Louis Tomlinson - The One And Only

8.5K 266 35
                                    

-Louis Tomlinson Oneshot-

"Hey.."

Aku menciumnya dengan penuh kasih sayang dan membelainya lembut.

"Guess what? I got something for you!" Sebelah tanganku yang sedari tadi berada di belakang punggung pun ku keluarkan dan menunjukkan sebuket mawar putih yang baru ku beli-kesukaannya.

"Ini dia!!" Ku harap kau menyukainya!" ucapku, menyerahkan mawar tersebut kepadanya.

Aku tersenyum kemudian duduk di sampingnya.

Mataku tak henti-henti memandangnya. Dia benar-benar cantik hari ini-seperti biasa.

"How are you, darling? Aku benar-benar merindukanmu. Kau terlihat tambah cantik setelah aku pulang tour."

Dia hanya diam dan tenang. Tapi aku tahu, diam-diam ia menyembunyikan senyuman. Dia selalu tersipu malu tiap aku memujinya.

"Tahu tidak? Aku cepat-cepat menemuimu saat kembali ke Inggris. Tour keliling Eropa dan Asia sangat melelahkan dan membuatku penat. Jadi dengan melihatmu lagi, pikiranku sekarang tenang dan damai."

Aku kembali membelainya.

Tanganku berpindah pada salah satu bunga mawar di buket yang ada padanya, lalu tertawa kecil.

"Waktu itu sebelum aku berangkat tour, aku membawakanmu bunga tulip. Tapi kau bersikeras menginginkan mawar putih." Aku kembali mengenang masa-masa itu. Ku harap dia juga ikut mengenangnya.

"Kau itu rewel sekali," cibirku. "Tapi itu yang membuatku tertarik padamu. Perempuan yang lucu, ramai, dan banyak tingkah." Aku mengusap-usap dagu. "Tapi kau sudah berubah menjadi pendiam dan anggun sekarang."

Drrt.. drrtt..

"Sebentar ya, ada telepon. Hm, menganggu saja.." Aku mengangkat panggilan masuk tersebut. "Halo Zayn?... aku sedang bersama pacarku.. sekarang?... begitu ya? Hm... euh, baiklah... bye."

Aku kembali memasukkan ponsel ke saku jaket kulitku, kemudian menggigit bibir bawahku.

"Kata Zayn, kami harus cepat berkumpul untuk membahas album baru. Maafkan aku ya, waktuku untukmu selalu tersita." Aku beranjak dan melangkah mendekat padanya, "Aku akan selalu mencintaimu, dan kau harus tahu itu" bisikku pelan.

Aku mencium batu nisannya untuk yang terakhir kali, lalu berjalan keluar dari area pemakaman.

.

.

...And I believe that love is stronger than death... -Robert Fulghum

Summer Breeze (Oneshots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang