10. Complicated

421 33 2
                                    


Ketika langit menjelang terang, matahari mulai menghangat keluar. Yuki masih saja duduk termenung didekat jendela. Kedua kakinya tertekuk menyangga dagu sembari melamun.

Kejadian pagi tadi tidak membuat ia tidur setelahnya. Malahan kantung hitam dibawah mata menjadi bukti bahwa Yuki tidak istirahat disisa hari itu. Beruntung hari ini adalah akhir pekan yang berarti libur kerja sehingga Yuki tidak perlu khawatir bagaimana menyembunyikan kantung gelapnya yang sedikit menggelembung.

Entah mengapa Yuki merasa ada yang salah dengan ucapannya terhadap El tadi. Terlalu kasarkah? Hubungan mereka selama ini seperti ini adanya, tarik ulur hingga hampir memakan setahun berjalan ini. Ia tidak tahu, ia bahkan terlalu bingung.

Dimana kesalahannya, sementara El pernah saja menghianatinya dulu. Dia tidak bersalah, bukan? Jika meminta berpisah karena komitmen yang pernah dibangun keduanya harus hancur karena lelaki itu, jahat?

Jangan lupa bagaimana hancurnya Yuki saat melihat lelaki itu tidur dengan wanita lain. Jangan lupa bagaimana keadaan mengubah lelaki itu yang semakin sibuk dengan usaha yang dikembangnya. Bukan masalah bisnisnya melainkan hubungan relasi pekerjaannya yang dipenuhi kemewahan, gengsi dan wanita cantik. El yang penuh cinta itu telah hilang.

Dan didetik terakhir Yuki mencari keberadaan lelaki itu ternyata tengah berkumul mesra dalam ranjang hangat dibadai salju waktu itu. Oh ingatkan ia jika tahun ini salju juga tengah turun menjelang akhir tahun.

Tidak tahukah kau jika salju adalah hal yang disukai Yuki namun setelahnya harus bertabur perih ketika musim mengubah dihianati? Yuki menggigit bibir, wajahnya tenggelam dalam lipatan tangannya menahan sesak.

...........

Pagi cerah bersinarkan matahari. Sinar yang dijadikan harapan menghangatkan tubuh setelah sekelebat salju mengguyur deras semalam.

Semalam adalah hari terberat bahkan hari dimana beberapa orang tidak diijikan untuk tidur. Yeah, selain Yuki kali ini Nick yang juga dalam masalah rumah tangganya yang retak.

Semalam Nick berakhir bercinta dengan istrinya sendiri. Bahkan sidang perceraian mereka sudah hampir dekat namun mereka malah bercinta atau katakan saja terpaksa bercinta karena feromon hormon itu.

Nick yang berpenampilan menawan malam itu, hari ini berubah menjadi sosok yang acak-acakan. Kemeja putih yang semalam rapi kini tekancing serampangan, rambutnya tidak sempat tersisir dan wajah kuyu karena kekalutan semalam saat melihat darah.

Darah?

Yah, setelah percintaan tak wajar mereka Ariana merintih kesakitan hingga mengeluarkan darah segar diarea sensitifnya. Ariana pendarahan! Tepat disana dimana Nick menerima kenikmatan itu dua puluh lima menit sebelumnya.

Dan apa yang didapat Nick setelah membawa calon mantan istrinya ini kerumah sakit? Ariana hampir keguguran, dan.... Hamil. Dua hal itu mampu membuat Nick termangu kaku diruang serba putih ini, ruangan yang menguarkan bau sensitif yang membuat mual sebenarnya.

Nick tidak pernah melepaskan genggamannya pada wanita yang kini lelap diatas ranjangnya. Ariana belum sadar setelah mendapat penanganan intensif pagi buta tadi.

"Aku mencintaimu, Rian" aku Nick menggumam. Rian adalah panggilan sayang Nick terhadap istrinya, meski harus di akui Ariana sangat membenci panggilan itu.

"Apa yang terjadi" suara pelan itu membangunkan Nick diwaktu jam sepuluh pagi.

Bangun dalam artian kepala lelaki itu yang terbaring diatas tangan istrinya.

Nick mengangkat dagu. "Kau sudah sadar?" balas Nick penuh kelegaan.

"Apa yang terjadi, Nick?" kali ini Ariana melirik tajam kearah suaminya. Menatap galak seperti biasa yang ia lakukan.

El ArchardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang