Part 19

13.9K 434 0
                                    

Sesampai dirumah deva hanya diam saja. Kejadian tadi pagi dikampus membuatnya merasa bersalah pada arif. Rencana untuk membeli bahan kue saja tidak difikirkannya. Sejak dikampus erza hanya dapat melihat deva yang diam.

"Sayang...."panggil erza lembut. Erza tau dia bersalah pada kejadian tadi pagi. Karena erza yang membocorkan hubungan mereka sekarang ini. Bagi deva untuk memberitahukan arif itu sangatlah sulit baginya. Bagi deva,arif itu berbeda dari laki-laki kebanyakan,hanya saja hatinya tidak memilihnya.

"Ayoolah jangan diam saja...bicaralah... "kata erza lagi namun hanya ditatap deva saja. Deva benar-benar lelah hari ini,dia tidak mau berdebat pada suaminya ini. Lebih baik dia ke kamar saja mengistirahatkan semuanya. Sebenarnya sejak tadi pagi deva sudah merasa pusing,namun ditahannya. Dan kejadian tadi pagilah yang membuat pusingnya semakin menjadi-jadi.

Deva ingin berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Tapi yang dirasakannya hanya berat dan seperti berputar-putar. Deva lalu limbung dan itu membuat erza panik dan sangat panik. Deva pingsan didepan matanya.
"Deva!!!!"teriak erza dan menangkap deva sebelum deva jatuh kelantai.

"Deva...sayang sadarlah..."erza menepuk pipi deva dengan lembut,namun deva tidak meresponnya.

"Bibi!!panggilkan dokter segera!!!"perintah erza. Tak disadari erza sempat mengeluarkan air mata. Erza takut deva kenapa-kenapa. Deva adalah hidupnya. Erza membopongnya menuju kamar tidur mereka,menyelimutinya,dan mengompresnya. Deva mengalami demam.

"Tuan dokternya sudah datang..."sapa pembantunya. Erza langsung mempersilahkan dokter memeriksa deva. Berharap deva baik-baik saja

"Ada apa dokter?istri saya kenapa?"tanya erza penasaran.

"Istri anda hanya demam saja tuan erza. Namun pusing yang dia derita itu dikarenakan dia banyak yang difikirkan. Jika ini terus menerus juga akan sangat berbahaya baginya,saya mohon jangan membuat dia banyak fikiran, lebih jelasnya istri anda akan di periksa di rumah sakit saja"jelas dokter panjang. Erza sangat kaget dengan penjelasan dokter.

"O iya saya lupa,istri anda ini ternyata pasien pribadi saya,namun dia selalu memeriksakan sendiri tak ada keluarga. Sekarang saya lega bahwa anda ternyata suaminya. Saya mohon istri anda diperiksakan dirumah sakit saja supaya saya dapar mengetahui lebih jelasnya. "Jelas dokter lagi.

"Istri saya periksa ke dokter sendirian??"tanya erza lagi

"Iya tuan,saya akan menjelaskan penyakitnya dirumah sakit saja,karena saya akan menunjukkan penyakit yang dideritanya. Saya hanya akan memberi resep obat saja,segera ditebus dan diminumkannya tuan"jelas dokter m
Sungguh mengagetkan erza. Seperti dipukul dengan palu yang sangat besar. Deva menyembunyikan penyakitnya dari keluarganya dan sekarang suaminya. Kenapa'batinnya

"Baik dok,terima kasih banyak"dokter itu lalu pergi. Erza masih terkejut dengan apa yang didengarkan. Erza menelepon salah satu sekertarisnya

"Paman..urus semua pekerjaan kantor ya,saya tidak bisa kesana,istriku sedang sakit"perintah erza di telefon. Tak lama erza lalu mengganti pakaian yang dikenakan tadi dengan pakaian biasa tak lupa juga erza membawa baju tidur untuk deva. Erza mengganti baju deva dengan pelan-pelan. Yang ada difikirkannya hanyalah deva deva dan deva.

"Sayang...bangunlah...sadarlah...cepet sembuh ya..."kata erza sambil mengelus pipi deva yang mulus. Perasaan cemburu yang dari pagi menyelimuti hatinya hilang sudah digantikan rasa khawatir pada deva.

"Tuan,ini obatnya,sudah saya tebus..."

"Taruh dinakas aja bi...ambilkan kompres lagi bi...deva masih demam "kata erza lagi.

"Za...za...jangan tinggalin aku..."rancau deva dalam tidurnya.

"Tidak sayang,aku tidak akan meninggalkanmu,aku disini" erza membelai deva. Nampak erza sedih melihat deva terbaring di tempat tidur.

"Za...za...pusing...dingin...dingin...."gumam deva. Erza tau apa yang dilakukannya. Erza memyuruh bibi keluar dari ruangan dan menutup pintunya. Erza berbaring di samping deva,memeluknya.

"Sudah hangat kan sayang?"kata erza sedih. Deva tidak menjawabnya tandanya deva sudah tertidur.

Malam hari deva baru bangun dari tidurnya. Pusing yang dideritanya berangsur hilang. Deva merasakan perutnya seperti dipeluk erat oleh seseorang. Dan itu tangan erza,tangan erza memeluknya dengan posesif. Bayangan deva akan kejadian siang tadi diruang tamu kembali muncul,dimana deva pingsan.
"Mas...bangun mas..."deva membangunkan erza dengan lembut.

"Mmmm"erza hanya bergumam.

"Mas...."panggil deva lagi. Kali benar-benar membangunkan erza

"Sayang kamu udah bangun...apanya yang sakit?"tanya erza panik

"Mas...aku kenapa?"tanya deva pada erza.

"Kamu pingsan tadi,dan aku memanggil dokter keluarga kesini..."jelas erza

"Apa yang dikatakan dokter?"

"Kamu hanya kecapekan aja sayang,jangan banyak mikir ya"perintah erza.

"Mas...siapa yang membawaku kesini?"tanya deva

"Aku...aku menggendongmu kesini...kenapa?"kata erza bangga

"Nggak papa mas,maafin aku mas,aku menyusahkanmu"sesal deva

"Aku maafkan,tapi lain kali,aku mohon kalau kamu merasa sakit,bilang sama aku suami kamu ya?"deva mengangguk

"Yaudah aku mau kebawah,ambil makanan buat makan malam kamu,kamu tunggu disini ya"kata erza

"Baiklah"

Beberapa saat erza kembali kekamar dan membawa makan malam. Deva duduk sandaran kepala tempat tidurnya.
"Ini makanlah,kamu harus makan yang banyak...kalau kamu sakit,aku juga ikut sakit"erza sedih.

"Makasih mas..."deva lalu mulai memakannya. Sedikit makan.

"Aku suapin ya?"deva hanya mengangguk.

"Maafin aku mas soal kejadian tadi pagi"

"Udahlah nggak usah difikirkan lagi,aku udah melupakannya kok,yang penting kamu sehat sekarang...jangan sakit lagi ya..."kata erza.

"Udah mas makannya,udah kenyang"

"Sedikit lagi ya?kamu baru makan 4 sendok lho...sedikit lagi ya?"

"Nggak mau mas...pahit semua"karena nggak tega,erza menyudahi menyuapi deva.

"Yaudah,kamu maunya apa?kamu mau makan apa?"deva hanya menggelengkan kepalanya

"Yaudah minum obat dulu ya,habis itu istirahat lagi"

"Iya mas..."kata deva lemas. Deva memang terlihat masih sangat lemas.

"Mas...jangan tinggalin aku sendirian disini"kata deva

"Aku selalu disini menemanimu...tidurlah"erza menyelimuti deva dengan sangat lembut. Erza mengecup kening deva.

"Cepetlah sembuh sayang,aku merindukanmu"erza pergi menuju sofa dikamar. Karena menjaga deva sore tadi,pekerjaannya jadi terhambat. Erza harus menyelesaikan beberapa dokumen untuk besok pagi. Sesekali erza melihat deva.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang