20. Gak enak!

147 4 5
                                    

Tulisan ini dibuat pada tahun 2016 lalu.. (Jangan ngeledek karna sampai sekarang belum selesai juga😂)  oleh karnanya, masih banyak banget typo di awal cerita mulai dari kata penyampaian, juga kata panggilan (lagi lagi saya lupa, si renata, manggil orangtua nya ayah ibu bukan umi abi😀) jadi, mohon dinikmati aja dulu yaaa nanti kalo sudah selesai, akan saya perbaiki, dan di repost. Ok! 😉

Renata

Kami berangkat pagi pagi sekali menuju kota bogor. Sementara vira dititipkan pada neneknya.

"Mas, makasih banyak yah.."

"Sudahlah renata, kamu tenang yah."

Tak dapat dipungkiri, rasa takut dan cemas menyelimuti ku. Ketidakrelaan lebih mendominasi. Aku benar benar sama sekali belum rela suamiku jatuh pada pelukan perempuan lain. Namun jika itu demi kebaikan nya, aku akan lakukan.

Cemas, dan takut serta gelisah memikirkan kebaikan mas yoga padaku, yang aku tak tau harus dengan apa membalasnya.
Dia, menginginkan ku. Tapi aku masih sangat mencintai suamiku. Bukankah tidak enak, jika aku hidup denganya, namun hatiku ada pada orang lain. Otakku memikirkan hal lain. Dia pasti akan sangat tersakiti.

"Jangan memikirkan yang lain dulu renata.. Tenangkan dirimu." ujar mas yoga seolah ia bisa membaca pikiran ku.

Mataku tertuju pada kedua peran utama diacara itu. Menatap lurus pada dua orang insan yang duduk berdampingan.

Jauh sekali, hingga aku tidak bisa melihat jelas ekspresi wajahnya.

Kami tidak berani memasuki tempat pertunangan ryan. Aku memilih cadar sebagai penutup wajahku. Takut kalau kalau salah satu di antara penjaga tempat megah itu melihat bahkan mengenal ku.

Aku tidak boleh kembali, semua sudah berbeda, semua sudah berubah.. Ryan dan kehidupan nya, dan aku dengan kehidupan ku.

Aku sangat mengharapkan kebahagiaan nya.

"mang, teteh, silahkan masuk.. Acara nya sudah dimulai daritadi."
Salah satu penjaga menghampiri kami. Dengan logat sundanya, dia menyuruh aku dan mas yoga segera memasuki tempat acara.

Aku menggeleng pelan.
"Kami akan pergi pak."

Tanpa melihat ke arahnya, dengan cepat aku mengajak mas yoga pergi dan kembali ke mobil yang terparkir tak jauh dari situ.

Saat akan membuka mobil, aku mendengar keributan didekat gerbang sana. Aku memperhatikan dengan seksama, dua orang paruh baya sepertinya aku mengenal mereka.

"Ayah, ibu.."
Aku bergumam lirih. Mas yoga yang sudah memasuki mobil mendadak turun kembali dan menghampiri ku.

"Ada apa renata?"

Tiba tiba terjadi kecelakan disana. Dan korban dari kecelakaan tersebut adalah ibuku.

"IBU....!!!!" dengan reflek aku menutup mulut ku lalu berteriak kencang memanggil ibuku.

Entah apalagi ini, mengapa tiada henyi hentinya cobaan datang padaku. Satu persatu orang yang ku sayang direnggut.

Sementara itu, aku merasakan sakit luar biasa pada perutku. Sudah dua hari setiap malam aku merasakan kontraksi.

Tapi pagi ini, mungkinkah aku akan melahirkan? Perkiraan dokter satu minggu dari sekarang.

"Renata!!"
Mataku kembali ke arah sana. Ryan, dia memanggil ku beberapa kali dan nyaris menghampiri ku.

Sebelum aku dibawa masuk oleh mas yoga karna keadaan ku mulai melemah.

Aku hanya bisa melihat nya dari kaca mobil sambil meringis menahan sakit.
Sedikit sedikit bulir air mata turun,

ReversebilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang