Part 2

19.9K 717 1
                                    

#author
Setiba di kampus setelah mereka makan. Mereka langsung menuju ruangan dosen pembimbing mereka. Dan disana sudah ada teman seperjuangan.

#deva
Tidak heran mereka melihat kita berdua ketika datang. Gimana nggak heran, erza itu terlihat seperti bodyguardku tapi juga kelihatan romantis. Aku mendekati erza supaya dapat berbicara sama dia.

"Za,bisa nggak sih tanganmu itu kamu simpen disaku aja. Malu dilihatin tu. Aku udah bilang kan rahasiakan dulu. Atau aku nggak jadi menerimanya" bisik deva pada erza. Tentu saja tanpa sepengetahuan yang lain.

"Ayolah,jangan begitu sayang" goda erza

"Erza!!aku serius!!" Getak deva membuat erza sedikit takut. Hanya deva yang membuat erza takut. Bukan takut pada calon istri,tapi erza takut deva akan pergi meninggalkannya.

"Oke oke baiklah" dengan seulas senyum.

Sesampai di depan ruangan dosen. Deva duduk disamping Arif. Sedangkan erza berdiri dengan teman ngobrolnya.
"Rif,Pak Dani sudah ada belum?"tanya deva pada arif. Arif teman sekelas deva dan erza ketika semester 1. Deva tau arif suka padanya,tapi tidak ditanggapi oleh deva.

"Udah dev,baru aja dateng tadi. Dev,judul TAmu udah diACC sama Pak Dani?"tanya arif lagi.

"Belum rif,susah dapet dosen Pak Dani. Pusing aku "jawabku dengan tersenyum. Tidak sadar sepasang mata mengawasi obrolan mereka. Tentu saja pasti tau erza orangnya. Deva tau kalau erza selalu mengawasinya. Namun deva diam saja.

"Dev..."tanya arif ragu

"Ada apa rif?"jawabku tenang

"Kamu pacaran sama Erza ya?"tanya arif membuatku kaget.

"Hah?kok bisa kamu bicara begitu?"tanyaku kaget. Jujur saja aku sama erza aja baru aja menjalin hubungan. Masak udah ada gosip sih. Pacaran?aku sama erza kan memang nggak pacaran. Jadi tenang aja,berarti kalau aku menyangkal aku nggak bohong dong hehhe deva dalam hati.

"Aku cuma denger sih dari temen-temen kampus. Apa gosip itu beneran?"tanya arif padaku,lalu sambil melihat erza. Arif seperti ingin melihat antara aku dan erza gelisah.Aku tau erza mendengar itu tapi syukurlah dia nggak bertindak gegabah. Aku pun harus stay cool.

"Nggaklah,mana mungkin kita pacaran. Kita deket karena dosbim dan tema kita hampir sama. Intinya saling membantulah. Lha emang gosipnya aku pacaran sama erza gitu?"tanyaku lagi pada arif. Arif mengangguk

"Iya dev,kamu digosipin pacaran sama erza. Apalagi kalian sering makan bareng kan?"

"Lha kan makan juga seringnya aku ngajak temen,nggak cuma berdua aja. Kamu juga tau kan?kamu aja sering aku ajak makan." Jawanku heran. Aku melihat erza sekilas. Erzapun sama.

"Udahlah. Lagi pula itu cuma gosip dev"

"Iya rif,aku sih nggak nanggapin. Biarlah gosip menyebar. Nggak mau ngurus aku" jawabku ke arid sambil melihat erza lagi. Aku tau erza menawan tawanya. Lihat saja kamu za 'deva dalam hati'

"Yaudah dev,aku masuk dulu" melihat arif memasuki ruangan dosen,erzapun menggantikan tempat duduknya.

"Apa yang akan kamu lakukan dengan gosip itu dev?"tanya erza tiba-tiba

"Biarin aja"jawab deva tenang. Itulah salah satu yang disukai erza dari deva. Tenang ketika ada masalah. Memikirkan apa yang akan diputuskan.

"Baiklah,kalau butuh bantuanku bilang aja,pasti aku bantuin" tawar erza

"Oke makasih"

Giliran mereka bergantian menemui dosen pembimbing.

Setelah mereka berdua selesai. Dan diparkiran mobil. Mobil mereka memang bersebelahan.

"Dev,aku akan kerumahmu sore ini. Mungkin jam 4an aku sampai sana. Aku mau mandi dan siap-siap ketemu calon mertuaku"kata erza tiba-tiba. Deva pun kaget

"Hari ini?kamu yakin?"

"Iya hari ini,aku akan lamar kamu secara pribadi dulu. Dan kalau sudah dapat lampu hijau baru dengan orang tua"

"Baiklah,apa tidak terlalu cepet za?"

"Nggak sayang,lebih cepat lebih baik. Aku nggak mau cowok lain merebut kamu dari tanganku. Apalagi si Arif itu. Kamu ngobrol sama dia aja bikin aku cemburu." Jawab erza

"Hah cemburu?bukannya kamu nggak pernah cemburu ya sama pacarmu yang deket dengan cowok lain. Kenapa sama aku kamu cemburuan?" Tanyaku heran

"Kamu satu-satunya yang bisa membuatku cemburu, mengerti?" Deva menggeleng-geleng kepala heran dengan jawaban erza barusan. Gombalannya itu membuat deva mau muntah.

"Okey sampai nanti dirumahmu ya. Dandan yang cantik,aku ingin mengajakmu makan malam. Terus hati-hati dijalan,jangan ngebut,pakai sabuk pengaman" perintah erza panjang lebar seperti orang tua

"Iya iya kalau ngebut aku nggak janji ya. Ngantuk za kalau nyetir pelan-pelan"

"Pokoknya jangan ngebut dan hati-hati,mengeti?"

"Iya baiklah."

"Nah gitukan kan manis calon istriku ini"

Mobilku pun melaju meninggalkan erza yang masih disamping mobilnya.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang