6. Flashback

560 34 4
                                    

Yuki berlari masuk ke lorong lantai tiga rumah sakit. Wajahnya pucat pasi, panik saat mengetahui dari teman sekampusnya jika El dan Nickolas berkelahi lagi. Kali ini perkelahian mereka membuat keduanya dilarikan rumah sakit, dan payahnya Yuki memgetahuinya setelah lima jam kejadian itu berakhir.

Yuki harus merutuk diri mendapati dua puluh satu panggilan tak terjawab dari El setelah ponselnya kembali aktif dan ini disebabkan praktik sidang pengadilan yang harus diselesaikannya hingga akhir di kampus.

Yuki membuka pintu suatu kamar didalamnya. Sedikit heran jika kamar ini terdapat enam sekat yang terdiri dari ranjang-ranjang pasien.

Yuki menyikap tirai per-ranjang dan menenukan lelaki itu diujung samping jendela.

"El" gumam Yuki bersalah, gadis itu mulai mendekat.
"Dari mana saja kau" suara El terdengar mendesis, menahan sakit yang ditahannya.

Yuki menggenggam tangan kiri El. "Apa yang terjadi?"

El yang awalnya membuang muka kearah jendela berbalik menatap wajah sesal Yuki. Bahkan mata cokelat itu kini mulai berair.

"Permisi, andakah yang bernama nona Yuki Damon?"

Yuki membalas tatap seorang suster yang menghampirinya.

"Kami membutuhkan tanda tangan anda untuk melakukan oprasi pada tangan kanan tuan Archad"

"Ta...tangan kanan?" gagap Yuki.

"Tuan Archard telah mengalami patah tulang pada bagian tulang keringnya dan mengalami pergeseran pada pergelangan tangannya"

Tatapan tak percaya Yuki kembali pada El. El hanya mampu membuang tatap pucatnya kembali ke jendela senja.

"Ini sudah sejak lima jam berlalu nona, dan patah tulang yang dialami tuan Archard belum tertangani. Kami membutuhkan anda sebagai wali"

Yuki menarik dokumen yang berada ditangan suster itu tanpa lagi bertanya, ia menggoreskan tanda tangannya disana.

"Setengah jam lagi tuan Archard akan di bawa keruang operasi"

Suster itu pergi setelah memberi tahu. Apa yang di jelaskan suster itu telah sukses membuat kedua mata cokelat itu meneteskan tangisnya.

"El"
"Hmm"
"Kenapa harus menungguku?" suara Yuki goyah.

Namun El hanya menghela nafas tanpa mau menanggapi. Yuki hanya diam mengalah tak mendapat jawaban yang memuaskan. Gadis itu menyeka air matanya sebelum merebahkan kepalanya didada lelaki itu.

Nafasnya menguar panik bahkan khawatir yang tanpa disadari, telah mencengkram seragam rumah sakit bagian bahu El.

Wangi rambut Yuki yang disukai El menguar dihidungnya, memberi rasa nyaman yang membuat lelaki itu tidak lagi membuang muka di jendela.

Saat ini dan seperti ini, waktu yang sangat diharapkan dan dibutukan El dari Yuki. Bersamanya, meski hanya diam seperti ini.

Setengah jam dari waktu itu berlalu, saat ini El telah digiring menuju meja operasi. Ditangan kirinya Yuki ikut menemani, mengantarkannya menuju lantai dasar dimana ruangan itu berada. Selama itu keduanya hanya diam. Tidak ada kemauan dalam diri El untuk memberi tahu suatu hal ataupun percakapan singkat mereka.

Sementara Yuki tidak tahu harus berucap apa selain kepanikan dan kekhawatirannya yang semakin dekat sejalan dengan ruang operasi itu didepan mata.

"Tunggu aku disini sampai aku kembali. Jangan pergi keruangan lelaki itu" gumam El sebelum masuk ruang operasi.

Meninggalkan Yuki didepan pintu yang mulai tertutup didepan mukanya. Nickolas dirawat dirumah sakit yang sama, ternyata. Tapi bukan itu yang dipikirkan Yuki.

El ArchardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang