Ini kamu, yang banyak disukai orang. Ini kamu, yang banyak dipenuhi pertanyaan. Ini kamu, yang selalu ceria walaupun sedang menangis. Dan kamu, perempuan yang bisa membuat hati teman-temanmu menjadi bahagia.
Pertama gue deket sama dia, waktu ada acara ke salah satu sekolah lain buat liat pameran science. Pas perjalanan pergi, kita lewatin tukang cireng isi, gue ga ngerti kenapa, dia langsung ketawa ngeliatnya. Sejak saat itu, gue punya nama samaran buat dia, Cireng Isi.
Dengan hanya senyummu, kamu bisa membuat seseorang menjaga emosinya. Lewat perkataanmu, kadang menusuk hati seseorang. Dengan kebaikan hatimu, banyak yang ingin dekat denganmu.
Ini tentangmu, Aima. Dengan panggilan khas 'pororo' dan senyum yang bisa membuat oranglain jatuh hati kepadanya.
~~~~
Aima ini disukain sama banyak cowok di SMP. 5 atau 6 orang kali yaa... Tapi, dari banyak orang itu, cuma 1 yang dia pilih dan dijalani dengan serius.
"Ai, gue suka sama lu! Lu sama gue aja, jangan sama dia. Kalo sama gue pasti lu selalu bahagia deh. Lu mau kan sama gue?" Salah satu cowok yang 'most wanted' juga di SMP. Cowok ini multitalented, pinter, pemales, keren, kalem, dan asik. Cowok ini namanya Mugi.
"Duh, maaf ya gi, gue sukanya sama Po bukan sama lu. Gue udah milih dia dan dia udah milih gue. Maaf ya, gue udah terlanjur bahagia sama Po." Aima itu orangnya setia dan pengertian. Tanpa disadari, Lippo atau yang biasa dipanggil Po itu ngeliat percakapan mereka. Lippo itu orangnya pemarah, dan kalau udah marah pasti ngerusakin properti. Lippo ngeliat Aima dideketin sama Cowok itu langsung memukul pintu kelas hingga agak bolong. Mending gitu ya, kalau yang dirusak tuh barang milik sendiri, kalau ini barang milik sekolah yang dirusak dan ga ganti rugi.
Aima ngeliat Lippo dengan wajah kesal langsung menghindar dari Mugi. Gue, dia, Aci, Rani, Lippo, Ramka, Vier, dan Andi setiap istirahat pasti kumpul di kantin. Duduk selalu ditempat yang sama, deket lapangan sama deket tukang bakso.
"Ma, tadi gue liat lu ngomong sama si Mugi. Ngomongin paan si? Kayaknya serius amat." Ramka sahabat Aima dari kelas 7 yang kepo-an orangnya.
"engg... Anu... Itu tadi, dia berulah lagi." Aima menjawab dengan agak ragu karena takut Lippo marah.
"DIA BERULAH LAGI!? Terus kamu jawab apa!?!" Lippo sudah mulai kesal mendengarnya bertanya dengan nada tinggi. Padahal, Lippo sudah sering memperingatkan Mugi bahwa Aima itu miliknya dan meminta Mugi agar tidak macam-macam terhadap Aima. Lippo sangat takut jika Aima sakit hati dan berpaling darinya.
"Aku cuma jawab kalau aku udah milih Po, dan Po udah milih aku. Terus gue bilang kalau kita tuh udah bahagia. Maaf ya Po." Aima dengan ekspresi merasa bersalah menduduk sambil menuangkan sambal bakso sebanyak-banyaknya tanoa disadari ke mangkuknya.
"Kok minta maaf? Kamu ga salah kok, harusnya aku yang minta maaf karena masih kurang ngejagain kamu." Lippo mulai tersenyum kepada Aima. Lippo ini jarang senyum dan lebih sering jutek. Mereka saling tatap-tatapan sambil tersenyum. Udah deh, mereka berdua itu udah lucu udah cocok.
"Duh, kita mah yang disini terima nasib aja kalo Jones yha." Celetuk gue sampe membuat mereka berhenti tatap-tatapan. Dari kita semua yang ada disitu, cuma Lippo dan Aima yang ga Jones.
"Makanya, cari pasangan dong biar ga jones. Sendok sama garpu aja berpasangan, masa kamu engga?" Sindir Andi sambil senyum nakal. Andi itu orangnya emang seneng buat orang kesel, tapi selalu bisa buat orang itu tersenyum.
"Yeu! Kayak lu engga jones aja sih, Di!" Ramka yang komplotannya Andi juga malah ikut-ikutan.
"Mending jones kali daripada di masuk friendzone" Sindir gue tanpa mikir-mikir dulu. Itu gue,blak blakan aja kalo ngomong, ga peduli itu nyakitin hati orang atau engga. Alhasil, karena gue ngomong gitu, 2 diantara kita langsung diem, salah satunya Ramka yang masuk Friendzone sama sahabatnya sendiri.
"Hahahahahaha... Gue mah jones tapi hepi ya!" Andi ga mau kalah atas sindiran teman-temannya. Kita ketawa bersama dan menghabiskan baksonya.
"Eh gila! Siapa yang masukin sambel banyak banget ke bakso gue?!" Aima baru sadar kalau baksonya penuh sambel yang dia tuang sendiri.
"Dih, lu yang nuangin sendiri tadi, makan abisin, mubazir tau!" ujar Aci yang malah nambahin sambel ke baksonya Aima.
"Eh lu! Udah ah, gue ga mau makan lagi." Aima menyingkirkan mangkuk baksonya jauh-jauh.
"Ma, makan lah, nanti lu..." Ramka belum selesai ngomong udah dipotong sama Lippo.
"Ai, makan ya, nanti kamu sakit lho! Mau makan apa? Aku beliin deh. Kamu tuh harus makan, nanti kalau sakit aku kan khawatir... Makan yaa... Aku beliin apa? Pokoknya harus makan, kalau engga nanti..." Belum selesai Lippo ngomong, gue udah motong lagi.
"Woy Po! Bawel banget sih lu! Lagian jadi cowok OVER-PROTEKTIF banget!" gue kesel sendiri ngeliatnya dan beranjak dari tempat duduk. Ramka dan Rani juga ngikut berdiri. Lippo itu orangnya protektif banget, dikit-dikit Aima nya selalu ditanya keadaannya atau apalah. Cewek sih mau ya, kalau ada yang perhatian, tapi kalo nyampe over protektif siapa coba yang ga kesel. Mungkin Aima ga suka kali ya kalo Lippo itu over protektif, tapi karena Aima ga mau nyakitin hati Lippo jadi dia sabar dan terima aja kalo Lippo itu over protektif.
" Ya maaf, gue ga bermaksud. Lagian gitu doang sampe mau pergi gitu, sini aja lah" Lippo agak merasa bersalah, tapi kalau cowok biasanya dibilangin gini pasti bakal ngulangin lagi. Tapi kalo Lippo, bisa jadi ga diulangin lagi karena dia itu penurut dan katanya takut sama gue. Gue itu sering dibilang serem sama temen-temen lain.
"Siapa juga yang mau pergi, gue mau bayar baksonya dulu" Gue ke abang tukang bakso sambil cekikikan sendiri.
"Lah, ini Ramka sama Rani mau kemana?" Tanya Vier yang kebingungan karena teman-temannya pada ngambek.
"Ah, mereka mah mau jalan bareng tuh. Ya kan? Ya kan?" Celetuk Aima sampe buat Rani blushing.
"Dih, paan sih Ma!" Ramka kesal dan meninggalkan meja untuk membayar bakso. Setelah semua selesai makan dam membayar, kami kembali ke kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran.
Di jam Ekstrakulikuler
"Ka, gue kedinginan nih, pusing juga" Aima kelihatan menggigil memeluk tubuhnya sendiri. Dia tuh udah beberapa kali sakit karena ga makan di jam istirahat. Gue sih selalu ingetin dia buat makan di jam istirahat. Kalau Lippo selali ingetin Aima buat makan setiap saat, pokoknya, Lippo itu protektif banget.
"Duh, lu sih ga makan tadi! Duduk dikursi sana, gue cariin jaket dulu" Aima emang daritadi duduk di lantai, udah gitu dibawah kipas angin. Lippo yang kebetulan ada diruangan itu, mulai keluar sisi protektifnya ke Aima yang lagi sakit. Karena ga ada cewek yang bawa jaket, gue bingung mau pinjem ke siapa lagi. Gue tau kalo Ramka bawa jaket, akhirnya gue memutuskan untuk pinjem ke dia. Jaket Ramka cocok banget buat dipake sama Aima.
"Ma, nih jaketnya Ramka, dia mau pinjemin buat lu. Jaga jaketnya, jangan dirusakin." Gue makein jaketnya ke Aima. Lippo masih ngeliatin Aima dan kadang terus nanyain gimana keadaannya.
####
OKE GUE BAKAL LANJUT CHAPTER SELANJUTNYA NANTI MALEM. Gue lagi rada sibuk nih.. Hehehe... Chapter selanjutnya masih tentang Aima karena belum selesai. Untuk chapter 1 yang tentang Rani bakalan gue tambahin lagi nanti... Makasih yang udah baca.... Vote and comment jangan lupa :)
YOU ARE READING
Irresistible, you
Teen FictionKisah tentang kehidupan SMP, Yuri Arika. Anak yang pendiam dengan sejuta bakat dan impian hebat. Tapi dibalik itu, banyak yang tidak teman-temannya ketahui tentang Arika. Semua tentang Arika dan sahabatnya selalu ditulis dalam buku jurnal harian...