10

2.2K 134 15
                                    

Thanks buat yang setia baca sampai chapter ini !

For you guys :*

Happy Reading ! Warning
Typo (s) detected

^^^

Brose terbangun dengan nafas yang memburu. Sudah lama ia tak memikirkannya. Tak juga memimpikannya. Namun baru saja kisah yang sudah lama ia kubur dalam-dalam perlahan menyeruak.

Ia cukup bahagia dengan hidupnya saat ini. Tak mau lagi ia berada dalam masa kelamnya.

Dengan susah payah ia berjalan. Menuju nakas milik Dom. Mengambil obat-obatan yang sudah lama tak ia telan. Kini.. malam ini ia harus menegaknya kembali sebelum mimpi itu terus berdatangan.

Selepas menegak beberapa pil ia duduk di pinggir ranjang milik Dom. Ia merindukan Dom. Sudah beberapa hari ini Dom tak pulang ke rumahnya.

Ia takut Dom melakukan hal yang lebih berbahaya.

^^^

Brose melangkah menuju ruang kerjanya. Disana beberapa agen sudah siap dalam misi terakhir. Menangkap Vodka. Hidup maupun mati. Brose tak peduli.

Brose menekan saklar hingga beberapa perabotan berubah seperti biasa. Ia mengambil jaket kulit hitamnya. Jeans hitam senada dengan jaket ia kenakan. Tak lupa masker tengkorak kesayangannya untuk menyembunyikan wajahnya.

"Sesuai rencana. Jangan sampai kalian terluka. Aku tak peduli Vodka hidup atau mati. Tapi.." Brose menghela napasnya sejenak.

"Kumohon.. jangan halangi apapun yang kulakukan. Ingat kalian hanya perlu fokus pada Vodka"

Lando menyadari ada perbedaan nada pada Brose. Ia mencekal tangannya, "Apa maksud ucapanmu" datar dan dingin tanya Lando.

"Tidak ada. Lakukan perintahku. Atau aku berangkat sendiri"

Brose menghentak tangan Lando yang masih setia bertengger pada lengannya.

Ia keluar ruangan tidak seperti biasanya.

Ia mengambil pistol FN 57-nya yang tersimpan selama beberapa tahun. Pistol yang seharusnya tidak Brose sentuh lagi sejak saat itu.

Ia keluar mansionnya disusul oleh agentnya. Derap langkah Brose terdengar kasar, sejak semalam hatinya ngilu. Entah mengapa ia memiliki firasat buruk. Untuk Dom? atau bahkan untuknya sendiri. Langkahnya terhenti sebelum masuk ke porsche boxster miliknya. Setetes airmata merembes keluar, Lando yang melihatnya kemudian mencekal tangan Brose. Menariknya dalam dekapan hangat miliknya. Bahu Brose bergetar, sesenggukan dalam dekapan Lando.

"Aku.. tak tahu apa yang akan terjadi nantinya" lirih Brose.

"Bagaimana jika hal yang buruk akan terjadi nantinya?"

Lando masih terdiam, ia tak tahu apa yang harus ia katakan. "Semua akan baik baik saja Brose" Lando masih seperti posisinya mendekap Brose dan mengelus puncak kepala Brose.

Brose mendongak, ia terkekeh pelan, "Kau bahkan lebih tahu bahwa tak akan ada yang namanya baik baik saja dalam sebuah pertaruhan"

#Flashback On

"Ada satu cara untuk menangkap Vodka" Brose menghela napasnya sejenak. "Kalau ia tak bisa keluar dari markasnya, satu satunya cara kita.."

"Aku tak setuju! kau sama saja bunuh diri!!" Troya memotong perkataan Brose seakan tahu apa yang ada di pikiran Brose.

Brose terkekeh pelan, "Tak ada jalan, Yaa" ujarnya lembut, "Kau tahu ini jalan buntu. Satu satunya cara hanya memanjat dan masuk"

Troya masih dengan posisinya tidak setuju. Bagaimana jika nantinya ada hal buruk terjadi pada Brose?

"Kita bertaruh Troya.. tak ada yang namanya hal indah tanpa sebuah pengorbanan..trust me"

Brose masih terkekeh, sesekali ia mengambil cemilannya yang berada tak jauh dari dirinya. Troya menggeram, "Bagaimana dengan Fernando dan Rossy ? Si kembar yang menunggumu menggendongnya nanti Brose!!! Come on.. lo tau kan mereka butuh elo dari siapapun!"

Brose tertawa sumbang. Ia tahu Troya jika sudah mengeluarkan kata -lo dan gue- artinya ia memang sudah berada pada puncak penuh emosinya. Jauh dalam lubuk hatinya ia juga berpikir bagaimana dengan Nando dan Osy nantinya.

"Kalo gitu.. gue percayain Nando dan Osy ke elo" ucapku terkekeh.

Troya menggeram sebelum akhirnya ia setuju dengan syarat akan menghajar siapapun yang akan membuat nasalah nantinya.

Ia memang suka hal hal berbau menantang. So.. bagiku bukan masalah.

Flashback Off

Brose melangkahkan kakinya ragu memasuki porsche boxster miliknya. Taruhan ini akan membahayakan dirinya. Ia tak peduli. Baginya negara jauh lebih penting dari apapun. Karena di dalam negaranya ada mereka. Mereka yang Brose cintai melebihi dirinya sendiri.

Ia tersenyum penuh keyakinan. Sebelum akhirnya menutup pintu mobil dengan mantap.

^^^

Brose menatap bangunan dihadapannya penuh rasa jijik. Bangunan yang selama ini orang pikir bangunan yang penuh dengan wibawa namun kenyataannya bangunan inilah saksi bisu kelakuan Vodka.

Ia melangkahkan kakinya perlahan. Suara decitan pintu besar dihadapannya ini terdengar nyaring memekakkan gendang telinganya. Samar ia mencium bau anyir menyeruak.
Benar dugaannya inilah markas milik Vodka.

"Welcome. .Brose atau bisa kupanggil Brigitta Rosella Adamantite" ucap seseorang dari interkom.

Brose berdecih sebal, "Keluar kau.. dasar manusia terkutuk!!" Umpat Brose penuh penekanan.

Suara di interkom terkekeh perlahan, "Kau tidak perlu terburu buru. Aku sedang dalam perjalanan menemuimu, sayang"

Tak berapa lama, Brose melihat seorang lelaki turun melalui tangga di sudut ruangan.

Matanya membulat tatkala melihat apa yang dibawa --- bukan apa tapi siapa!

"Lepaskan Anakku Vodka!!!"

^^^

Cie.. Brose punya anak.. anak Brose sama siapa noh..

Bukan sama gue ya :v

Thanks yang masih baca cerita ini

DellAila

BLACK ROSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang