1.Perempuan suci

878 18 0
                                    


Rian

Malam ini, seperti biasa aku dan keluargaku tengah menyantap makan malam rutin setiap harinya.

Aku adalah anak ke 2 dari tiga bersaudara. Kakakku Ririn dia sudah bersuami dan bertempat tinggal di singapore yang kebetulan minggu ini sedang liburan ke indonesia. Dan adikku, Rika yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Aku sendiri masih kuliah mengambil jurusan ekonomi dan berniat setelah lulus nanti, akan menempati perusahaan ayahku.

Makan malam saat ini sebenarnya sangat menyenangkan jika saja obrolan hangat kali ini tidak menjurus ke arah 'jodoh'

"Apa kabar calon istrimu ryan? kau sudah mendapatkan yang tepat kan?"
Lagi dan lagi! selalu begitu pertanyaan bunda tidak ada bosan bosanya.

Oh astaga! aku bahkan belum lulus kuliah, tapi keluargaku ini selalu saja mendorongku untuk segera Mencari calon istri. Tidak bisakah mereka membiarkanku bebas menjalani masa masa mudaku? aku memang pernah mengajak pacarku kerumah Bahan bisa dikatakan sering. Tapi bunda selalu keliru dengan pilihanku. Menurutnya, gadis gadis pilihanku itu kurang baik. entahlah apa yang ada dipikiranya. padahal aku hanya membawa gadis yang cantik, dan seksi tentunya. mereka juga gadis baik baik Meskipun memang dari pakaianya mereka selalu memakai pakaian terbuka dan mungkin itu yang menjadi alasan bunda menganggap mereka perempuan tidak baik. Terus, aku harus bagaimana? memang itu tipeku.

"aku masih setia dengan audy"
Jawabku tanpa perlu repot repot menoleh ke arah bunda.

"perempuan yang kamu bawa kemarin?"
Aku mengangguk membenarkan pertanyaanya.

"Astaga Ryan! bunda kan sudah bilang perempuan seperti itu tidak baik"

"Aku berhak memilih bunda! lagipula, yang mau menikah itu kan aku bukan bunda!"
Ucapku mulai terpancing emosi.

Ayah segera menengahi,
"Ryan sudahlah, jangan membentak bundamu. Ia begitu karna ia ingin kau tidak menikahi sembarang gadis"

"Benar Ryan, kami semua ingin kau menikah dengan gadis yang baik, kami tidak ingin kamu salah pilih" ujar kakakku menimpali.

"Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bunda tidak peduli, selama ia gadis baik dan bisa menerimamu apa adanya, pasti bunda terima sebagai menantu bunda"

"Hhh.. Terserah bunda" ucapku mulai jengah.

"Lagipula sebenarnya audy bisa saja menjadi istrimu. Rubahlah sikapnya ryan, kau kan pacarnya. Nasihati dia supaya bersikap sedikit sopan, terutama dalam berpakaian" nasihat kakakku

"Dia sangat keras kepala, suka memamerkan keindahan tubuhnya. Jadi sampai kapanpun dia tidak akan pernah mendengar nasihatku tentang itu"

Kakakku tersenyum miris,
"Lihatlah, kau bahkan sudah hafal kekuranganya. Heran, kenapa kau masih mencintainya?" tanya kakakku sambil menatapku dengam tatapan ejekanya.

Sementara aku hanya mengadikkan bahu. hm, aku bahkan tidak berpikir sampai sejauh itu. Mencintainya? yang benar saja! aku hanya sebatas suka padanya. Tidak tau kenapa selama aku berhubungan dengan gadis gadis seksi itu, aku tidak pernah merasa mencintainya. Melihatnya bersama laki laki lainpun, aku selalu cuek Terkesan tidak peduli. bukankah itu artinya aku tidak mencintaiya? baiklah, katakan aku bengsek karna mungkin selama ini aku hanya mempermainkan gadis gadis itu. Ck 'gadis murahan'. Tunggu! apa tadi yang kukatakan? benarkah aku baru saja mengatakan mereka gadis murahan?
aku segera beranjak menuju kamarku sementara menghilangkan kebingunganku.

***

Dentuman musik terdengar indah didalam kamarku. Sengaja aku menyalakanya dengan sekeras mungkin, karna kamar ini kedap suara. Jadi tidak akan terdengar sampai keluar kamar.

ReversebilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang