih penting."

"O ou? Kau tidak akan merindukannya?"

"Hey, dia siapaku? Hanya majikan."

"Kukira kau calon..."

"Apa? Calon apa? Jangan asal bicara."

"Ulala, galaknya nona Cho."

"Setelah sidang aku ingin melihat-lihat sekolah yang dipilihkan dosen Hwang."

"Jadi, kau benar-benar mau menjadi guru?"

"Em, dosen Hwang memberiku tiga pilihan sekolah, dan kau tau? Semua sekolah pilihan dosen Hwang itu sekolah ternama, wow."

"Beruntungnya dirimu."

"Lalu kau bagaimana?"

"Sepertinya aku akan menjadi guru di sekolah biasa."

"Tidak apa-apa semua sekolah sama, aku percaya kita akan menjadi guru yang hebat."

"Ya, aku juga percaya. Lalu pekerjaanmu di rumah tuan Joshua bagaimana? Kau masih mau melanjutkannya?"

"Tentu saja tidak, setelah aku menjadi guru aku akan berhenti bekerja di sana."

"APA?! Kau serius?"

"Kenapa? Aku serius, jadi guru itu memakan waktu banyak, dan jadi guru juga gajinya besar, jadi aku tidak perlu lagi bekerja di sana."

"Ahh, sayang sekali, padahal sepertinya tuan Joshua sudah sangat percaya padamu."

"Hahaha, dia bisa mencari asisten rumah baru yang lebih baik dariku, aku bekerja di sana kan hanya untuk sampingan."

Sebenarnya berat. Sungguh.

"Oh ya, kenapa kau tidak bekerja di kantor tuan Joshua saja? Dia Direktur Utama, kan?"

"Pilihan yang buruk, aku tidak mau jadi pegawai kantoran."

"Em, memang tidak menyenangkan jadi pegawai kantoran, tapi kalau kau bekerja di sana otomatis kau masih memiliki hubungan dengannya."

[SEVENTEEN FANFICTION] Oh! My Boss/Joshua ver. - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang