Haloo..
Silahkan dinikmati
Saya juga menerima kritik :)
Welcome^^^
Brigitta sudah melewati masa kritisnya setelah selama beberapa jam ia dioperasi.
Ia memang tidak terkena bom s-im secara langsung melainkan hanya terkena guncangan dan menyebabkan ia menelan air laut yang begitu banyak.
Namun bukan berarti penderitaannya sudah hanya sampai disitu.
^^^
#Brian POV
Aku masih menggenggam tangannya sejak semalam.
Masih dengan posisi yang sama. Ia hanya memejamkan matanya. Seakan enggan kembali ke kehidupannya. Pulas dalam dunianya sendiri.
Aku beranjak dari kursiku. Melangkahkan kaki sejenak ingin mencari udara segar.
"Jangan lagi kau sentuh Black Rose! Aku sudah memeringatkan kau sejak awal. Jangan sentuh dia!!"
Kakiku berhenti melangkah. Merapatkan tubuhku pada dinding. Kenapa ada Black Rose dalam percakapan mereka.
Aku mencoba mendengar percakapan mereka. Siapa?
"Perjanjiannya aku tak menyentuh jika Black Rose sendiri juga tak menyentuh pekerjaanku. Dan kalau kini aku menyentuh milikmu itu karena kau tak menjaga milikmu!"
Wait. Apa mereka terlibat dengan teror yang terjadi selama ini?
"Maaf pak. Bapak mencari apa?"
Aku tersentak saat sebuah tangan menepuk pundakku. Memutar dengan cepat tubuhku.
Holly Shit. Langkahku dengan cepat mencari sosok yang tadi berbincang.
Sialan. Mereka pasti mendengar suara suster tadi dan mereka dengan cepat menyingkir.^^^
Aku kembali ke ruangan Brigitta. Seorang pria tengah duduk menggenggam tangannya.
Pikiranku melayang entah kemana. Mencoba mengingat siapa pria ini.
Mungkin ia merasa sedang diamati sejenak ia menoleh mendapatiku terang terangan menatapnya."Aku Dominic, kau bisa memanggilku Dom seperti Brigitta"
Suara baritonnya seakan mengintimidasiku.Ia berbalik kembali menggenggam tangan Brigitta. Sejenak hatiku seakan mendidih. Rasa panas menjalar melalui setiap pori pori.
Aku mengingatnya. Dom. Ia lelaki yang tempo hari mengecup puncak kepala gadisku. Eh?
Tunggu. Suara itu. Aku yakin pernah mendengarnya. Tapi dimana?
^^^
Sudah beberapa hari ini Brigitta tersadar namun pandangannya kosong. Sama sekali tak merespon sekitarnya. Dokter bilang ada kemungkinan bahwa Brigitta mengalami shock yang berat sehingga beberapa syaraf belum bekerja secara normal namun apabila ia diajak berkomunikasi nantinya perlahan akan berangsur membaik.
Tersadarnya Brigitta membuatku sedikit lega. Setidaknya aku bisa meninggalkan Brigitta sejenak meskipun dengan perasaan yang masih was was. Setidaknya aku harus menangkap pelaku peneror yang selama ini terjadi.
Aku mendekati Brigitta mengecup keningnya perlahan, "Berhati-hatilah. Ku tinggal sejenak"
Seperti biasa ia hanya diam tanpa merespon.
^^^
Ku langkahkan kakiku memasuki markas besar Kamikaze. Pagi ini aku sudah menelpon seluruh anggota Kamikaze untuk membawa berkas berkas yang berhubungan dengan peristiwa teror yang terjadi.
Aku mulai membuka berkas demi berkas. Sialnya aku tak pernah menemukan apapun dalam hal seperti ini. Berbeda dengan Brose. Ia pandai menemukan hanya dalam sekilas melihat saja. Gila kan?
"Apa kalian tak menemukan apapun dalam berkas yang kalian cek?" Tanyaku mulai frustasi.
Di sudut ruangan salah satu anggotaku ia mengangkat tangannya.
"Saya menemukan beberapa kejanggalan. Saya memeriksa dokumen pribadi milik korban. Dan hampir semuanya memiliki latar belakang yang sama"
Semua mata terpusat hanya pada satu titik, dia.
Aku tak yakin dia anggotaku. Sejak kapan? Wajahnya nampak berbeda. Sungguh aku tak mengenal dia."Siapa kau?!" Potongku cepat sebelum ia melanjutkan lebih jauh.
Ia sedikit tersentak dengan pertanyaanku. Namun dengan cepat ia menguasai mimik wajahnya, "aku Bagas" ujarnya singkat.
Mataku menyipit, "maksudku sejak kapan kau ada di Kamikaze"
"Sudah sejak tiga bulan lalu. Kau bisa mengeceknya di form pendaftaran. Ada namaku disana. Kau sendiri yang merekrutku. Apa kau lupa, Sir?"
Eh? Aku? Kok aku tidak ingat ya?
"Ini bukan saatnya memikirkan siapa saya, Sir. Pelaku peneroran itu lebih penting saat ini"
Aku manggut manggut. Apa yang dikatakan oleh Bagas memang benar. Tapi? Aku masih tak yakin dengannya.
"Baiklah" ujarku mengakhiri pikiranku yang entah kemana saat ini. "Lanjutkan analisismu" titahku.
Ia menarik napas panjang, "identitas latar belakang korban hampir semuanya sama. Mereka adalah orang orang yang dulunya miskin dan setelah orang tua mereka menjabat di Negara ini mereka menjadi kaya raya. Hampir keseluruhan adalah pejabat pemerintahan."
Ia berhenti sejenak mengamati berkas yang ada di tangannya, "mereka juga terkenal keangkuhannya setelah menjadi anak pejabat."
"Melihat bagaimana selama ini korban dibunuh. Sepertinya ia memiliki kelainan jiwa. Dan juga untuk masalah anak kecil yang selalu menjadi sasaran bom di mall saya belum bisa memastikan. Tapi dilihat dari bom yang berskala kecil kecuali yang menyerang terakhir sepertinya bom ini adalah rakitan sendiri. Dan juga untuk membuat rakitan itu bukan hal yang sulit karena hanya dibutuhkan uang untuk membeli longsongannya dan isinya. Selanjutnya tinggal dibutuhkan tenaga nuklir maka jadilah bom bom tersebut."
Ia mengakhiri analisisnya. Hmm. Cukup baik.
"Baiklah selidiki terus dan berikan perkembangannya untukku setiap hari. Lalu, Troy selidiki siapa saja lulusan terbaik teknik nuklir di Dunia. Freya selidiki masa lalu setiap lulusan tersebut. Lalu, kau Bagas lanjutkan penyelidikanmu. Rapat berakhir, kita lanjutkan esok. Dan ingat jangan lupakan keselamatan keluarga dan diri kalian masing masing. Ada kemungkinan bom kembali datang"
Selepas rapat itu aku kembali ke ruanganku. Menyenderkan tubuhku pada sofa empuk yang ada.
Sungguh rasanya tulangku patah semua di dalam sana. Sialan benar benar rontok sepertinya.
^^^
#Another POV
"Halo.. "
"...."
"Ya. Sudah kulaksanakan sesuai perintahmu, ia menuruti analisisku. Mungkin esok hari sudah sesuai rencanamu."
"..."
"Ya. Siap laksanakan"
Bagas mematikan ponselnya sesuai perintah bosnya disana. Analisis yang diberikan untuk Brian adalah perintahnya yang tak mungkin ia langgar.
^^^
Asek asek..joss
Maaf ya pendek.
Maaf banget..
Oh ya part ini khusus buat adek tersayang :*
My kulkas.. daku dibombardir di bbm. WkwkSelanjutnya lebih menegangkan. Simpan ke perpusmu :))
Terimakasih sudah membaca.
Besok update di waktu yang sama.Salam
DellAila
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ROSE
ActionBlack Rose. [On Going] Ia tak terlihat namun ia ada di sekitarmu. Mengamatimu. Menunggumu. Memercayainya. "Black Rose. Cara kerjaku simple. Percaya padaku." B.R Amazing cover made by @bellezmr