Part 3

16.2K 656 0
                                    

Sesampai dirumah mewah. Erza memarkirkan mobil Range Rovernya kegarasi. Disana sudah berjajar beberapa mobil kesayangannya. Erza memang penyuka mobil mewah. Dapat dilihat saja ada BMW Z4 keluaran terbaru dan Toyota Fortuner keluaran terbaru. Dan ada mobil dari keluarga besarnya Toyota Alphard namun jarang dipakai.

Setelah memarkirkan mobil kesayangnnya erza langsung menuju ruang tengah dan beristirahat. Nampak seseorang setengah baya mendatangi majikannya. Dia salah satu pembantu erza dirumah ini. Dirumah ini hanya ada Erza, 3 pembantu,1 tukang kebun, 1 sopir.

"Mas Erza, ada yang bisa bibi bantu?" Tanya bi minah. Bi minah adalah pembantu tetap keluarga Pradana. Bagi erza, bi minah keluarganya. Dia orang yang paling tau keperluan erza. Semasa kecil bi minahlah yang menjaga erza ketika ditinggal orang tuanya keluar kota.

Tidak ada tanggapan dari sang majikan. Dilihat erza hanya melamun seperti memikirkan hal yang sangat sulit dipecahkan
"Mas Erza?" Panggil bibi lagi. Erza kaget

"Ada apa bi?"tanya erza

"Ada yang bisa bibi bantu?atau bibi buatkan kopi kesukaan mas erza?bibi lihat mas erza sedang ada masalah ya?mas erza bisa curhat sama bibi" tanya bibi menenangkan erza.

"Buatkan aku kopi seperti biasanya aja bi"perintah erza. Bi minah pun langsunh menuju pantry mewah milik erza. Didalam rumah ini memang mewah. Rumah ini dibeli dengan uang erza sendiri. Walaupun erza terkenal nakal,playboy,namun ketika bekerja erza akan sangat bersungguh-sungguh.

Beberapa saat kemudian,bi minah membawa secangkir kopi untuknya

"Ini tuan"bi minah menyodorkan cangkir itu dimeja depan erza.

"Makasih bi..."jawab erza. Bi minah pun hendak meninggalkan erza menikmati kopi.

"Tunggu bi...aku ingin bertanya sesuatu,tapi bibi jangan tertawa ya?"cegah erza ketika bi minah akan pergi.

"Ada apa mas erza?"

"Gini bi,tapi jangan bilang sama papa dan mama ya?"

"Iya mas..."jawab bibi meyakinkan. Bi minahpun duduk disamping erza. Tentu saja dengan jarak yang cukup jauh mengingat mereka pembantu dan majikan. Sebernarnya erza tidak mempermasalahkan itu,namu bi minah sendiri yang keras kepala.

"Hari ini...aku menyatakan cintaku pada cewek yang kusuka bi"kata erza pelan,namun dapat didengar oleh bi minah. Bi minah tentu saja sedikit kaget. Mendengar kata cinta dari majikannya seperti mustahil baginya. Apalagi menyatakan cinta,namun bi minah meyakinkan apa yang didengar. Bi minah tau kalau erza bergonta-ganti pacar namun bukan cinta.

"Apa mas erza?mas erza menyatakan cinta?"

"Iya bi,aku...tidak...tadi siang aku menyatakan cinta pada deva bi. Namanya Devalia Putri Wardhana. Dia cantik,manis banget kalau tersenyum,sedikit gemuk tapi membuatnya sangat mempesona bi. Tapi... deva tidak menyukaiku,tapi dia juga tidak menolakku. Aku melamar dia menjadikan dia istriku bi...bibi tau kan,aku lelah pacaran bi...sudah waktunya aku memikirkan masa depanku" curhat erza pada bi minah. Tidak menyangka majikannya ini mencintai dengan sungguh-sungguh. Dalam hati bi minah 'siapa yang membuat mas erza berubah seperti ini?aku ingin bertemu dengannya dan berterima kasih'

"Menurut saya mbak deva itu sangar baik mas, dia memberi kesempatan mas erza memperbaiki sikap mas erza,padahal dia tau mas erza sering gonta-ganti pacar kan." Jawab bi minah

"Sore ini aku akan menemui orang tuangya bi....aku akan minta restu kepada orang tuanya untuk merestui hubunganku dengan deva"

"Itu sangat bagus mas,bibi setuju dengan mas erza"

"Itu bukan ideku bi,itu keinginan deva. Dev belum parcaya sepenuhnya dengab perasaanku bi"bimbang erza

"Mbak deva bukan tidak percaya pada mas erza. Dari yang bibi tangkep dari cerita mas barusan, mbak deva membuat mas erza menjadi lelaki sejati sebagaimana seorang suami pada mertuanya. Mbak deva sangat mempertimbangkan keputusan yang dia buat itu yang bibi tangkep mas"kata bi minah

"Bagaimana bibi bisa tau?"erza heran. Padahal erza baru kali ini curhar pada bi minah tentang deva.

"Bibi melihat dari cerit mas erza saja.kalau begitu bi minah kedapur dulu mas,masih banyak pekerjaan yang bibi harus kerjakan. Saya permisi mas erza " pamit bi minah sopan.

"Makasih bi"

"Sama-sama mas erza"

Setelah menyesapi kopi buatan bi minah. Tidak lupa dia membaca dokumen pekerjaannya sebentar untuk dikoreksi. Selesai mengoreksi Erza langsung menuju ruang tidurnya dan bersiap-siap untuk berkunjung ke calon mertuanya.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang